(Studi kasus: Sekolah Dasar Negeri Sukapura Kota Bandung)
Oleh:
Siti Rosimah,
Sally Octaviana
e-mail: RosimahSiti@gmail.com;
sallyoctaviana@gmail.com
ABSTRAK
Sarana
dan prasarana di dalam suatu kelas mempengaruhi kualitas pembelajaran di
sekolah. Oleh karena itu pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) nomor 24 tahun
2007 tentang standar sarana dan prasarana sekolah dasar dan madrasah selain itu
juga
menetapkan PERMENDIKNAS nomor 3 tahun 2009 tentang standar meubelair Sekolah Dasar (SD), agar semua sekolah maupun madrasah yang dibangun baik sekolah negeri maupun swasta memenuhi standar minimal tersebut. Oleh karena itu meubelair SD harus mengikuti standar yang ditetapkan tersebut. Padahal dimensi tubuh anak kelas dari kelas satu SD hingga kelas enam SD berkembang secara signifikan sehingga dapat mempengaruhi kenyamanan dalam menggunakan meja kursi tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai kenyamanan penggunaan meja kursi siswa SD. Penelitian dilakukan di SDN Sukapura Kiaracondong di kota Bandung, dialukan dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan responden yang dipilih secara acak dari setiap tingkatan kelas dari kelas dua hingga kelas enam. Hasil penelitian menunjukkan dimensi meja yang ada cukup memberikan kenyamanan walaupun masih kurang memenuhi prinsip-prinsip ergonomi tetapi kursinya tidak. Sedangkan meja dan kursi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk dapat menentukan kenyamanan murid. Dari hasil korelasi antar variabel dapat disimpulkan bahwa kesesuaian ukuran antara kursi dan meja yang digunakan merupakan hal yang paling utama menentukan kenyamanan siswa.
menetapkan PERMENDIKNAS nomor 3 tahun 2009 tentang standar meubelair Sekolah Dasar (SD), agar semua sekolah maupun madrasah yang dibangun baik sekolah negeri maupun swasta memenuhi standar minimal tersebut. Oleh karena itu meubelair SD harus mengikuti standar yang ditetapkan tersebut. Padahal dimensi tubuh anak kelas dari kelas satu SD hingga kelas enam SD berkembang secara signifikan sehingga dapat mempengaruhi kenyamanan dalam menggunakan meja kursi tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai kenyamanan penggunaan meja kursi siswa SD. Penelitian dilakukan di SDN Sukapura Kiaracondong di kota Bandung, dialukan dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan responden yang dipilih secara acak dari setiap tingkatan kelas dari kelas dua hingga kelas enam. Hasil penelitian menunjukkan dimensi meja yang ada cukup memberikan kenyamanan walaupun masih kurang memenuhi prinsip-prinsip ergonomi tetapi kursinya tidak. Sedangkan meja dan kursi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk dapat menentukan kenyamanan murid. Dari hasil korelasi antar variabel dapat disimpulkan bahwa kesesuaian ukuran antara kursi dan meja yang digunakan merupakan hal yang paling utama menentukan kenyamanan siswa.
Kata kunci: desain meja kursi, Sekolah Dasar.
ABSTRACT
Facilities and
infrastructure in a classroom affects
the quality of learning in
schools. Therefore, the government has set Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) No. 24 of 2007 concerning
the standard of facilities and
infrastructure elementary schools
and madrasah and also sets PERMENDIKNAS
No. 3 of 2009 on a
standard meubelair Elementary
School (SD), so that all schools and madrasah built
both public and private schools to
meet these minimum standards. Consequently every SD
must follow the standards set. Though the dimensions of the child's body from grade one to grade six
elementary school expanded significantly then could be affected in the comfort using these
meubelair. Therefore, it is necessary to research on the convenience of using desk chairs in elementary school. The study was conducted in SDN Sukapura Kiaracondong
in Bandung City, using the enclosed
questionnaire. Respondents were randomly selected from each grade level from grade
two to grade six.
