Tentang SosioHumanitas Unla

SosioHumanitas Unla merupakan Jurnal Ilmu-ilmu Sosial & Humaniora Universitas Langlangbuana.

Sosiohumanitas berisi karya ilmiah hasil penelitian atau pemikiran berdasarkan kajian literatur yang dimuat dalam bentuk media cetak oleh LPPM Universitas Langlangbuana Bandung.

Materi yang dibahas mencakup masalah dan isu-isu yang aktual mengenai aspek sosial budaya dan kemanusiaan lainnya.

ISSN 1410-9263.

Studi Kenyamanan Desain Meja Kursi di Ruang Kelas Sekolah Dasar


 (Studi kasus: Sekolah Dasar Negeri Sukapura Kota Bandung)

Oleh:
Siti Rosimah, Sally Octaviana
Jurusan Teknik Industri, Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Langlangbuana
e-mail: RosimahSiti@gmail.com; sallyoctaviana@gmail.com



ABSTRAK

Sarana dan prasarana di dalam suatu kelas mempengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana sekolah dasar dan madrasah selain itu juga
menetapkan PERMENDIKNAS nomor 3 tahun 2009 tentang standar meubelair Sekolah Dasar (SD), agar semua sekolah maupun madrasah yang dibangun baik sekolah negeri maupun swasta memenuhi standar minimal tersebut. Oleh karena itu meubelair SD harus mengikuti standar yang ditetapkan tersebut. Padahal dimensi tubuh anak kelas dari kelas satu SD hingga kelas enam SD berkembang secara signifikan sehingga dapat mempengaruhi kenyamanan dalam menggunakan meja kursi tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai kenyamanan penggunaan meja kursi siswa SD. Penelitian dilakukan di SDN Sukapura Kiaracondong di kota Bandung, dialukan dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan responden yang dipilih secara acak dari setiap tingkatan kelas dari kelas dua hingga kelas enam. Hasil penelitian menunjukkan dimensi meja yang ada cukup memberikan kenyamanan walaupun masih kurang memenuhi prinsip-prinsip ergonomi tetapi kursinya tidak. Sedangkan meja dan kursi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk dapat menentukan kenyamanan murid. Dari hasil korelasi antar variabel dapat disimpulkan bahwa kesesuaian ukuran antara kursi dan meja yang digunakan merupakan hal yang paling utama menentukan kenyamanan siswa.
Kata kunci: desain meja kursi, Sekolah Dasar.


ABSTRACT

Facilities and infrastructure in a classroom affects the quality of learning in schools. Therefore, the government has set Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) No. 24 of 2007 concerning the standard of facilities and infrastructure elementary schools and madrasah and also sets PERMENDIKNAS No. 3 of 2009 on a standard meubelair Elementary School (SD), so that all schools and madrasah built both public and private schools to meet these minimum standards. Consequently every SD must follow the standards set. Though the dimensions of the child's body from grade one to grade six elementary school expanded significantly then could be affected in the comfort using these meubelair. Therefore, it is necessary to research on the convenience of using desk chairs in elementary school. The study was conducted in SDN Sukapura Kiaracondong in Bandung City, using the enclosed questionnaire. Respondents were randomly selected from each grade level from grade two to grade six. The results showed that there was sufficient dimension tables provide comfort although still not meet the principles of ergonomics. But it wasn’t found in the chair. While the tables and chairs is a unity that the dimension should be appropriate in order to determine the comfort of the students. From the results of the correlation between variables can be concluded that the congruence between the chair and table size that is used is the most important thing to determine students' convenience.
Keywords: meubelair design, elementary school




PENDAHULUAN
Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan yang memerlukan sarana dan prasarana yang memadai sesuai yang ditetapkan dalam standar. Dengan sarana dan prasarana yang memadai tersebut diharapkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan nyaman sehingga bisa mendukung untuk terbentuk siswa yang cerdas dan produktif. Pemerintah Indonesia menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana sekolah dasar dan madrasah selain itu juga mene- tapkan PERMENDIKNAS Nomor 3 Tahun 2009 tentang standar meubelair Sekolah Dasar (SD), agar semua sekolah maupun madrasah yang dibangun baik sekolah negeri maupun swasta memenuhi standar minimal tersebut.
Siswa  dalam proses pembelajaran di dalam kelas tidak hanya duduk didalam kelas tetapi juga harus bisa menyampaikan hasil pembela- jarannya serta menghubungkan dengan pengalaman hidupnya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Meja dan kursi merupakan sarana utama yang digunakan dalam proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, meja kursi harus memberikan keamanan dan kenyamanan siswa. Faktanya  di setiap sekolah dasar meja kursi yang digunakan  sangat tidak mengakomodasi pertumbuhan anak, karena standar tersebut berlaku untuk semua tingkatan kelas. Padahal dimensi tubuh anak kelas satu sampai dengan tiga memiliki perbedaan yang signifikan dengan anak kelas empat sampai dengan enam. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pengukuran, pemetaan dan analisis terhadap siswa tentang kenyamanan penggunaan meja kursi sekolah selama proses pembelajaran serta keluhan-keluhan fisiologi dan psikologi yang dirasakan oleh siswa.
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukapura Kiaracondong Bandung dengan obyek penelitian adalah siswa kelas dua sampai kelas enam.
Batasan masalahnya adalah:
1.    Siswa yang menjadi sampel penelitian dipilih secara acak dari empat kelas dalam setiap tingkatan yang ada di sekolah tersebut.
2.    Siswa kelas satu tidak disertakan dalam penelitian ini karena anak kelas satu baru sekitar satu bulan dalam mengikuti proses pembelajaran karena bertepatan dengan tahun ajaran baru.
3.    Meja kursi yang digunakan diasumsikan sama meskipun Kenyataannya ada dua jenis kursi yang digunakan.
4.    Seluruh siswa dianggap memiliki kemampuan yang sama dalam menilai.

