Oleh:
Leni
Herdiani, R. Ismet Rohimat
JurusanTeknik Industri Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana
ABSTRAK
Masalah pendistribusian produk merupakan bagian dari suatu kegiatan
perusahaan yang harus diperhatikan karena sifatnya kontinu. Salah satu
keputusan penting yang berkaitan dengan transportasi adalah bagaimana penentuan
rute dan menjadwalkan pengiriman produk sehingga
diperoleh kendaraan yang sesuai dengan kapasitas dan jumlah pengiriman. Permasalahan ini dipandang sebagai salah satu varian dari vehicle routing problem (VRP), sejauh ini pendekatan yang paling terkenal untuk masalah VRP adalah Algoritma Saving dari Clarke Wright, karena algoritma saving mampu menyelesaikan masalah VRP untuk jumlah node yang relatif singkat, serta prosedurnya yang tidak terlalu rumit. Aspek yang diperhatikan adalah jarak, waktu tempuh dan moda yang digunakan yang pada akhirnya bisa ditentukan konsumen mana yang akan dilayani dan urutan konsumen yang akan dikunjungi.
diperoleh kendaraan yang sesuai dengan kapasitas dan jumlah pengiriman. Permasalahan ini dipandang sebagai salah satu varian dari vehicle routing problem (VRP), sejauh ini pendekatan yang paling terkenal untuk masalah VRP adalah Algoritma Saving dari Clarke Wright, karena algoritma saving mampu menyelesaikan masalah VRP untuk jumlah node yang relatif singkat, serta prosedurnya yang tidak terlalu rumit. Aspek yang diperhatikan adalah jarak, waktu tempuh dan moda yang digunakan yang pada akhirnya bisa ditentukan konsumen mana yang akan dilayani dan urutan konsumen yang akan dikunjungi.
Kata
kunci: transportasi, sistem distribusi, vehicle routing problem.
ABSTRACT
Problem of distribution products is part of an enterprises activity that must be considered because it is continuous. One of the important decisions related to transportation is how to determine the route and schedule delivery of products in order to obtain a suitable vehicle with the capacity and number of shipments.
This issue is seen
as one variant of the vehicle routing problem (VRP), the
most popular approach to the
problem of the VRP is the algorithm Saving Clarke Wright, because the algorithm is able to solve VRP saving for a relatively short number of nodes, as well as the procedures that are not too complicated. Aspect to consider is the distance, travel time and mode of use, which in turn can be determined which customers will be served and the order of the consumer to be visited.
Keyword: transportation,
distribution system, vehicle routing problem
PENDAHULUAN
Masalah pendistribusian produk merupakan bagian dari
suatu kegiatan perusahaan yang harus diperhatikan karena sifatnya kontinu. Untuk
itu perlu diperhatikan aspek yang saling berhubungan diantaranya jumlah dan
jenis produk yang dibawa,tipe pelayanan yang diberikan, dan pemilihan rute
perjalanan kendaraan.
PT. Dirgaputra Ekapratama merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dalam pendistribusian produk berupa Spare Part yang
didistribusikan ke beberapa daerah pemasaran, salah satunya, yaitu wilayah Bandung.
Dalam memenuhi permintaan konsumen, perusahaan secara langsung mengirim produk
tanpa memperhatikan rute sehingga biaya pengiriman tinggi.
Pada penelitian ini membahas penentuan rute transportasi
pada sistem distribusi spare part dengan mengambil kasus nyata tentang
pendistribusian spare part dari depot ke sejumlah outlet.
TINJAUAN PUSTAKA
Persoalan pendistribusian barang yang menyangkut masalah
kebutuhan konsumen dapat terpenuhi secara efektif dan efesien. Agar seluruh
aktivitas dan seluruh kegiatan distribusi berjalan dengan lancar dengan sistem
perencanaan distribusi dapat dilakukan dengan optimal, sehingga diharapkan mampu
meningkatkan pengiriman produk kepada konsumen dengan tepat waktu, kapan produk
tersebut harus dikirimkan dan sesuai dengan pesanan yang diperlukan untuk
setiap lokasi pemasaran.
