Tentang SosioHumanitas Unla

SosioHumanitas Unla merupakan Jurnal Ilmu-ilmu Sosial & Humaniora Universitas Langlangbuana.

Sosiohumanitas berisi karya ilmiah hasil penelitian atau pemikiran berdasarkan kajian literatur yang dimuat dalam bentuk media cetak oleh LPPM Universitas Langlangbuana Bandung.

Materi yang dibahas mencakup masalah dan isu-isu yang aktual mengenai aspek sosial budaya dan kemanusiaan lainnya.

ISSN 1410-9263.

Analisis Penentuan Rute Optimal Berdasarkan Jarak dan Waktu pada Sistem Distribusi Spare Part


Oleh:
Leni Herdiani, R. Ismet Rohimat
JurusanTeknik Industri Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana



ABSTRAK

Masalah pendistribusian produk merupakan bagian dari suatu kegiatan perusahaan yang harus diperhatikan karena sifatnya kontinu. Salah satu keputusan penting yang berkaitan dengan transportasi adalah bagaimana penentuan rute dan menjadwalkan pengiriman produk sehingga
diperoleh kendaraan yang sesuai dengan kapasitas dan jumlah pengiriman. Permasalahan ini dipandang sebagai salah satu varian dari vehicle routing problem (VRP), sejauh ini pendekatan yang paling terkenal untuk masalah VRP adalah Algoritma Saving dari Clarke Wright, karena algoritma saving mampu menyelesaikan masalah VRP untuk jumlah node yang relatif singkat, serta prosedurnya yang tidak terlalu rumit. Aspek yang diperhatikan adalah jarak, waktu tempuh dan moda yang digunakan yang pada akhirnya bisa ditentukan konsumen mana yang akan dilayani dan urutan konsumen yang akan dikunjungi.
Kata kunci: transportasi, sistem distribusi, vehicle routing problem.

ABSTRACT

Problem of distribution products is part of an enterprises activity that must be considered because it is continuous. One of the important decisions related to transportation is how to determine the route and schedule delivery of products in order to obtain a suitable vehicle with the capacity and number of shipments. This issue is seen as one variant of the vehicle routing problem (VRP), the most popular approach to the problem of the VRP is the algorithm Saving Clarke Wright, because the algorithm is able to solve VRP saving for a relatively short number of nodes, as well as the procedures that are not too complicated. Aspect to consider is the distance, travel time and mode of use, which in turn can be determined which customers will be served and the order of the consumer to be visited.
Keyword: transportation, distribution system, vehicle routing problem



PENDAHULUAN
Masalah pendistribusian produk merupakan bagian dari suatu kegiatan perusahaan yang harus diperhatikan karena sifatnya kontinu. Untuk itu perlu diperhatikan aspek yang saling berhubungan diantaranya jumlah dan jenis produk yang dibawa,tipe pelayanan yang diberikan, dan pemilihan rute perjalanan kendaraan.




PT. Dirgaputra Ekapratama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam pendistribusian produk berupa Spare Part yang didistribusikan ke beberapa daerah pemasaran, salah satunya, yaitu wilayah Bandung. Dalam memenuhi permintaan konsumen, perusahaan secara langsung mengirim produk tanpa memperhatikan rute sehingga biaya pengiriman tinggi.
Pada penelitian ini membahas penentuan rute transportasi pada sistem distribusi spare part dengan mengambil kasus nyata tentang pendistribusian spare part dari depot ke sejumlah outlet.