The results showed that there was sufficient dimension
tables provide comfort
although still not meet the
principles of ergonomics. But it wasn’t found in the chair. While the tables and chairs is
a unity that the dimension should be appropriate in order to determine the comfort of the students. From the results of the correlation between variables can be concluded that the congruence between the chair
and table size that is used is
the most important thing to determine
students' convenience.
Keywords: meubelair design, elementary school
PENDAHULUAN
Pelaksanaan pendidikan
nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan yang
memerlukan sarana dan prasarana yang memadai sesuai yang ditetapkan dalam
standar. Dengan sarana dan prasarana yang memadai tersebut diharapkan siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan nyaman sehingga bisa mendukung untuk
terbentuk siswa yang cerdas dan produktif. Pemerintah Indonesia menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS)
nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana sekolah dasar dan
madrasah selain itu juga mene- tapkan PERMENDIKNAS Nomor 3 Tahun 2009 tentang standar meubelair Sekolah Dasar (SD), agar semua sekolah maupun madrasah yang dibangun
baik sekolah negeri maupun swasta memenuhi standar minimal tersebut.
Siswa dalam proses
pembelajaran di dalam kelas tidak hanya duduk didalam kelas tetapi juga harus
bisa menyampaikan hasil pembela- jarannya serta menghubungkan dengan pengalaman hidupnya dalam
bentuk lisan maupun tulisan. Meja dan kursi merupakan sarana utama yang digunakan
dalam proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran
berjalan dengan baik, meja kursi harus memberikan keamanan dan kenyamanan siswa. Faktanya di setiap
sekolah dasar meja kursi yang digunakan
sangat tidak mengakomodasi pertumbuhan anak, karena standar tersebut berlaku untuk semua tingkatan kelas. Padahal dimensi tubuh anak kelas satu
sampai dengan tiga memiliki perbedaan yang signifikan dengan anak kelas empat
sampai dengan enam. Berdasarkan hal tersebut maka
perlu dilakukan pengukuran, pemetaan dan analisis terhadap
siswa tentang kenyamanan penggunaan meja kursi sekolah
selama proses pembelajaran serta keluhan-keluhan fisiologi dan psikologi yang dirasakan oleh siswa.
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri
(SDN) Sukapura Kiaracondong Bandung dengan obyek penelitian adalah siswa kelas
dua sampai kelas enam.
Batasan masalahnya adalah:
1.
Siswa yang menjadi sampel penelitian dipilih secara
acak dari empat kelas dalam setiap tingkatan yang ada di sekolah tersebut.
2.
Siswa kelas satu tidak disertakan dalam penelitian ini
karena anak kelas satu baru sekitar satu bulan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena bertepatan dengan tahun ajaran baru.
3.
Meja kursi yang digunakan diasumsikan sama meskipun Kenyataannya
ada dua jenis kursi yang digunakan.
4. Seluruh siswa dianggap
memiliki kemampuan yang sama dalam menilai.
STUDI PUSTAKA
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Zeller dan
Hetser dalam Herdina (2006), menyebutkan bahwa perkembangan jasmani dan psikomotorik anak usia sekolah
dasar sudah berkembang baik, naik tangga, loncat ke tanah dengan kedua kaki
bersamaan, perkembangan yang baik antara mata dan tangan (fisio – motorik) yang
dibutuhkan untuk membidik, menyepak, melempar, menangkap bahkan bersepeda.
Menurut Arthur W.
Chickering and Zelda F. Gamsons (dalam Maricopa Community College), siswa dalam proses pembelajaran
didalam kelas tidak hanya duduk didalam kelas, mengerjakan tugas-tugas dan
menjawab pertanyaan yang guru ajukan tetapi juga harus bisa menyampaikan hasil
pembelajarannya untuk bisa menyampaikan kembali serta menghubungkan dengan
pengalaman hidupnya dalam bentuk lisan maupun tulisan sehingga apapun yang dia
pelajari merupakan bagian dari kehidupannya. Untuk mewujudkan hal tersebut maka
proses pembelajaran yang dilakukan harus memberikan ruang gerak dan kenyamanan
siswa dalam melakukan aktivitas menulis, membaca serta diskusi dalam
menyelesaikan suatu masalah atau hal lainnya. Sedangkan hasil penelitian Higgins
et. al. (2005) dalam Jacob (2009) bahwa desain lingkungan sekolah baik internal maupun eksternal sangat
berpengaruh pada proses pembelajaran baik formal mau- pun informal.