Penentuan rute merupakan salah satu isu yang penting
dalam peren- canaan
transportasi dan distribusi. Secara umum masalah penentuan rute ini dikenal
dengan istilah vehicle routing problem (VRP)
yang dipelopori oleh Dantzig dan Ramser, (1959). Bentuk dasar VRP secara umum
berkaitan dengan masalah penentuan suatu himpunan rute kendaraan (vehicle) yang melayani satu himpunan
konsumen dengan permintaan yang diketahui, dimana suatu rute berawal dan
berakhir pada satu depot dan bertujuan untuk mendapatkan total jarak atau waktu
yang minimum.
Beberapa penerapan mengenai VRP diantaranya masalah
pengum- pulan
sampah (Angelelli dan Speranza, 2002, Tung dan Pinnoi, 2002), masalah rute
sekolah (Corberan et.al., 2002; Delgado-Serna dan Bonrosto, 2000; Li dan Fu,
2002), masalah pengiriman surat kabar (Song, et.al, 2002), pengiriman barang-barang industri (Singer
et.al., 2002), masalah pengiriman makanan dan minuman (Rochat dan Semet, 1994;
Suprayogi, et.al., 2006).
Agar didapat suatu pemecahan yang optimum, maka
diperlukan bantuan suatu metode yang dapat menyelesaikan masalah pendistri- busian. Salah satu
metode yang dapat dipakai dalam menyelesaikan masalah ini adalah dengan
menggunakan metode Algoritma saving dari Clarke Wright yaitu suatu metode yang
membahas tentang masalah pendistri- busian produk gudang (depot) ke tiap lokasi pemesan serta tujuan
yang di inginkan yaitu menentukan rute perjalanan, jumlah dan jenis kendaraan
pengangkut dari depot ketiap node.
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Mengacu pada model rute pendistribusian minuman ringan
(Suprayogi et.al, 2006), maka pada penelitian ini akan membahas rute
pendistribusian untuk spare part dari
depot distributor ke sejumlah outlet
(Gambar 1).
Output dari pengembangan model adalah dapat menentukan
rute pendistribusian spare part
dengan jumlah kendaraan yang dipakai sehingga pada akhirnya diperoleh biaya
yang optimal.
Asumsi
1.
Rata-rata tenaga kerja untuk
satu kendaraan angkut adalah 2 orang. Dengan asumsi satu orang berada di dalam
kendaraan angkut dan satu orang sebagai tenaga pengangkut.
2.
Total waktu bongkar yang
diperlukan adalah 1 menit dapat dihitung berdasarkan banyaknya permintaan yang
akan dikirim ke setiap wilayah pelayanan.
3.
Spare Part yang dikirim berbentuk Dus,
dimana dalam 1 dus terdiri dari 10 Set suku cadang dan sudah di
rata-ratakan bahwa berat satu dus adalah (x = 8,87 kg). Jadi satuan yang
digunakan adalah Kilo Gram (kg) karena satuan inilah yang sangat logis dan
dapat dipakai dalam pengiriman barang.
Sumber Data
Sumber data penelitian pendistribusian spare part dari PT.Dirgaputra Ekapratama
(sebagai depot) berupa data permintaan, moda, pengecer, dari DLLAJR berupa data
kecepatan.
Pengumpulan Data
1. Lokasi Pelayanan dan Jadwal Pengiriman
Lokasi pelayanan dan jadwal pengiriman dapat dilihat di
tabel 1.
Tabel 1 Lokasi wilayah pelayanan
No
|
Wilayah
Pelayanan
|
No
|
Wilayah
Pelayanan
|
1
|
Jl. Soekarno- Hatta I
|
10
|
Jl. Cijerah
|
2
|
Jl. Ciwastra
|
11
|
Jl. Kopo
|
3
|
Jl. Buah Batu
|
12
|
Jl. Gatot Subroto
|
4
|
Jl. Achmad yani
|
13
|
Ujung Berung
|
5
|
Jl. Banceuy
|
14
|
Jl. M. Toha
|
6
|
Jl. Suka Jadi
|
15
|
Jl. PHH Mustofa
|
7
|
Jl. Pungkur
|
16
|
Jl. Setia Budi
|
8
|
Jl. Soekarno Hatta II
|
17
|
Lembang
|
9
|
Jl.Jend Sudirman
|
18
|
Cimahi
|
Pengiriman Spare Part dilaku- kan setiap hari sekali
yaitu 6 kali dalam seminggu.