TINJAUAN PUSTAKA
Persoalan pendistribusian barang yang menyangkut masalah kebutuhan konsumen dapat terpenuhi secara efektif dan efesien. Agar seluruh aktivitas dan seluruh kegiatan distribusi berjalan dengan lancar dengan sistem perencanaan distribusi dapat dilakukan dengan optimal, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pengiriman produk kepada konsumen dengan tepat waktu, kapan produk tersebut harus dikirimkan dan sesuai dengan pesanan yang diperlukan untuk setiap lokasi pemasaran.
Penentuan rute merupakan salah satu isu yang penting dalam peren- canaan transportasi dan distribusi. Secara umum masalah penentuan rute ini dikenal dengan istilah vehicle routing problem (VRP) yang dipelopori oleh Dantzig dan Ramser, (1959). Bentuk dasar VRP secara umum berkaitan dengan masalah penentuan suatu himpunan rute kendaraan (vehicle) yang melayani satu himpunan konsumen dengan permintaan yang diketahui, dimana suatu rute berawal dan berakhir pada satu depot dan bertujuan untuk mendapatkan total jarak atau waktu yang minimum.
Beberapa penerapan mengenai VRP diantaranya masalah pengum- pulan sampah (Angelelli dan Speranza, 2002, Tung dan Pinnoi, 2002), masalah rute sekolah (Corberan et.al., 2002; Delgado-Serna dan Bonrosto, 2000; Li dan Fu, 2002), masalah pengiriman surat kabar (Song, et.al, 2002), pengiriman barang-barang industri (Singer et.al., 2002), masalah pengiriman makanan dan minuman (Rochat dan Semet, 1994; Suprayogi, et.al., 2006).
Agar didapat suatu pemecahan yang optimum, maka diperlukan bantuan suatu metode yang dapat menyelesaikan masalah pendistri- busian. Salah satu metode yang dapat dipakai dalam menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan metode Algoritma saving dari Clarke Wright yaitu suatu metode yang membahas tentang masalah pendistri- busian produk gudang (depot) ke tiap lokasi pemesan serta tujuan yang di inginkan yaitu menentukan rute perjalanan, jumlah dan jenis kendaraan pengangkut dari depot ketiap node.

METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Mengacu pada model rute pendistribusian minuman ringan (Suprayogi et.al, 2006), maka pada penelitian ini akan membahas rute pendistribusian untuk spare part dari depot distributor ke sejumlah outlet (Gambar 1).


Gambar 1 Skema sistem kajian

Output dari pengembangan model adalah dapat menentukan rute pendistribusian spare part dengan jumlah kendaraan yang dipakai sehingga pada akhirnya diperoleh biaya yang optimal.

Asumsi
1.    Rata-rata tenaga kerja untuk satu kendaraan angkut adalah 2 orang. Dengan asumsi satu orang berada di dalam kendaraan angkut dan satu orang sebagai tenaga pengangkut.
2.    Total waktu bongkar yang diperlukan adalah 1 menit dapat dihitung berdasarkan banyaknya permintaan yang akan dikirim ke setiap wilayah pelayanan.
3.    Spare Part yang dikirim berbentuk Dus,  dimana dalam 1 dus terdiri dari 10 Set suku cadang dan sudah di rata-ratakan bahwa berat satu dus adalah (x = 8,87 kg). Jadi satuan yang digunakan adalah Kilo Gram (kg) karena satuan inilah yang sangat logis dan dapat dipakai dalam pengiriman barang.

Sumber Data
Sumber data penelitian pendistribusian spare part dari PT.Dirgaputra Ekapratama (sebagai depot) berupa data permintaan, moda, pengecer, dari DLLAJR berupa data kecepatan.

Pengumpulan Data
1.    Lokasi Pelayanan dan Jadwal Pengiriman
Lokasi pelayanan dan jadwal pengiriman dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1 Lokasi wilayah pelayanan

No
Wilayah Pelayanan
No
Wilayah Pelayanan
1
Jl. Soekarno- Hatta I
10
Jl. Cijerah
2
Jl. Ciwastra
11
Jl. Kopo
3
Jl. Buah Batu
12
Jl. Gatot Subroto
4
Jl. Achmad yani
13
Ujung Berung
5
Jl. Banceuy
14
Jl. M. Toha
6
Jl. Suka Jadi
15
Jl. PHH Mustofa
7
Jl. Pungkur
16
Jl. Setia Budi
8
Jl. Soekarno Hatta II
17
Lembang
9
Jl.Jend Sudirman
18
Cimahi