STUDI PUSTAKA
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Zeller dan Hetser dalam Herdina (2006), menyebutkan bahwa perkembangan jasmani dan psikomotorik anak usia sekolah dasar sudah berkembang baik, naik tangga, loncat ke tanah dengan kedua kaki bersamaan, perkembangan yang baik antara mata dan tangan (fisio – motorik) yang dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar, menangkap bahkan bersepeda.
Menurut Arthur W. Chickering and Zelda F. Gamsons  (dalam Maricopa Community College), siswa  dalam proses pembelajaran didalam kelas tidak hanya duduk didalam kelas, mengerjakan tugas-tugas dan menjawab pertanyaan yang guru ajukan tetapi juga harus bisa menyampaikan hasil pembelajarannya untuk bisa menyampaikan kembali serta menghubungkan dengan pengalaman hidupnya dalam bentuk lisan maupun tulisan sehingga apapun yang dia pelajari merupakan bagian dari kehidupannya. Untuk mewujudkan hal tersebut maka proses pembelajaran yang dilakukan harus memberikan ruang gerak dan kenyamanan siswa dalam melakukan aktivitas menulis, membaca serta diskusi dalam menyelesaikan suatu masalah atau hal lainnya. Sedangkan  hasil penelitian Higgins et. al. (2005) dalam Jacob (2009) bahwa desain lingkungan sekolah baik internal maupun eksternal sangat berpengaruh pada proses pembelajaran baik formal mau- pun informal.

Fasilitas dan Lingkungan Ruang Belajar
Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa desain lingkungan sekolah baik internal maupun eksternal sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa dalam meraih prestasinya karena lingkungan internal yang didesain dengan mempertimbangkan aspek-aspek ergonomi seperti fasilitas yang digunakan, tata letak fasilitasnya dan kondisi lingkungan internalnya Singgih (1995) dalam Nikrirotin (2007).

Desain Ruang Belajar
1.    Desain dan Konfigurasi Ruangan
a.    Konfigurasi ruang kelas yang baik
b.    Penggunaan lantai berundak untuk kelas berkapasitas 40 orang
c.    Ukuran dan tipe furnitur yang digunakan
d.   Tata letak layar proyeksi
e.    Ketinggian langit-langit berdasarkan ketinggian minimum.

2.    Proporsi Ruang
Proporsi ruang berdampak pada kapasitas tempat duduk, garis pandang dan kemampuan siswa dan guru untuk berinteraksi satu sama lain. Ruang kelas yang terlalu lebar memiliki garis pandang yang buruk untuk guru karena terlalu luas dan menyulitkan guru untuk menjaga interaksi dan  kontak mata (eye contact) terhadap seluruh kelas.

3.      Furnitur
Menurut Khanam (2006), furnitur ruang kelas merupakan fasilitas penting yang mendukung kenyamanan, lingkungan ruang kelas yang kondusif bagi para siswa di institusi pendidikan. Kenyamanan dan fungsi utilitas furnitur ruang kelas tergantung pada desain fisik dalam hubungannya dengan struktur fisik dan biomekanik tubuh manusia. Gambar 2.1 menggambarkan dimensi meja kursi dengan bangku.






A-Ketinggian Meja
B-Kedalaman meja
C-Lebar meja
D-Ketinggian pijakan
E-Ketinggian tempat duduk
F-Lebar tempat duduk
G-Lebar belakang tempat duduk





A-Ketinggian Meja
B- Lebar meja
C- Kedalaman meja
D-Ketinggian pijakan
E- Lebar bangku
F- Ketinggian bangku
G-Tinggi belakang sandaran
H-Kedalaman bangku
I-lebar sandaran


Gambar 2. 1. Dimensi Meja dengan kursi dan meja dengan bangku (Khanam, 2006)




Unit furnitur ini memiliki meja dan kursi yang terpisah. Pijakan ditempatkan pada ketinggian 120 mm dan memberikan kenyamanan hingga 60 % terhadap kenyamanan pengguna. Nilai serupa pada dimensi meja yang  direkomendasikan meliputi tinggi tempat duduk, lebar dan kedalaman tempat duduk memberikan kenya- manan hingga 80 persen pada pengguna. Sandaran rendah tidak disarankan dalam desain karena 40 % dari contoh yang ditampilkan tidak memberikan kenyamanan pengguna karena tidak mendukung tulang punggung pengguna. Sebesar 60% sampel menunjukkan bahwa tepian di kedua sisi meja dan kursi dapat memberikan kenyamanan dengan syarat tidak memiliki bentuk yang tajam. Pada penelitian yang dilakukan Khanam (2006) juga ditemukan bahwa ketinggian bangku dirasakan tidak nyaman hingga 60% jika ditempatkan setinggi 530 mm. Sedangkan jika lebar bangku dengan dimensi 1340 mm untuk mengakomodasi 3 orang siswa, 70% menyebutkan nyaman. 
Alternatif model kursi yang digunakan untuk ruang kelas dapat merupakan bangku dengan sandaran tangan seperti yang digambarkan pada Gambar 2.2.





Gambar 2.2. Ragam model kursi dengan sandaran tangan (Khanam, 2006)
               


Sekitar 80% dari contoh mengemukakan bahwa panjang sandaran antara 300 – 305 mm dinilai cukup nyaman, sedangkan jika ketinggian berada 240 mm dirasakan nyaman bagi semua usia. Sekitar 80%, contoh kursi menggunakan tempt penyimpanan buku di bawah tempat duduk sebagai pijakan. Tapi model yang sama ditempatkan  pada ketinggian 100 – 150 mm, dan ketidaknyamanan itu dirasakan oleh 80 – 90% karena mengganggu kenyamanan pangkal paha. Untuk lebih jelas, usulan desain meja kursi dapat dilihat pada Tabel 2.1.