2. Kecepatan Kendaraan
- Pada jam 08.00 – 12.00 keadaan jalan tidak terlalu ramai, di mana
orang-orang yang akan pergi bekerja sudah jarang, sehingga dapat dianggap atau
diasumsikan waktu itu sebagai jam tidak sibuk, di mana kecepatan kendaraan
rata-rata adalah 40 km/jam
-
Pada jam 12.00 – 18.00 dianggap
atau diasumsikan jam sibuk, hal ini didasarkan pada waktu karyawan istirahat
dan waktunya pulang anak-anak sekolah. Kecepatan kendaraan rata-rata yang
dipakai adalah 30 km/jam.
3. Permintaan Setiap Wilayah
Pelayanan
Data permintaan dan berdasar- kan periode perminggu yaitu dimulai dari
bulan Mei 2011 sampai dengan bulan juli 2011 (lampiran 1). Dilihat dari
klasifikasinya, Spare Part terdiri
dari berbagai macam jenis produk dan merk yang berbeda-beda serta berat produk berbeda pula. Satuan yang digunakan adalah satuan dalam
set.
4. Waktu Bongkar dan Waktu Istirahat
Berat Spare Part 1 Dus yang diangkut rata-rata adalah 8,87 kg. waktu untuk
memindahkan 1 Dus dari kendaraan ke gudang pengecer kurang lebih 1 menit. Asumsi rata-rata tenaga kerja untuk satu
kendaraan angkut adalah 2 orang. satu orang berada di dalam kendaraan angkut
dan satu orang sebagai tenaga pengangkut. Waktu istirahat bagi setiap
pengiriman dibutuhkan waktu rata-rata 5 menit.
5. Waktu yang Tersedia Untuk Pengiriman
Waktu pendistribusian Spare Part mulai pukul 09.00 pagi dan
kembali paling lambat 16.00 sore. Sehingga waktu yang disediakan oleh
perusahaan adalah 7 jam (420 menit).
6. Jumlah dan Kapasitas Muat
Kendaraan
PT. Dirgaputra Ekapratama Bandung saat ini memiliki 9 unit kendaraan pengangkut
dengan perincian sebagai berikut :
a.
Untuk pendistribusian barang di dalam kota
(kota Bandung) terdiri dari :
1)
Mobil Box Cold Diesel dengan
kapasitas muat 1200 kg : 2 unit
2) Mobil Box dengan
kapasitas muat 850 kg : 1 unit
b. Sedangkan untuk
pendistribusian barang keluar kota terdiri dari :
1) Truk Double dengan kapasitas muat 4.800 kg
: 3 (tiga) unit
2) Truk Engkel Colt Diesel dengan
kapasitas 3000 kg : 3 (tiga) unit
7. Jarak Antar Lokasi
Berdasarkan hasil pengolahan
data menggunakan Program ELCEE-JJDB 2005, dan juga keterangan dari pihak DLLAJR. Jarak antar
lokasi pelanggan yang ada dalam Tabel 3 merupakan matrik yang berukuran n x
n matrik ini bersifat simetris dimanan harga di atas dan di bawah diagonal adalah sama. Jarak dalam
bentuk matrik ini dijadikan dasar input dalam perhitungan nilai saving. Untuk
lebih jelasnya nilai saving dapat dilihat pada lampiran 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Nilai Saving
Penentuan rute pengiriman ini
dilakukan berdasarkan prioritas yang dimiliki setiap prioritas mungkin memiliki
lebih dari satu rute pengiriman dan ini tergantung dari besarnya permintaan
dari setiap lokasi pelanggan, waktu yang tersedia untuk pengiriman dan
kapasitas dari kendaraan angkut yang mungkin digunakan. Berdasarkan matrik
jarak yang telah diperoleh sebaiknya (lampiran 2), maka nilai saving adalah:
S(i,j) = d(0,i) + d(0,j) – d(i,j)
Contoh perhitungan pada link atau node 1.2 untuk
Jl. Soekarno Hatta I dan Ciwastra dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini :
S(1,2) = d(0,1) + d(0,2) – d(1,2)
= (10,27 +
12,17) – 3,18
= 19,78 km
Setelah didapat nilai saving untuk tiap lokasi pelanggan maka
nilai-nilai saving tersebut diurutkan dari yang terbesar hingga yang terkecil,
di mana nilai saving
yang terbesar diprioritaskan untuk diperiksa terlebih dahulu. Hasil nilai per- hitungan nilai saving pelanggan
ini dapat dilihat pada lampiran 3.