Pengiriman Spare Part dilaku- kan setiap hari sekali yaitu 6 kali dalam seminggu.
2.    Kecepatan Kendaraan
-     Pada jam 08.00 – 12.00 keadaan jalan tidak terlalu ramai, di mana orang-orang yang akan pergi bekerja sudah jarang, sehingga dapat dianggap atau diasumsikan waktu itu sebagai jam tidak sibuk, di mana kecepatan kendaraan rata-rata adalah 40 km/jam
-     Pada jam 12.00 – 18.00 dianggap atau diasumsikan jam sibuk, hal ini didasarkan pada waktu karyawan istirahat dan waktunya pulang anak-anak sekolah. Kecepatan kendaraan rata-rata yang dipakai adalah 30 km/jam.

3.    Permintaan Setiap Wilayah Pelayanan
Data permintaan dan berdasar- kan periode perminggu yaitu dimulai dari bulan Mei 2011 sampai dengan bulan juli 2011 (lampiran 1). Dilihat dari klasifikasinya, Spare Part terdiri dari berbagai macam jenis produk dan merk yang berbeda-beda serta berat produk berbeda pula. Satuan yang digunakan adalah satuan dalam set.

4.    Waktu Bongkar dan Waktu Istirahat
Berat Spare Part 1 Dus yang diangkut rata-rata adalah 8,87 kg. waktu untuk memindahkan 1 Dus dari kendaraan ke gudang pengecer kurang lebih 1 menit. Asumsi rata-rata tenaga kerja untuk satu kendaraan angkut adalah 2 orang. satu orang berada di dalam kendaraan angkut dan satu orang sebagai tenaga pengangkut. Waktu istirahat bagi setiap pengiriman dibutuhkan waktu rata-rata 5 menit.

5.    Waktu yang Tersedia Untuk Pengiriman 
Waktu pendistribusian Spare Part mulai pukul 09.00 pagi dan kembali paling lambat 16.00 sore. Sehingga waktu yang disediakan oleh perusahaan adalah 7 jam (420 menit).

6.    Jumlah dan Kapasitas Muat Kendaraan
PT. Dirgaputra Ekapratama Bandung saat ini memiliki 9 unit kendaraan pengangkut dengan perincian sebagai berikut :
a.    Untuk pendistribusian barang di dalam kota (kota Bandung) terdiri dari :
1)   Mobil Box Cold Diesel dengan kapasitas muat 1200 kg : 2 unit
2)   Mobil Box dengan kapasitas muat  850  kg : 1 unit 
b.    Sedangkan untuk pendistribusian barang keluar kota terdiri dari :
1)   Truk Double dengan kapasitas muat 4.800 kg : 3 (tiga) unit
2)   Truk Engkel Colt Diesel dengan kapasitas  3000  kg : 3 (tiga) unit

7.    Jarak Antar Lokasi
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Program ELCEE-JJDB 2005, dan juga  keterangan dari pihak DLLAJR. Jarak antar lokasi pelanggan yang ada dalam Tabel 3 merupakan matrik yang berukuran n x n matrik ini bersifat simetris dimanan harga di atas dan di bawah diagonal adalah sama. Jarak dalam bentuk matrik ini dijadikan dasar input dalam perhitungan nilai saving. Untuk lebih jelasnya nilai saving dapat dilihat pada lampiran 2.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Nilai Saving
Penentuan rute pengiriman ini dilakukan berdasarkan prioritas yang dimiliki setiap prioritas mungkin memiliki lebih dari satu rute pengiriman dan ini tergantung dari besarnya permintaan dari setiap lokasi pelanggan, waktu yang tersedia untuk pengiriman dan kapasitas dari kendaraan angkut yang mungkin digunakan. Berdasarkan matrik jarak yang telah diperoleh sebaiknya (lampiran 2), maka nilai saving adalah:
S(i,j) = d(0,i) + d(0,j) – d(i,j)
Contoh perhitungan pada link atau node 1.2 untuk Jl. Soekarno Hatta I dan Ciwastra dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini :
S(1,2)  = d(0,1) + d(0,2) – d(1,2)
= (10,27 + 12,17) – 3,18 
= 19,78 km
Setelah didapat nilai saving untuk tiap lokasi pelanggan maka nilai-nilai saving tersebut diurutkan dari yang terbesar hingga yang terkecil, di mana nilai saving yang terbesar diprioritaskan untuk diperiksa terlebih dahulu. Hasil nilai per- hitungan nilai saving pelanggan ini dapat dilihat pada lampiran 3.