Tabel 2.1. Usulan desain meja dan kursi sesuai faktor ergonomi

ITEM
5%
50%
95%
DESIGN
A
Seat surface height
28.8 cm
35.2 cm
40.4 cm
Adjustable design

Adjustable range
27-33 cm
33-39 cm
39-45 cm

B
Seat surface width
38 cm
38 cm
38 cm
Extremely design
C
Seat surface depth
37 cm
37 cm
37 cm
Average design
D
Seat surface angle
3-5º
3-5º
3-5º
Average design
E
Back support length
30 cm
30 cm
30 cm
Average design
F
Back support width
40 cm
40 cm
40 cm
Extremely design
G
Back support angle
100-105 º
100-105 º
100-105 º
Average design
H
Desk surface height
58 cm
64 cm
70 cm


Adjustable range
56-62 cm
62-68
68-74 cm
Adjustable design
I
Desk width
65 cm
65 cm
65 cm
Average design
J
Desk depth
50 cm
50 cm
50 cm
Average design
K
Desk angle
0~10
0~10
0~10
Average design
L
Drawer width
55 cm
55 cm
55 cm
Average design
Sumber: Rungtai & Yen-yu (...)

           


Penelitian Rungtai dan Yen-Yu (…) menunjukkan adanya penilaian subyektif tentang dimensi ideal yang dilakukan di Taiwan dan negara lainnya. Pada prinsipnya dibagi menjadi 3 kategori yaitu extremely design yang dipertimbangkan bagi mereka yang memiliki sosok ekstrim seperti gemuk, kurus, tinggi dan siswa pendek, average dan adjustable design untuk siswa pada umumnya. Pada Tabel  2.2 ditunjukkan dimensi atau ukuran ideal kursi sekolah bagi siswa.



Tabel . 2.2. Ukuran ideal kursi sekolah siswa

TIPE
115
130
145
160
175
Range of student height
106 – 120.9
121 – 135.9
136 – 150.9
151 – 165.9
166 – 180.9
Seat surface width
30
34
36
38
40
Sumber : Rungtai & Yen-Yu (…)




Menurut lampiran peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2007 tanggal 28 juni 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar menyebutkan syarat meja dan kursi seperti pada Tabel 2.3.



Tabel 2.3. Jenis, rasio dan deskripsi meja kursi

Jenis
Rasio
Deskripsi
Kursi peserta Didik
1 : 1
·     Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
·     Ukuran sesuai dengan kelompok usia peserta didik dan mendukung pembentukan postur tubuh yang baik, minimum dibedakan untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6.
·     Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.

Meja peserta Didik
1 : 1
·     Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
·     Ukuran sesuai dengan kelompok usia peserta didik dan mendukung pembentukan postur tubuh yang baik,
·     minimum dibedakan untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6.
·     Desain memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke bawah meja.





Ergonomi dan Antropometri
Anthropometri menurut Nurmianto (1991) adalah kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Anthropometri ialah persyaratan agar dicapai rancangan yang layak dan berkaitan dengan dimensi tubuh manusia meliputi:
a.    Keadaan, frekuensi dan kesulitan dari tugas pekerjaan berkaitan dengan operasional dari peralatan.
b.    Sikap badan selama tugas-tugas berlangsung dengan menyesuaikan keadaan, frekuensi dan kesulitan pengguna dan memperhatikan lay out furnitur yang memenuhi kemudahan bergerak (Gambar 2.3).





LEGENDA :
A
Seat surface height
B
Seat surface width

Seat surface depth
D
Seat surface angle
E
Back support length
F
Back support width
G
Back support angle
H
Desk surface height
I
Desk width
J
Desk depth
K
Desk angle
L
Drawer width

 

Gambar 2.3. standar ruang gerak bagi manusia



c.    Syarat-syarat untuk kemudahan bergerak yang ditimbulkan oleh tugas-tugas tersebut.
d.   Penambahan dalam dimensi-dimensi kritis dari desain yang ditimbulkan akibat kebutuhan untuk mengatasi rintangan, keamanan dan lainnya.
Posisi tubuh yang benar merupakan tindakan pencegahan bagi nyeri otot (musculoskeletal symptoms). Rasa nyeri ini dihasilkan dari ketidak- nyamanan posisi duduk siswa terhadap furnitur yang tidak berdasarkan standar. Data studi lapangan tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara dimensi tubuh siswa dan furnitur ruang kelas yang diperuntukkan bagi mereka. Kondisi ini menghasilkan efek negatif pada posisi duduk pada anak umumnya khususnya ketika mereka sedang membaca atau menulis.



KERANGKA BERPIKIR
a.    Model Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian merupakan sumber data dan dipilih sebagian saja asal memiliki sifat-sifat yang sama dengan populasinya. (Sudjana N, 2003). Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah siswa kelas 2 sampai dengan kelas 6 Sekolah Dasar Negeri Sukapura Kiaracondong Bandung. Pengambilan data dilakukan menanyai siswa tentang meja kursi yang digunakan dan juga keluhan-keluhan fisiologi dan psikologi  dengan menggunakan kuesioner tertutup.
Masing-masing variabel telah ditetapkan dalam penelitian. Menurut Bungin (2006) agar variabel dapat diukur maka variabel harus dijelaskan kedalam konsep operasional variabel, untuk itu maka variabel harus dijelaskan parameter atau indikator-indikatornya.

b.   Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat menganalisis tentang meja kursi yang digunakan di sekolah dasar selama proses pembelajaran maka dilakukan survey dengan menggunaka kuesioner tertutup terhadap siswa SD pada SDN Sukapura Kiaracondong Bandung. Dalam menentukan responden dilakukan secara acak dalam setiap tingkatan kelas mereka yaitu dari kelas dua sampai dengan kelas enam. Untuk anak kelas lima dan kelas enam kuesioner dibagikan kepada siswa kemudian diberikan penjelasan tentang bagaimana metode pengisian dan makna dari masing-masing item dalam kuesioner. Sedangkan untuk siswa kelas dua sampai dengan kelas empat pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara langsung kepada siswa, hal ini dilakukan karena diasumsikan pemahaman mereka terhadap kalimat-kalimat yang digunakan dalam kuesioner tersebut sangat beragam.
Secara lebih lengkap operasional variabel dapat dlihat pada Tabel 3.1.