Peramalan Permintaan
Pola data permintaan produk Spare Part bulan Mei sampai dengan Juli 2011 setelah di agregasi
seperti pada Gambar 1.
Pola data memiliki sifat trend, yaitu ada kecenderungan naik dan turun sehingga metode yang cocok adalah Double Exsponential
Smoothing, dan
Linier Trend. Mengingat permintaan spare
part ini cukup besar, maka prediksi spare
part ini dilakukan setiap bulan. Dari kedua metode tersebut yang memiliki
MAD terkecil adalah Linier trend 170,73, sehingga hasil peramalan (lampiran 4)
dari metode tersebut bisa dipakai untuk pengolahan selanjutnya
Penentuan Rute
Perhitungan Waktu Tempuh Kendaraan
Tujuan dari langkah ini adalah menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan
angkut untuk melayani semua lokasi pelanggan, dimana waktu tempuh yang
diperlukan oleh kendaraan angkut dari satu lokasi pelanggan ke lokasi pelanggan
yang lain didasarkan pada jarak dikalikan dengan rata-rata laju kendaraan untuk
tiap kilo meternya yaitu 30 km/jam atau sama dengan 2 menit untuk setiap 1 km.
untuk lebih jelasnya waktu tempuh kendaraan angkut dari satu lokasi ke lokasi
lainnya dapat dilihat pada lampiran 5.
Penentuan Rute Pengiriman Tiap Pelanggan
Dalam membentuk rute, maka
sebelumnya harus ditentukan peng- urutan nilai saving. Dalam pengurutan
nilai saving ini dilihat dari nilai yang terbesar hingga yang terkecil yang ada
dalam Tabel 16, Misalnya pada Tabel 16 nilai saving yang terbesar terdapat pada link 1-2 (lihat pada baris
ke-1 pada kolom ke-2) yaitu nilai di atas diagonal sama
dengan 19,78 sedang- kan nilai saving yang terkecil terdapat
pada link 11-18 (baris ke-11 dan kolom ke-18) yaitu sama dengan 1,40 untuk
pengurutan nilai saving yang lainnya dapat dilihat pada lampiran 6.
Urutan kunjungan yang ter- bentuk akan merupakan suatu rute yang dimulai dan
diakhiri pada suatu depot yang sama, yaitu PT.Dirgaputra Ekapratama Bandung.
Pada pem- bentukan
rute ini didasarkan pada pasangan-pasangan lokasi (link) yang digabungkan
secara berurutan sampai semua lokasi pelanggan dapat dimasukan kedalam suatu
rute dengan memperhatikan kendala yang ada, yaitu jumlah permintaan pelanggan,
kapasitas kendaraan angkut yang digunakan, dan waktu yang tersedia untuk
pengiriman.
Pasangan-pasangan lokasi pelanggan dibentuk berdasarkan
penghematan yang akan diperoleh dengan menggabungkan dua lokasi dalam satu
rute.
Untuk lebih jelasnya proses
pembentukan rute pendistribusian produk Spare
Part berdasarkan pengurutan nilai saving
(lampiran 6) dan kriteria-kriteria yang ada sebelum- nya, seperti pada Tabel 2.
Kendaraan angkut yang dipakai
yaitu:
1. Mobil Box Colt Diesel (K1 & K2) dengan
kapasitas = 1200 kg (2 unit)
2. Mobil Box
L500 (K3)dengan kapasitas = 850 kg (1 unit).