Peramalan Permintaan
Pola data permintaan produk Spare Part bulan Mei sampai dengan Juli 2011 setelah di agregasi seperti pada Gambar 1.
Pola data memiliki sifat trend, yaitu ada kecenderungan naik dan turun sehingga metode yang cocok adalah Double Exsponential Smoothing, dan Linier Trend. Mengingat permintaan spare part ini cukup besar, maka prediksi spare part ini dilakukan setiap bulan. Dari kedua metode tersebut yang memiliki MAD terkecil adalah Linier trend 170,73, sehingga hasil peramalan (lampiran 4) dari metode tersebut bisa dipakai untuk pengolahan selanjutnya   


Gambar 1 Plot Data Permintaan Spare Part

Penentuan Rute
Perhitungan Waktu Tempuh Kendaraan
Tujuan dari langkah ini adalah menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan angkut untuk melayani semua lokasi pelanggan, dimana waktu tempuh yang diperlukan oleh kendaraan angkut dari satu lokasi pelanggan ke lokasi pelanggan yang lain didasarkan pada jarak dikalikan dengan rata-rata laju kendaraan untuk tiap kilo meternya yaitu 30 km/jam atau sama dengan 2 menit untuk setiap 1 km. untuk lebih jelasnya waktu tempuh kendaraan angkut dari satu lokasi ke lokasi lainnya dapat dilihat pada lampiran 5.

Penentuan Rute Pengiriman Tiap Pelanggan
Dalam membentuk rute, maka sebelumnya harus ditentukan peng- urutan nilai saving. Dalam pengurutan nilai saving ini dilihat dari nilai yang terbesar hingga yang terkecil yang ada dalam Tabel 16, Misalnya pada Tabel 16 nilai saving yang terbesar terdapat pada link 1-2 (lihat pada baris ke-1 pada kolom ke-2) yaitu nilai di atas diagonal sama dengan 19,78 sedang- kan nilai saving yang terkecil terdapat pada link 11-18 (baris ke-11 dan kolom ke-18) yaitu sama dengan 1,40 untuk pengurutan nilai saving yang lainnya dapat dilihat pada lampiran 6.
Urutan kunjungan yang ter- bentuk akan merupakan suatu rute yang dimulai dan diakhiri pada suatu depot yang sama, yaitu PT.Dirgaputra Ekapratama Bandung. Pada pem- bentukan rute ini didasarkan pada pasangan-pasangan lokasi (link) yang digabungkan secara berurutan sampai semua lokasi pelanggan dapat dimasukan kedalam suatu rute dengan memperhatikan kendala yang ada, yaitu jumlah permintaan pelanggan, kapasitas kendaraan angkut yang digunakan, dan waktu yang tersedia untuk pengiriman.
Pasangan-pasangan lokasi pelanggan dibentuk berdasarkan penghematan yang akan diperoleh dengan menggabungkan dua lokasi dalam satu rute.
Untuk lebih jelasnya proses pembentukan rute pendistribusian produk Spare Part berdasarkan pengurutan nilai saving (lampiran 6) dan kriteria-kriteria yang ada sebelum- nya, seperti pada Tabel 2.
Kendaraan angkut yang dipakai yaitu:
1.      Mobil Box Colt Diesel (K1 & K2) dengan kapasitas = 1200 kg (2 unit)
2.      Mobil Box  L500 (K3)dengan kapasitas = 850 kg (1 unit).