Tabel 3.1. Operasional Variabel

Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Sumber
Item
Kenyamanan kursi
Desain fisik kursi dalam hubungannya dengan struktur fisik (anthropometri) dan biomekanik tubuh manusia
·   Ketinggian kursi
·   Lebar alas duduk
·   Panjang alas duduk
·   Tinggi sandaran
·   Lebar sandaran
·   Pajang sandaran
Khanam, 2006

1-6
Kenyamanan meja
Desain fisik meja dalam hubungannya dengan struktur fisik (anthropometri) dan biomekanik tubuh manusia
·   Ketinggian meja
·   Lebar meja
·   Panjang meja
·   Lebar lidah meja
·   Pijakan kaki
Khanam, 2006

7-12
Keluhan fisiologi
Rasa nyeri pada bagian-bagian leher, punggung, pinggang, tangan juga kaki saat siswa duduk lama dalam kelas
·   Rasa pegal pada kaki
·   Rasa pegal bagian pinggang
·   Rasa pegal punggung  pada bagian
·   Rasa pegal pada leher
·   Rasa pegal pada tangan
Watson, et.all, 2002
13-20



Berdasarkan operasional variabel tersebut dibuat kuesioner tertutup untuk kemudian disebarkan ke beberapa anak sebagai kuesoner pendahuluan untuk kemudian dihitung validitas dan reliabilitasnya. Bila sudah valid dan reliabel maka kuesioner tersebut digunakan sebagai kuesioner penelitian.
Kuesioner penelitian tersebut disebarkan kepada siswa-siswa kelas dua sampai dengan kelas enam yang telah dipilih atau ditunjuk oleh guru dengan asumsi siswa tersebut memiliki kemampuan lebih untuk memberikan penilaian atau mengekspresikan apa yang dirasakan dan menuangkannya dalam pernyataan-pernyataan dalam kuesioner
Selain pengumpulan data menggunakan kuesioner, dilakukan juga survey lapangan dengan melakukan pengukuran dimensi meja kursi yang digunakan siswa di dalam kelas. Pengukuran ini diperlukan untuk membandingkan dengan standar dimensi meja kursi yang ditetapkan pemerintah.



c.    Metode Pengolahan Data
Kuesioner yang sudah disebarkan dalam proses pengumpulan data kemudian dikelompokan berdasarkan tingkatan kelasnya, dan dibuat rekapitulasi dalam bentuk tabel Tahapan pengolahan data tersebut adalah:
1.    Uji validitas dan reliabilitas jawaban kuesioner keseluruhan
2.    Uji validitas dan reliabilitas jawaban kuesioner berdasarkan kelompok kelas
3.    Uji distribusi binomial
4.    Menghitung statistik deskriptif
5.    Menghitung korelasi variabel penelitian
6.    Analisis hasil.

Selain melakukan pengolahan data kuesioner juga melakukan perbandingan data survey dimensi meja kursi sekolah yang digunakan dengan standar dimensi meja kursi yang ditetapkan pemerintah, apakah terjadi perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil perbandingan data survey dan standar dimensi dari pemerintah kemudian dihubungkan dan dianalisis dengan hasil kuesioner.

d.   Metode Analisis
Analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah analisis deskriptif naratif dan membandingkan dengan data empirik serta survey dokumen UU Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007.

Pengumpulan Data
Lokasi penelitian di SDN Sukapura Kiaracondong jalan PSM Kiaracondong Bandung. Kuesioner disebarkan kepada 150 siswa dari kelas 2 sampai kelas 6 dan yang kembali serta layak diolah ke tahap selanjutnya ada 141 kuesioner. Secara ringkas dan rata-rata jawabannya dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 distribusi jawaban siswa setiap jenjang kelasnya.













Tabel 4.1. Variabel-variabel Kuesioner dan Prosentase Jawab ya Seluruh Siswa dari setiap Kuesioner

Variable
Kode item
No item
Pertanyaan/pernyataan
Prosentasi jawab ya (1)
Kenyamanan kursi
KS1
1
Apapakah kaki siswa sewaktu duduk menggantung/tidak menempel di lantai ?
36.17
KS2
2
Apakah  lebar kursi sesuai dengan lebar pinggul ?
27.66
KS3
3
Apakah bagian paha keseluruhann dapat tertopang dengan baik?
51.06
KS4
4
1.        Apakah tinggi sandaran kursi sesuai dengan tinggi punggung ?
22.70
KS5
5
2.        Lebar sandaran sudah menopang sebagian punggung dengan baik?
48.23
KS6
6
1.        Apakah panjang sandaran sesuai dengan lebar punggung?
26.95
Kenyamanan meja
MS1
7
1.        Apakah  tinggi meja sesuai dengan posisi menulis?
67.38
MS2
8
2.        Apakah  tinggi meja sesuai dengan posisi membaca?
60.99
MS3
9
3.        Apakah lebar meja dapat mempermudah pergerakan siswa?
63.83
MS4
10
4.        Apakah panjang meja dapat mempermudah aktivitas baca tulis?
79.43
MS5
11
5.        Apakah lidah meja membuat paha terasa sakit akibat terjepit?
44.68
MS6
12
6.        Apakah  pijakan kaki  sering digunakan?
76.60
Keluhan
K1
13
7.        Apakah  saat duduk betis terasa pegal?
60.99
K2
14
8.        Apakah  saat duduk paha terasa pegal?
48.23
K3
15
9.        Apakah  saat duduk pinggang terasa pegal?
56.03
K4
16
10.     Apakah  saat duduk punggung terasa pegal?
65.25
K5
17
11.     Apakah  penggunaan  meja  dalam  kegiatan belajar  sering membuat nyeri leher?
63.83
K6
18
12.     Apakah pada saat belajar sering membuat nyeri/pegal pada bahu?
56.03
K7
19
13.     Apakah pada saat belajar sering membuat nyeri/pegal pada lengan  siswa?
72.34
K8
20
14.     Apakah pada saat belajar sering membuat nyeri/pegal pada pergelangan tangan  siswa?
71.63




Di SDN Sukapura untuk tempat duduk siswa terdiri dari jenis kursi yang bisa diduduki perorangan dan ada juga bangku panjang yang digunakan secara bersama 2 atau 3 siswa dalam sebuah meja. Meja yang digunakan adalah meja panjang yang digunakan untuk 2 orang siswa. Data empirik hasil pengukuran dimensi meja dan kursi serta bangku yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.3.