Fasilitas dan Lingkungan Ruang Belajar
Berdasarkan hasil penelitian
dan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa desain lingkungan
sekolah baik internal maupun eksternal sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar siswa dalam meraih prestasinya karena lingkungan internal yang didesain
dengan mempertimbangkan aspek-aspek ergonomi seperti fasilitas yang digunakan,
tata letak fasilitasnya dan kondisi lingkungan internalnya Singgih (1995) dalam Nikrirotin (2007).
Desain Ruang
Belajar
1.
Desain
dan Konfigurasi Ruangan
a.
Konfigurasi
ruang kelas yang baik
b.
Penggunaan
lantai berundak untuk kelas berkapasitas 40 orang
c.
Ukuran
dan tipe furnitur yang digunakan
d.
Tata
letak layar proyeksi
e.
Ketinggian
langit-langit berdasarkan ketinggian minimum.
2. Proporsi Ruang
Proporsi ruang berdampak pada
kapasitas tempat duduk, garis pandang dan kemampuan siswa dan guru untuk
berinteraksi satu sama lain. Ruang kelas yang terlalu lebar memiliki garis
pandang yang buruk untuk guru karena terlalu luas dan menyulitkan guru untuk
menjaga interaksi dan kontak
mata (eye contact) terhadap seluruh kelas.
3.
Furnitur
Menurut Khanam (2006), furnitur
ruang kelas merupakan fasilitas penting yang mendukung kenyamanan, lingkungan
ruang kelas yang kondusif bagi para siswa di institusi pendidikan. Kenyamanan
dan fungsi utilitas furnitur ruang kelas tergantung pada desain fisik dalam
hubungannya dengan struktur fisik dan biomekanik tubuh manusia. Gambar
2.1 menggambarkan dimensi meja kursi dengan bangku.
A-Ketinggian
Meja
B-Kedalaman
meja
C-Lebar
meja
D-Ketinggian
pijakan
E-Ketinggian
tempat duduk
F-Lebar
tempat duduk
G-Lebar
belakang tempat duduk
|
|
Gambar 2. 1. Dimensi
Meja dengan kursi dan meja dengan bangku (Khanam, 2006)
Unit furnitur ini memiliki meja dan
kursi yang terpisah. Pijakan ditempatkan pada ketinggian 120 mm dan memberikan
kenyamanan hingga 60 % terhadap kenyamanan pengguna. Nilai serupa pada dimensi
meja yang direkomendasikan
meliputi tinggi tempat duduk, lebar dan kedalaman tempat duduk memberikan kenya-
manan hingga 80 persen pada pengguna. Sandaran rendah tidak disarankan dalam
desain karena 40 % dari contoh yang ditampilkan tidak memberikan kenyamanan
pengguna karena tidak mendukung tulang punggung pengguna. Sebesar 60% sampel
menunjukkan bahwa tepian di kedua sisi meja dan kursi dapat memberikan
kenyamanan dengan syarat tidak memiliki bentuk yang tajam. Pada penelitian yang
dilakukan Khanam (2006) juga
ditemukan bahwa ketinggian bangku dirasakan tidak nyaman hingga 60% jika
ditempatkan setinggi 530 mm. Sedangkan jika lebar bangku dengan dimensi 1340 mm
untuk mengakomodasi 3 orang siswa, 70% menyebutkan nyaman.
Alternatif model kursi yang digunakan untuk ruang
kelas dapat merupakan bangku dengan sandaran tangan seperti yang digambarkan pada Gambar 2.2.