Berdasarkan urutan nilai saving dari yang terbesar hingga yang terkecil, maka rute distribusi yang terbentuk adalah:
1.    0 – 1 - 2 – 0  (Depot [PT.DE]–Soekarno Hatta I–Ciwastra– Depot)
2.    0 – 3 – 8 – 0  (Depot–Buah Batu–Soekarno Hatta II – Depot)
3.    0 – 7 – 12 – 0 (Depot–Pungkur-Gatot Subroto–Depot)
4.    0 – 4 – 13 – 15 – 0  (Depot–Ahmad Yani–Ujung Berung-Phh Mustofa – Depot)
5.    0 – 11 – 5 – 0 (Depot– Kopo- Banceuy – Depot )
6.    0 – 6 – 17 – 0  (Depot–Suka Jadi–Lembang– Depot)
7.    0 – 18 – 10 – 9 – 0 (Depot– Cimahi–Cijerah–Sudirman– Depot)

Hasil Proses pembentukan rute pada Tabel 3. Setelah dilakukan pembagian jumlah muatan yang akan dikirim per hari untuk setiap pelanggan, Tabel 4. berikut ini merupakan pembentukan rute untuk setiap wilayah pelayanan beserta waktunya. Alat angkut yang diguna- kan (Tabel 4) adalah 1 unit Mobil Box Colt Diesel (K1) dengan kapasitas 1200 kg. Jumlah Spare Part yang dikirim 561 Set.
Alat angkut yang digunakan (tabel 5) adalah 1 unit Mobil Box Colt Diesel dengan kapasitas 1200 kg, jumlah Spare Part yang dikirim 508 Set.










Berdasarkan urutan nilai saving dari yang terbesar hingga yang terkecil, serta kriteria-kriteria yang telah di tetapkan, maka rute distribusi yang terbentuk adalah:
0 – 14  – 0 (Depot–Moh Toha– Depot)
Setelah dilakukan pembentukan rute (Tabel 7) untuk setiap wilayah pelayanan, dengan menggunakan kendaraan angkut kapasitas 850 kg.

Alat angkut yang digunakan 1 unit Mobil Box dengan kapasitas 850 kg, Jumlah Spare Part yang dikirim 78 Set.
Adapun hasil dari gambar pem- bentukan rute yang dibuat berdasarkan kriteria-kriteria yang ada dapat dilihat pada Gambar 2.






KESIMPULAN
1.        Rute yang dilalui oleh kendaraan angkut dalam melakukan pengi- riman Spare Part terdapat 2 (Dua) kelompok wilayah pelayanan yang berbeda yaitu  :
a.    Kelompok  kendaraan angkut dengan kapasitas 1200 kg, terbentuk 7 rute dengan jenis mobil Box Cold Diesel (K1&K2) sebanyak 2 unit. Jadwal pengiriman setiap hari
b.    Kelompok kendaraan angkut dengan kapasitas 850 kg  terbentuk 1 rute dengan jenis mobil Box (K3) = 1 unit. Jadwal pengiriman setiap hari.
2.        Waktu kedatangan Spare Part ke setiap pelanggan untuk masing-masing kendaraan angkut seperti pada Tabel 4, 5 dan 7.
Penelitian lebih lanjut disaran- kan untuk menghitung biaya transportasi dengan rute yang telah terbentuk.

DAFTAR PUSTAKA


Balou, Ronald. H, 1999, “Bussines Logistic Management”, Second Edition, Prentice-Hall. Inc, Englewood Clift, New Jersey.
Dantzig, G.B., Ramser, J.H, 1959, The Truck Dispatching Problem, Management Science 6.
Gaspersz, V. Dantzig, 1995, Sistem Penentuan Rute Armada Kendaraan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suprayogi, Nurbahagia S, Widjaja T, 2006, Analisis Rute Distribusi terhadap Peningkatan Efisiensi Performansi Logistik, Jurnal Teknik dan Manajemen Industri, vol 26, ITB.