Tabel 4.3. Dimensi Meja Kursi di SDN

Dimensi
Meja
Kursi
Bangku
Tinggi (cm)
70
34
50
Lebar (cm)
60
38
26
Panjang (cm)
90
40
90


 Tabel 4.4 Standar/Spsifikasi Teknis Meubelair SD dan MI




 Sumber: Lampiran 2 Pedoman Teknis meubelair (www.ditptksd.go.id)



Pengolahan  Data
Data kuesioner yang sudah direkapitulasi sebelum digunakan sebagai data penelitian terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya baik secara keseluruhan maupun setiap jawaban kelompok kelas. Uji  validitas dan reliabilitas menggunakan software SPSS versi 17 dan hasil secara ringkas nya dapat dilihat pada Tabel 4.5.


Tabel 4.5 Ringkasan Uji Reliability

Kelompok Jawaban
Jumlah
alpha cronbah
Keseluruhan Siswa
141
0.489
Kelas 2
15
0.705
Kelas 3
24
0.377
Kelas 4
26
0.651
Kelas 5
29
0.164
Kelas 6
47
0.564



Dari lampiran tabel 4.5 dapat dilihat bahwa reliability secara ke seluruhan dari jawaban siswa memiliki korelasi yang rendah yaitu hanya mendekati 0.5 yang berarti korelasinya lemah dalam penelitian ini walaupun ada beberapa tingkatan kelas memiliki reliability bagus karena memiliki korelasi yang kuat. Hal ini dimungkinkan karena variabilitas kecerdasan dan kemampuan pemahaman anak yang sangat tinggi selain itu dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar saat menjawab pertanyaan dalam kuesioner tersebut seperti yang terjadi pada kelas 5. Pada kelas 5 ini yang membagikan dan mengumpulkan kuesioner dilakukan oleh guru dalam kelas mereka. Berdasarkan jawaban keseluruhan siswa tersebut dilakukan Pearson Correlation  dengan uji 2 sisi maka masing-masing variabel yang memiliki korelasi yang sedang sampai sangat kuat dengan variabel lainnya dapat dilihat pada Tabel 4.7. (Lampiran).  Bila melihat standar spesifikasi meubelair untuk SD dan MA maka sebenarnya secara teknis meja kursi yang digunakan di SDN Sukapura Kiaracondong Bandung, masih memenuhi standar minimal tersebut meskipun untuk tinggi kursi atau bangku sekolah jauh lebih rendah.