Sekitar
80% dari contoh mengemukakan bahwa panjang sandaran antara 300 – 305 mm dinilai
cukup nyaman, sedangkan jika ketinggian berada 240 mm dirasakan nyaman bagi
semua usia. Sekitar 80%, contoh kursi menggunakan tempt penyimpanan buku di
bawah tempat duduk sebagai pijakan. Tapi model yang sama ditempatkan pada ketinggian 100 – 150 mm, dan ketidaknyamanan
itu dirasakan oleh 80 – 90% karena mengganggu kenyamanan pangkal paha. Untuk
lebih jelas, usulan desain meja kursi dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Usulan desain meja dan kursi sesuai faktor ergonomi
ITEM
|
5%
|
50%
|
95%
|
DESIGN
|
|
A
|
Seat surface height
|
28.8 cm
|
35.2 cm
|
40.4 cm
|
Adjustable
design
|
Adjustable range
|
27-33 cm
|
33-39 cm
|
39-45 cm
|
||
B
|
Seat surface width
|
38 cm
|
38 cm
|
38 cm
|
Extremely
design
|
C
|
Seat surface depth
|
37 cm
|
37 cm
|
37 cm
|
Average
design
|
D
|
Seat surface angle
|
3-5º
|
3-5º
|
3-5º
|
Average
design
|
E
|
Back support length
|
30 cm
|
30 cm
|
30 cm
|
Average
design
|
F
|
Back support width
|
40 cm
|
40 cm
|
40 cm
|
Extremely
design
|
G
|
Back support angle
|
100-105 º
|
100-105 º
|
100-105 º
|
Average
design
|
H
|
Desk surface height
|
58 cm
|
64 cm
|
70 cm
|
|
Adjustable range
|
56-62 cm
|
62-68
|
68-74 cm
|
Adjustable
design
|
|
I
|
Desk width
|
65 cm
|
65 cm
|
65 cm
|
Average
design
|
J
|
Desk depth
|
50 cm
|
50 cm
|
50 cm
|
Average
design
|
K
|
Desk angle
|
0~10∘
|
0~10∘
|
0~10∘
|
Average
design
|
L
|
Drawer width
|
55 cm
|
55 cm
|
55 cm
|
Average
design
|
Sumber:
Rungtai & Yen-yu (...)
Penelitian Rungtai dan Yen-Yu (…) menunjukkan adanya penilaian
subyektif tentang dimensi ideal yang dilakukan di Taiwan dan negara lainnya.
Pada prinsipnya dibagi menjadi 3 kategori yaitu extremely design yang dipertimbangkan bagi mereka yang memiliki
sosok ekstrim seperti gemuk, kurus, tinggi dan siswa pendek, average dan adjustable design untuk siswa pada umumnya. Pada Tabel 2.2 ditunjukkan dimensi atau ukuran ideal kursi sekolah bagi siswa.
Tabel
. 2.2. Ukuran ideal kursi sekolah siswa
TIPE
|
115
|
130
|
145
|
160
|
175
|
Range of student height
|
106 – 120.9
|
121 – 135.9
|
136 – 150.9
|
151 – 165.9
|
166 – 180.9
|
Seat surface width
|
30
|
34
|
36
|
38
|
40
|
Sumber : Rungtai & Yen-Yu (…)
Menurut lampiran peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2007
tanggal 28 juni 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar
menyebutkan syarat meja dan kursi seperti pada Tabel 2.3.
Tabel
2.3. Jenis, rasio dan deskripsi meja kursi
Jenis
|
Rasio
|
Deskripsi
|
Kursi
peserta Didik
|
1
: 1
|
· Kuat, stabil,
dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
· Ukuran sesuai
dengan kelompok usia peserta didik dan mendukung pembentukan postur tubuh
yang baik, minimum dibedakan untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6.
· Desain dudukan
dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.
|
Meja peserta Didik
|
1
: 1
|
· Kuat, stabil,
dan mudah dipindahkan oleh peserta didik.
· Ukuran sesuai
dengan kelompok usia peserta didik dan mendukung pembentukan postur tubuh
yang baik,
· minimum
dibedakan untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6.
· Desain
memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke bawah meja.
|
Ergonomi
dan Antropometri
Anthropometri
menurut Nurmianto (1991) adalah kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari
data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Anthropometri
ialah persyaratan agar dicapai rancangan yang layak dan berkaitan dengan
dimensi tubuh manusia meliputi:
a.
Keadaan,
frekuensi dan kesulitan dari tugas pekerjaan berkaitan dengan operasional dari
peralatan.
b.