Berdasarkan urutan nilai saving dari yang terbesar hingga yang terkecil, maka rute
distribusi yang terbentuk adalah:
1.
0 – 1 - 2 – 0 (Depot [PT.DE]–Soekarno Hatta I–Ciwastra– Depot)
2.
0 – 3 – 8 – 0 (Depot–Buah Batu–Soekarno Hatta II – Depot)
3.
0 – 7 – 12 – 0 (Depot–Pungkur-Gatot
Subroto–Depot)
4. 0 – 4 – 13 – 15 – 0 (Depot–Ahmad Yani–Ujung Berung-Phh Mustofa
– Depot)
5.
0 – 11 – 5 – 0 (Depot– Kopo- Banceuy – Depot )
6.
0 – 6 – 17 – 0 (Depot–Suka Jadi–Lembang– Depot)
7.
0 – 18 – 10 – 9 – 0 (Depot–
Cimahi–Cijerah–Sudirman– Depot)
Hasil Proses pembentukan rute pada Tabel 3. Setelah
dilakukan pembagian jumlah muatan yang akan dikirim per hari untuk setiap
pelanggan, Tabel
4. berikut ini merupakan pembentukan rute untuk setiap wilayah pelayanan
beserta waktunya. Alat angkut
yang diguna- kan (Tabel 4) adalah 1 unit Mobil Box Colt
Diesel (K1) dengan kapasitas 1200 kg. Jumlah Spare Part yang dikirim 561 Set.
Alat angkut yang digunakan
(tabel 5) adalah 1 unit Mobil Box Colt Diesel dengan kapasitas 1200 kg, jumlah Spare Part yang
dikirim 508 Set.
Berdasarkan urutan nilai saving dari yang terbesar hingga yang terkecil, serta
kriteria-kriteria yang telah di tetapkan, maka rute distribusi yang terbentuk
adalah:
0 – 14 – 0 (Depot–Moh Toha–
Depot)
Setelah dilakukan pembentukan rute (Tabel 7) untuk setiap
wilayah pelayanan, dengan menggunakan kendaraan angkut kapasitas 850 kg.
Alat angkut yang digunakan 1 unit Mobil Box dengan
kapasitas 850 kg, Jumlah Spare Part yang dikirim 78 Set.
Adapun hasil dari gambar pem- bentukan rute yang
dibuat berdasarkan kriteria-kriteria yang ada dapat dilihat pada Gambar 2.
KESIMPULAN
1.
Rute yang dilalui oleh
kendaraan angkut dalam melakukan pengi- riman Spare Part terdapat 2 (Dua) kelompok
wilayah pelayanan yang berbeda yaitu :
a.
Kelompok kendaraan angkut dengan kapasitas 1200 kg,
terbentuk 7 rute dengan jenis mobil Box Cold Diesel (K1&K2) sebanyak 2
unit. Jadwal pengiriman setiap hari
b.
Kelompok kendaraan angkut
dengan kapasitas 850 kg terbentuk 1 rute
dengan jenis mobil Box (K3) = 1 unit. Jadwal pengiriman setiap hari.
2.
Waktu kedatangan Spare Part ke setiap pelanggan untuk
masing-masing kendaraan angkut seperti pada Tabel 4, 5 dan 7.
Penelitian lebih lanjut disaran- kan untuk menghitung
biaya transportasi dengan rute yang telah terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Balou,
Ronald. H, 1999, “Bussines Logistic Management”, Second
Edition, Prentice-Hall. Inc, Englewood Clift, New Jersey.
Dantzig, G.B., Ramser, J.H, 1959, The Truck Dispatching Problem, Management Science 6.
Gaspersz, V. Dantzig, 1995, Sistem
Penentuan Rute Armada Kendaraan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suprayogi,
Nurbahagia S, Widjaja T, 2006, Analisis Rute Distribusi terhadap Peningkatan
Efisiensi Performansi Logistik, Jurnal Teknik dan Manajemen Industri, vol 26, ITB.