Analisis Data
Kuesioner yang disebarkan kepada siswa sebanyak 200 set, hanya saja yang kembali dan diisi secara lengkap dan layak diolah hanya 141 set. Cara pengisian kuesioner dipandau langsung oleh peneliti atau peneliti memberitahukan kepada guru dalam kelas dan guru yang menjelaskan kepada siswa tentang cara mengisi dan maksud dari setiap item pertanyaan dari kuesioner tersebut. Untuk siswa kelas dua dan kelas tiga diisi oleh tim peneliti dengan cara wawancara langsung dengan masing-masing siswa sedangkan untuk kelas empat sampai dengan kelas enam diisi langsung oleh siswa dan diberi kesempatan bertanya jika ada yang tidak dimengerti dari pertanyaan dalam kuesioner tersebut.
Kuesioner yang telah diperiksa dan dianggap sudah terisi semua maka kuesioner tersebut dikelompok sesuai dengan jenjang kelas anak, untuk kemudian direkap jawaban masing-masing item dan masing-masing anak ke dalam sebuah tabel. Setelah semua kuesioner direkap maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas jawaban tersebut dengan menggunakan software SPSS versi 17. Hasil uji validitas dan reliabilitas jika dilihat hasil secara keseluruhan maupun sebagian sebenarnya kurang memuaskan karena korelasinya relatif rendah atau lemah, bahkan ada yang sangat lemah yaitu pada jenjang kelas lima yang hanya 16,4% meskipun ada juga jenjang kelas yang memiliki reliabilitas yang baik karena memiliki korelasi yang cukup kuat yaitu 70,5%, walaupun untuk jawaban seluruh siswa masih memiliki korelasi yang lemah yaitu hanya 48,9% dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Bila melihat hasil perhitungan uji reliabilitas dalam setiap jenjang kelas sangat beragam. Hal ini disebabkan karena dipengaruhi banyak faktor diantara kemampuan anak dalam mencerna kalimat-kalimat yang ada dalam kuesioner dan juga tingkat emosi anak terhadap sesuatu yang sangat beragam. Selain faktor anak juga kemungkinan besar terpengaruh lingkungan sekitarnya, misalnya pada jenjang kelas lima yang memiliki reliabilitas yang rendah karena saat pengambilan data dilakukan didalam kelas dan guru yang berperan aktif terhadap distribusi kuesioner dan juga memberikan pemahaman yang telah diberikan oleh peneliti. Berbeda dengan jenjang kelas dua memiliki reliabilitas yang paling tinggi,
Untuk melihat statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.6 untuk setiap jenjang kelas, sedangkan untuk keseluruhan siswa hanya dilihat prosentasenya pada Tabel 4.1 dan untuk statistik deskriptifnya lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan prosentase jawaban siswa tersebut terlihat bahwa jawaban yang terbesar 79,43% pada variabel kenyamanan meja, di mana menurut siswa sudah cukup memadai dimensi panjangnya meja untuk bisa mengakomodasi kebutuhannya untuk mempermudah aktivitas baca tulis demikian juga untuk item-item dari variabel meja memiliki di atas 50% siswa yang menjawab ya, walaupun pada variabel keluhan semuanya memiliki prosentase diatas 50% dan hal ini mengindikasikan bahwa dimensi meja menurut siswa sudah cukup memberikan kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tetapi masih kurang memenuhi prinsip-prinsip ergonomi. Keberadaan meja tidak terlepas dari keberadaan kursi, jika kita lihat jawaban siswa yang merasakan kenyamanan dalam meng- gunakan kursi tersebut sangat sedikit bahkan hampir semua item dalam variabel tersebut memiliki prosentasi di bawah 50% dan panjang jok kursi yang menurut siswa agak memberikan kenyamanan. Dari item-item variabel kursi yang digunakan siswa ternyata yang paling dirasakan tidak nyaman adalah sandaran kursi, hal ini bisa dimengerti karena sandaran yang ada dikursi tersebut tidak mempertimbang kan dimensi punggung siswa, bahkan ada sebagian kecil siswa yang menggunakan bangku panjang yang tanpa sandaran dan jika siswa ingin bersandar hanya mengandalkan meja yang ada dibelakangnya.
Untuk melihat korelasi antar variabel dan hubungan tingkat kepentingannya atau keterkaitan antara item dengan variabel atau antar item dapat kita lihat pada Tabel 4.7.  adapun makna dari korelasi tersebut sebagai berikut:
1.    Pada item KS1 memiliki korelasi yang cukup kuat dengan KS4, KS6, MS1 MS4, K2, K4, K7 hal ini menunjukan bahwa kaki yang menggantung tidak menginjak tanah berhubungan pula dengan sandaran kursi, tinggi meja walau pun panjangnya meja memperlancar aktivitas siswa. Dengan kondisi kaki menggantung dan sandaran yang tidak sesuai dimensinya dengan dimensi punggung dapat mengakibatkan nyeri punggung, paha dan juga lengan.
2.    KS2 memiliki korelasi yang cukup kuat dengan KS4, MS1, MS2, MS3,MS4, MS5, dan memiliki korelasi yang sangat kuat dengan K8, K5 dan K1. Berdasarkan hubungan korelasi tersebut dapat dikatakan kesesuaian lebar kursi dengan lebar pinggul memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kesesuaian tinggi meja, lebar meja, panjang meja sehingga memberikan kenyamanan beraktivitas tulis dan baca dan jika tidak sesuai dapat berakibat pada nyeri pergelangan, leher, dan betis
3.    KS4 memiliki hubungan yang cukup kuat dengan KS1, KS2, dan juga memiliki korelasi yang sangat kuat dengan K8, K7, K5 hal ini berarti bahwa tinggi sandaran yang sesuai dengan tinggi punggung sangat berkaitan dengan tinggi dan lebar kursi dan bila terjadi ketidak sesuaian akan mengakibatkan nyeri pergelangan tangan,  lengan, dan juga nyeri leher
4.    KS5 memiliki korelasi yang sangat kuat dengan MS4, MS1serta dengan K6, K4, K5, K1, K2 dan K8 hal ini berarti lebar sandaran yang dapat mengakomodasi dengan  lebar punggung berhubungan juga dengan panjang dan tinggi meja jika tidak akan berakibat pada bahu/leher, pinggang, leher dan betis
5.    KS6 memiliki korelasi yang cukup kuat dengan KS1juga dengan MS2, MS5, MS4, MS6, K5, K2, K7  hal ini menunjukan bahwa panjang sandaran dan tinggi kursi, berkaitan dengan tinggi dan lidah meja, serta panjang meja dan pijakan kaki  akan memberikan kenyamanan aktivitas proses pembelajaran jika hal itu tidak terjadi kesuaian maka akan terjadi nyei leher, paha, serta lengan
6.    MS1 memiliki korelasi yang sangat kuat dengan K5, MS6, KS2,  KS5 dan KS1 dengan demikian tinggi meja sangat erat kaitannya dengan pijakan kaki, lebar kursi, lebar sandaran, dan tinggi kursi sangat berkaitan untuk terbentuknya kenyamanan dan jika hal itu tidak memberikan kenyamanan akan mengakibatkan nyeri pada leher
7.    MS2 memiliki korelasi yang sangat kuat KS6 diikuti oleh MS4, KS2 dan bila tidak akan berakibat pada K6, K5, K3, hal ini menunjukan tinggi meja berkaitan dengan panjang sandaran, panjang meja serta lebar kursi sangat berhubungan untuk terbentuknya kenyamanan dalam proses pembelajaran jika tidak bisa memberikan kenyamanan maka akan berakibat pada nyeri bahu, dan nyeri leher.
8.    Dan seterusnya sampai tidak ada lagi item yang memiliki korelasi dengan item lainnya dan seterusnya dan hal ini akan berulang pada korelasi-korelasi dengan item-item  sebelumnya.

PEMBAHASAN
Pada Tabel 4.7. dan hasil pengolahan dengan SPSS tersebut cukup mewakili kenyataan. Sebagai contoh dalam kenyamanan mengikuti proses pembelajaran didalam kelas sangat ditentukan oleh ketinggian meja dan kursi, ketersediaan sandaran kursi yang sesuai baik tinggi, lebar dan panjang sandaran yang harus memperhatikan juga kesuaian lebar dan panjang meja sehingga selama proses pembelajaran memberikan kenyamanan karena 80% waktu selama sekolah banyak dihabiskan di meja kursi tersebut dan sebagian besar seluruh aktivitas proses pembelajaran dilakukan diatas  meja.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penyediaan sarana prasarana proses pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya proses pembelajaran dalam men jamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global. Salah satunya adalah desain meja kursi yang ergonomis  yang harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana (Lampiran PERMENDIKNAS No. 24, 2007). Penggunaan meja kursi yang tidak ergonomis akan sangat mengganggu perkembangan fisik, fisiologi dan psikologi anak. Bila hal ini dibiarkan maka dapat mengganggu prestasi belajar anak dan dalam jangka panjang dapat menghambat  masa depan anak.
Survey melalui kuesioner tertutup dilakukan terhadap siswa SD pada SDN Sukapura Kiaracondong Bandung dengan menentukan responden yang dilakukan secara acak dalam setiap tingkatan kelas mereka yaitu dari kelas dua sampai dengan kelas enam. Hasil pengolahan data menunjukkan tingkat reliability yang berbeda karena variabilitas kecerdasan dan kemampuan pemahaman anak yang berbeda. Meskipun hasil korelasinya tidak kuat, kurang reliable atau kurang handal, hasil ini bisa dijadikan sebagai dasar pembenahan sarana meja dan kursi sekolah sebagai faktor utama dalam kegiatan proses pembelajaran.