Sikap
badan selama tugas-tugas berlangsung dengan menyesuaikan
keadaan, frekuensi dan kesulitan pengguna dan memperhatikan lay out furnitur yang memenuhi kemudahan
bergerak (Gambar 2.3).
LEGENDA :
|
Gambar
2.3. standar ruang gerak bagi manusia
c.
Syarat-syarat
untuk kemudahan bergerak yang ditimbulkan oleh tugas-tugas tersebut.
d.
Penambahan
dalam dimensi-dimensi kritis dari desain yang ditimbulkan akibat kebutuhan
untuk mengatasi rintangan, keamanan dan lainnya.
Posisi tubuh yang benar merupakan tindakan
pencegahan bagi nyeri otot (musculoskeletal
symptoms). Rasa nyeri ini dihasilkan dari ketidak- nyamanan posisi duduk
siswa terhadap furnitur yang tidak berdasarkan standar. Data studi lapangan
tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara dimensi tubuh siswa dan
furnitur ruang kelas yang diperuntukkan bagi mereka. Kondisi ini menghasilkan
efek negatif pada posisi duduk pada anak umumnya khususnya ketika mereka sedang
membaca atau menulis.
KERANGKA BERPIKIR
a. Model
Penelitian
Populasi dan sampel
dalam penelitian merupakan sumber data dan dipilih sebagian saja asal memiliki
sifat-sifat yang sama dengan populasinya. (Sudjana N, 2003). Pada penelitian ini yang
menjadi objek penelitiannya adalah siswa kelas 2 sampai dengan kelas 6 Sekolah
Dasar Negeri Sukapura Kiaracondong Bandung. Pengambilan data dilakukan menanyai
siswa tentang meja kursi yang digunakan dan juga keluhan-keluhan fisiologi dan
psikologi dengan menggunakan kuesioner
tertutup.
Masing-masing variabel
telah ditetapkan dalam penelitian. Menurut Bungin (2006)
agar variabel dapat diukur maka variabel harus dijelaskan kedalam konsep
operasional variabel, untuk itu maka variabel harus dijelaskan parameter atau
indikator-indikatornya.
b.
Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat menganalisis
tentang meja kursi yang digunakan di sekolah dasar selama proses pembelajaran
maka dilakukan survey dengan menggunaka kuesioner tertutup terhadap siswa SD
pada SDN Sukapura Kiaracondong Bandung. Dalam menentukan responden dilakukan
secara acak dalam setiap tingkatan kelas mereka yaitu dari kelas dua sampai
dengan kelas enam. Untuk anak kelas lima dan kelas enam kuesioner dibagikan
kepada siswa kemudian diberikan penjelasan tentang bagaimana metode pengisian
dan makna dari masing-masing item dalam kuesioner. Sedangkan untuk siswa kelas
dua sampai dengan kelas empat pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara
langsung kepada siswa, hal ini dilakukan karena diasumsikan pemahaman mereka terhadap
kalimat-kalimat yang digunakan dalam kuesioner tersebut sangat beragam.
Secara lebih lengkap
operasional variabel dapat dlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Operasional
Variabel
Variabel
|
Konsep Variabel
|
Indikator
|
Sumber
|
Item
|
Kenyamanan kursi
|
Desain fisik kursi dalam hubungannya dengan struktur
fisik (anthropometri) dan biomekanik tubuh manusia
|
·
Ketinggian kursi
·
Lebar alas duduk
·
Panjang alas duduk
·
Tinggi sandaran
·
Lebar sandaran
·
Pajang sandaran
|
Khanam, 2006
|
1-6
|
Kenyamanan meja
|
Desain fisik meja dalam hubungannya dengan struktur
fisik (anthropometri) dan biomekanik tubuh manusia
|
·
Ketinggian meja
·
Lebar meja
·
Panjang meja
·
Lebar lidah meja
·
Pijakan kaki
|
Khanam, 2006
|
7-12
|
Keluhan fisiologi
|
Rasa nyeri pada bagian-bagian leher, punggung,
pinggang, tangan juga kaki saat siswa duduk lama dalam kelas
|
·
Rasa pegal pada kaki
·
Rasa pegal bagian pinggang
·
Rasa pegal punggung pada bagian
·
Rasa pegal pada leher
·
Rasa pegal pada tangan
|
Watson, et.all, 2002
|
13-20
|
Berdasarkan operasional
variabel tersebut dibuat kuesioner tertutup untuk kemudian disebarkan ke
beberapa anak sebagai kuesoner pendahuluan untuk kemudian dihitung validitas
dan reliabilitasnya. Bila sudah valid dan reliabel maka kuesioner tersebut
digunakan sebagai kuesioner penelitian.
Kuesioner penelitian tersebut
disebarkan kepada siswa-siswa kelas dua sampai dengan kelas enam yang telah
dipilih atau ditunjuk oleh guru dengan asumsi siswa tersebut memiliki kemampuan
lebih untuk memberikan penilaian atau
mengekspresikan apa yang dirasakan dan menuangkannya dalam
pernyataan-pernyataan dalam kuesioner
Selain pengumpulan data
menggunakan kuesioner, dilakukan juga survey lapangan dengan melakukan
pengukuran dimensi meja kursi yang digunakan siswa di dalam kelas. Pengukuran
ini diperlukan untuk membandingkan dengan standar dimensi meja kursi yang
ditetapkan pemerintah.
c.
Metode Pengolahan Data
Kuesioner yang sudah
disebarkan dalam proses pengumpulan data kemudian dikelompokan berdasarkan
tingkatan kelasnya, dan dibuat rekapitulasi dalam bentuk tabel Tahapan pengolahan data tersebut adalah:
1.
Uji validitas dan reliabilitas jawaban kuesioner
keseluruhan
2.
Uji validitas dan reliabilitas jawaban kuesioner
berdasarkan kelompok kelas
3.
Uji distribusi binomial
4.
Menghitung statistik deskriptif
5.
Menghitung korelasi variabel penelitian
6.
Analisis hasil.
Selain melakukan pengolahan
data kuesioner juga melakukan perbandingan data survey dimensi meja kursi
sekolah yang digunakan dengan standar dimensi meja kursi yang ditetapkan
pemerintah, apakah terjadi perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil
perbandingan data survey dan standar dimensi dari pemerintah kemudian
dihubungkan dan dianalisis dengan hasil kuesioner.
d.
Metode Analisis
Analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah analisis deskriptif naratif
dan membandingkan dengan data empirik serta survey dokumen UU Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007.
Pengumpulan Data
Lokasi penelitian di SDN Sukapura Kiaracondong
jalan PSM Kiaracondong Bandung. Kuesioner
disebarkan kepada 150 siswa dari kelas 2 sampai kelas 6 dan yang kembali serta
layak diolah ke tahap selanjutnya ada 141 kuesioner. Secara ringkas dan rata-rata jawabannya dapat dilihat
pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 distribusi jawaban siswa setiap jenjang kelasnya.
Tabel 4.1. Variabel-variabel Kuesioner dan
Prosentase Jawab ya Seluruh Siswa dari setiap Kuesioner
Variable
|
Kode item
|
No item
|
Pertanyaan/pernyataan
|
Prosentasi jawab ya (1)
|
Kenyamanan kursi
|
KS1
|
1
|
Apapakah kaki siswa sewaktu duduk menggantung/tidak
menempel di lantai ?
|
36.17
|
KS2
|
2
|
Apakah lebar kursi sesuai dengan lebar pinggul ?
|
27.66
|
|
KS3
|
3
|
Apakah
bagian paha keseluruhann dapat tertopang dengan baik?
|
51.06
|
|
KS4
|
4
|
1.
Apakah
tinggi sandaran kursi sesuai dengan tinggi punggung ?
|
22.70
|
|
KS5
|
5
|
2.
Lebar
sandaran sudah menopang sebagian punggung dengan baik?
|
48.23
|
|
KS6
|
6
|
1.
Apakah
panjang sandaran sesuai dengan lebar punggung?
|
26.95
|
|
Kenyamanan meja
|
MS1
|
7
|
1.
Apakah tinggi meja sesuai dengan posisi menulis?
|
67.38
|
MS2
|
8
|
2.