Saran
Penggunaan meja, kursi dan meja – bangku seharusnya disesuaikan dengan  tingkat usia siswa sekolah dasar berdasarkan kecenderungan prilaku mereka. Karena perbedaan dimensi dan bentuk furnitur juga mempengaruhi keamanan dan kenyamanan mereka. Di lain pihak perlu diadakan penelitian lanjutan tentang sarana prasarana yang secara signifikan mempengaruhi proses pembelajaran siswa di sekolah-sekolah. Sehingga upaya Pemerintah dalam mencerdaskan dan mempersiapkan masyarakat pada persaingan di era global dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Bungin M B, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), Kencana Prenada Media Group, Jakarta, Indonesia
Jacobs, K., October 6, 2009,  An Act Relative to the Consideration of Ergonomically Designed School Buildings,  Presented at  EdD, OTR/L, CPE, FAOTA “As part of the General Court of Massachusetts public hearing of the Joint Committee on Education will hold a public hearing”.
Herdina, I.,  Perkembangan Psikologis (Fisik Motorik, Afeksi /Emosi dan Sosial) Anak – anak Korban Lumpur Lapindo, Porong, Jawa Timur.
Maricopa Community college, ……, Capital development project manual (part II :  Formal and Informal Learning Space Design Guidelines).
Nikrirotin, L, 2007, Sekolah Pendidikan Dasar Terpadu di Semarang, Penekanan pada Arsitektur Organik, Jurusan Arsitektur Universitas Negeri Semarang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tanggal 29 Januari 2009, Standar/Spesifikasi Teknis Pembangunan/Rehabilitasi Gedung Dan Meubelair Sekolah Dasar.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007, Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), Dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA)
Khanam, C.N.; Reddy M.V. dan Mrunalini A., (2006), Opinion of Students on Seating Furniture used in Classroom, Journal Hum.Ecol. 20(10). 15-20
Rungtai, Lin & Yen-Yu Kang, Ergonomic Design of Desk and Chair for Primary School Students in Taiwan, Department of Industrial Design, Mingchi Institute of Technology, Taishan, Taipei Hsien Taiwan, 243





Lampiran-lampiran:





















Lampiran
Tabel 4.2. Tabel Distribusi Jawaban Siswa Setiap Jenjang Kelas

Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
Kelas 5
Kelas 6
Var
ada 15 siswa
ada 24 siswa
ada 26 siswa
ada 29 siswa
ada 47 siswa

rata-rata usia 7,27 tahun
rata-rata usia 8 tahun
rata-rata usia 9,077 tahun
rata-rata usia 10,48 tahun
rata-rata usia 11,09 tahun

Jawab 1
Jawab 2
Rata-rata
Jawab 1
Jawab 2
Rata-rata
Jawab 1
Jawab 2
Rata-rata
Jawab 1
Jawab 2
Rata-rata
Jawab 1
Jawab 2
Rata-rata
KS1
2
13
1.87
8
16
1.67
13
13
1.50
4
25
1.86
24
23
1.49
KS2
9
6
1.33
3
21
1.88
2
24
1.92
10
19
1.66
14
33
1.70
KS3
15
0
1.00
14
10
1.42
3
23
1.88
18
11
1.38
22
25
1.53
KS4
0
15
2.00
5
19
1.79
7
19
1.73
14
15
1.52
6
41
1.87
KS5
0
15
2.00
19
5
1.21
6
20
1.77
15
14
1.48
28
19
1.40
KS6
0
15
2.00
6
18
1.75
7
19
1.73
17
12
1.41
8
39
1.83
MS1
15
0
1.00
11
13
1.54
17
9
1.35
23
6
1.21
29
18
1.38
MS2
1
14
1.07
11
13
1.54
11
15
1.58
20
9
1.31
30
17
1.36
MS3
13
2
1.13
18
6
1.25
15
11
1.42
17
12
1.41
27
20
1.43
MS4
13
2
1.13
20
4
1.17
20
6
1.23
25
4
1.14
34
13
1.28
MS5
1
14
1.93
9
15
1.63
21
5
1.19
8
21
1.72
24
23
1.49
MS6
12
3
1.20
17
7
1.29
17
9
1.35
22
7
1.24
40
7
1.15
K1
1
14
1.93
20
4
1.17
21
5
1.19
15
14
1.48
29
18
1.38
K2
2
13
1.87
11
13
1.54
16
10
1.38
13
16
1.55
26
21
1.45
K3
8
7
1.47
6
18
1.75
17
9
1.35
13
16
1.55
35
12
1.26
K4
6
9
1.60
17
7
1.29
21
5
1.19
17
12
1.41
31
16
1.34
K5
6
9
1.60
10
14
1.58
22
4
1.15
19
10
1.34
33
14
1.30
K6
6
9
1.60
12
12
1.50
20
6
1.23
13
16
1.55
28
19
1.40
K7
6
9
1.60
22
2
1.08
22
4
1.15
16
13
1.45
36
11
1.23
K8
4
11
1.73
11
13
1.54
23
3
1.12
20
9
1.31
43
4
1.09

