Apakah tinggi meja sesuai dengan posisi membaca?
|
60.99
|
|
MS3
|
9
|
3.
Apakah
lebar meja dapat mempermudah pergerakan siswa?
|
63.83
|
|
MS4
|
10
|
4.
Apakah
panjang meja dapat mempermudah aktivitas baca tulis?
|
79.43
|
|
MS5
|
11
|
5.
Apakah
lidah meja membuat paha terasa sakit akibat terjepit?
|
44.68
|
|
MS6
|
12
|
6.
Apakah pijakan kaki sering digunakan?
|
76.60
|
|
Keluhan
|
K1
|
13
|
7.
Apakah saat duduk betis terasa pegal?
|
60.99
|
K2
|
14
|
8.
Apakah saat duduk paha terasa pegal?
|
48.23
|
|
K3
|
15
|
9.
Apakah saat duduk pinggang terasa pegal?
|
56.03
|
|
K4
|
16
|
10.
Apakah saat duduk punggung terasa pegal?
|
65.25
|
|
K5
|
17
|
11.
Apakah penggunaan
meja dalam kegiatan belajar sering membuat nyeri leher?
|
63.83
|
|
K6
|
18
|
12.
Apakah
pada saat belajar sering membuat nyeri/pegal pada bahu?
|
56.03
|
|
K7
|
19
|
13.
Apakah
pada saat belajar sering membuat nyeri/pegal pada lengan siswa?
|
72.34
|
|
K8
|
20
|
14.
Apakah
pada saat belajar sering membuat nyeri/pegal pada pergelangan tangan siswa?
|
71.63
|
Di SDN Sukapura untuk tempat duduk siswa terdiri
dari jenis kursi yang bisa diduduki perorangan dan ada juga bangku panjang yang
digunakan secara bersama 2 atau 3 siswa dalam sebuah meja. Meja yang digunakan
adalah meja panjang yang digunakan untuk 2 orang siswa. Data empirik hasil
pengukuran dimensi meja dan kursi serta bangku yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Dimensi Meja Kursi di SDN
Dimensi
|
Meja
|
Kursi
|
Bangku
|
Tinggi (cm)
|
70
|
34
|
50
|
Lebar (cm)
|
60
|
38
|
26
|
Panjang (cm)
|
90
|
40
|
90
|
Tabel 4.4 Standar/Spsifikasi Teknis Meubelair SD dan
MI
Data kuesioner yang sudah direkapitulasi sebelum
digunakan sebagai data penelitian terlebih dahulu diuji validitas dan
reliabilitasnya baik secara keseluruhan maupun setiap jawaban kelompok kelas.
Uji validitas dan reliabilitas
menggunakan software SPSS versi 17
dan hasil secara ringkas nya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Ringkasan Uji Reliability
Kelompok Jawaban
|
Jumlah
|
alpha cronbah
|
Keseluruhan Siswa
|
141
|
0.489
|
Kelas 2
|
15
|
0.705
|
Kelas 3
|
24
|
0.377
|
Kelas 4
|
26
|
0.651
|
Kelas 5
|
29
|
0.164
|
Kelas 6
|
47
|
0.564
|
Dari lampiran tabel 4.5 dapat dilihat bahwa reliability secara ke seluruhan dari jawaban siswa memiliki korelasi yang
rendah yaitu hanya mendekati 0.5 yang berarti korelasinya lemah dalam
penelitian ini walaupun ada beberapa tingkatan kelas memiliki reliability bagus karena memiliki
korelasi yang kuat. Hal ini dimungkinkan karena variabilitas kecerdasan dan
kemampuan pemahaman anak yang sangat tinggi selain itu dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan sekitar saat menjawab pertanyaan dalam kuesioner tersebut seperti
yang terjadi pada kelas 5. Pada kelas 5 ini yang membagikan dan mengumpulkan
kuesioner dilakukan oleh guru dalam kelas mereka. Berdasarkan jawaban
keseluruhan siswa tersebut dilakukan Pearson Correlation dengan uji 2 sisi maka masing-masing variabel
yang memiliki korelasi yang sedang sampai sangat kuat dengan variabel lainnya
dapat dilihat pada Tabel 4.7. (Lampiran). Bila melihat standar spesifikasi meubelair untuk
SD dan MA maka sebenarnya secara teknis meja kursi yang digunakan di SDN
Sukapura Kiaracondong Bandung, masih memenuhi standar minimal tersebut meskipun
untuk tinggi kursi atau bangku sekolah jauh lebih rendah.