Tabel 4.6. Prosentase Jawaban Siswa Ya (1) Pada Setiap Jenjang Kelas

Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
Kelas 5
Kelas 6
Var
ada 15 siswa
ada 24 siswa
ada 26 siswa
ada 29 siswa
ada 47 siswa

rata-rata usia 7,27 tahun
rata-rata usia 8 tahun
rata-rata usia 9,077 tahun
rata-rata usia 10,48 tahun
rata-rata usia 11,09 tahun

Jawab 1
Jawab 2
% jawab ya (1)
Jawab 1
Jawab 2
% jawab ya (1)
Jawab 1
Jawab 2
% jawab ya (1)
Jawab 1
Jawab 2
% jawab ya (1)
Jawab 1
Jawab 2
% jawab ya (1)
KS1
2
13
13.33
8
16
33.33
13
13
50.00
4
25
13.79
24
23
51.06
KS2
9
6
60.00
3
21
12.50
2
24
7.69
10
19
34.48
14
33
29.79
KS3
15
0
100.00
14
10
58.33
3
23
11.54
18
11
62.07
22
25
46.81
KS4
0
15
0.00
5
19
20.83
7
19
26.92
14
15
48.28
6
41
12.77
KS5
0
15
0.00
19
5
79.17
6
20
23.08
15
14
51.72
28
19
59.57
KS6
0
15
0.00
6
18
25.00
7
19
26.92
17
12
58.62
8
39
17.02
MS1
15
0
100.00
11
13
45.83
17
9
65.38
23
6
79.31
29
18
61.70
MS2
1
14
6.67
11
13
45.83
11
15
42.31
20
9
68.97
30
17
63.83
MS3
13
2
86.67
18
6
75.00
15
11
57.69
17
12
58.62
27
20
57.45
MS4
13
2
86.67
20
4
83.33
20
6
76.92
25
4
86.21
34
13
72.34
MS5
1
14
6.67
9
15
37.50
21
5
80.77
8
21
27.59
24
23
51.06
MS6
12
3
80.00
17
7
70.83
17
9
65.38
22
7
75.86
40
7
85.11
K1
1
14
6.67
20
4
83.33
21
5
80.77
15
14
51.72
29
18
61.70
K2
2
13
13.33
11
13
45.83
16
10
61.54
13
16
44.83
26
21
55.32
K3
8
7
53.33
6
18
25.00
17
9
65.38
13
16
44.83
35
12
74.47
K4
6
9
40.00
17
7
70.83
21
5
80.77
17
12
58.62
31
16
65.96
K5
6
9
40.00
10
14
41.67
22
4
84.62
19
10
65.52
33
14
70.21
K6
6
9
40.00
12
12
50.00
20
6
76.92
13
16
44.83
28
19
59.57
K7
6
9
40.00
22
2
91.67
22
4
84.62
16
13
55.17
36
11
76.60
K8
4
11
26.67
11
13
45.83
23
3
88.46
20
9
68.97
43
4
91.49

















Tabel 4.7. Korelasi Pearson dengan Uji 2 sisi
hub Var
KS1
KS2
KS3
KS4
KS5
KS6
MS1
MS2
MS3
MS4
MS5
MS6
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
KS1

.413
.159
.554
.124
.771
.544
.034
.841
.833
.139
.397
.302
.836
.395
.920
.047
.395
.667
.083
KS2
.413

.056
.609
.153
.057
.773
.763
.729
.637
.873
.348
.935
.002
.002
.073
.967
.117
.355
.979
KS3
.159
.056

.007
.076
.082
.108
.000
.000
.000
.000
.396
.000
.000
.013
.000
.000
.000
.126
.014
KS4
.554
.609
.007

.025
.000
.142
.000
.285
.435
.356
.236
.149
.331
.438
.431
.554
.438
.609
.972
KS5
.124
.153
.076
.025

.165
.673
.000
.007
.995
.069
.105
.857
.791
.006
.897
.888
.973
.293
.526
KS6
.771
.057
.082
.000
.165

.171
.945
.494
.581
.259
.691
.650
.902
.211
.132
.920
.385
.531
.245
MS1
.544
.773
.108
.142
.673
.171

.000
.381
.001
.020
.747
.000
.037
.128
.263
.893
.424
.137
.045
MS2
.034
.763
.000
.000
.000
.945
.000

.003
.895
.000
.116
.000
.000
.683
.027
.750
.949
.005
.079
MS3
.841
.729
.000
.285
.007
.494
.381
.003

.280
.067
.662
.000
.625
.229
.083
.106
.618
.056
.034
MS4
.833
.637
.000
.435
.995
.581
.001
.895
.280

.205
.554
.007
.405
.117
.640
.017
.117
.992
.138
MS5
.139
.873
.000
.356
.069
.259
.020
.000
.067
.205

.768
.000
.000
.000
.000
.002
.052
.095
.068
MS6
.397
.348
.396
.236
.105
.691
.747
.116
.662
.554
.768

.724
.018
.028
.826
.662
.318
.086
.013
K1
.302
.935
.000
.149
.857
.650
.000
.000
.000
.007
.000
.724

.000
.001
.000
.000
.002
.009
.093
K2
.836
.002
.000
.331
.791
.902
.037
.000
.625
.405
.000
.018
.000

.000
.000
.002
.007
.071
.110
K3
.395
.002
.013
.438
.006
.211
.128
.683
.229
.117
.000
.028
.001
.000

.000
.001
.003
.000
.001
K4
.920
.073
.000
.431
.897
.132
.263
.027
.083
.640
.000
.826
.000
.000
.000

.001
.000
.000
.001
K5
.047
.967
.000
.554
.888
.920
.893
.750
.106
.017
.002
.662
.000
.002
.001
.001

.000
.002
.001
K6
.395
.117
.000
.438
.973
.385
.424
.949
.618
.117
.052
.318
.002
.007
.003
.000
.000

.067
.000
K7
.667
.355
.126
.609
.293
.531
.137
.005
.056
.992
.095
.086
.009
.071
.000
.000
.002
.067

.013
K8
.083
.979
.014
.972
.526
.245
.045
.079
.034
.138
.068
.013
.093
.110
.001
.001
.001
.000
.013