Analisis Data
Kuesioner yang disebarkan kepada siswa sebanyak
200 set, hanya saja yang kembali dan diisi secara lengkap dan layak diolah
hanya 141 set. Cara pengisian kuesioner dipandau langsung oleh peneliti atau
peneliti memberitahukan kepada guru dalam kelas dan guru yang menjelaskan
kepada siswa tentang cara mengisi dan maksud dari setiap item pertanyaan dari
kuesioner tersebut. Untuk siswa kelas dua dan kelas tiga diisi oleh tim peneliti
dengan cara wawancara langsung dengan masing-masing siswa sedangkan untuk kelas
empat sampai dengan kelas enam diisi langsung oleh siswa dan diberi kesempatan
bertanya jika ada yang tidak dimengerti dari pertanyaan dalam kuesioner
tersebut.
Kuesioner yang telah diperiksa dan dianggap
sudah terisi semua maka kuesioner tersebut dikelompok sesuai dengan jenjang
kelas anak, untuk kemudian direkap jawaban masing-masing item dan masing-masing
anak ke dalam sebuah tabel. Setelah semua kuesioner direkap maka langkah
selanjutnya adalah dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas jawaban
tersebut dengan menggunakan software
SPSS versi 17. Hasil uji validitas dan reliabilitas jika dilihat hasil secara
keseluruhan maupun sebagian sebenarnya kurang memuaskan karena korelasinya
relatif rendah atau lemah, bahkan ada yang sangat lemah yaitu pada jenjang
kelas lima yang hanya 16,4% meskipun ada juga jenjang kelas yang memiliki
reliabilitas yang baik karena memiliki korelasi yang cukup kuat yaitu 70,5%,
walaupun untuk jawaban seluruh siswa masih memiliki korelasi yang lemah yaitu
hanya 48,9% dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Bila melihat hasil perhitungan uji reliabilitas
dalam setiap jenjang kelas sangat beragam. Hal ini disebabkan karena dipengaruhi
banyak faktor diantara kemampuan anak dalam mencerna kalimat-kalimat yang ada
dalam kuesioner dan juga tingkat emosi anak terhadap sesuatu yang sangat
beragam. Selain faktor anak juga kemungkinan besar terpengaruh lingkungan
sekitarnya, misalnya pada jenjang kelas lima yang memiliki reliabilitas yang
rendah karena saat pengambilan data dilakukan didalam kelas dan guru yang
berperan aktif terhadap distribusi kuesioner dan juga memberikan pemahaman yang
telah diberikan oleh peneliti. Berbeda dengan jenjang kelas dua memiliki
reliabilitas yang paling tinggi,
Untuk melihat statistik deskriptif dapat dilihat
pada Tabel 4.6 untuk setiap jenjang kelas, sedangkan untuk
keseluruhan siswa hanya dilihat prosentasenya pada Tabel 4.1 dan untuk statistik deskriptifnya lebih lengkap dapat dilihat pada
lampiran. Berdasarkan prosentase jawaban siswa tersebut terlihat bahwa jawaban
yang terbesar 79,43% pada variabel kenyamanan meja, di mana menurut siswa sudah cukup memadai dimensi
panjangnya meja untuk bisa mengakomodasi kebutuhannya untuk mempermudah
aktivitas baca tulis demikian juga untuk item-item dari variabel meja memiliki
di atas 50% siswa yang menjawab
ya, walaupun pada variabel keluhan semuanya memiliki prosentase diatas 50% dan
hal ini mengindikasikan bahwa dimensi meja menurut siswa sudah cukup memberikan
kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tetapi masih kurang memenuhi
prinsip-prinsip ergonomi. Keberadaan meja tidak terlepas dari keberadaan kursi,
jika kita lihat jawaban siswa yang merasakan kenyamanan dalam meng- gunakan kursi tersebut sangat sedikit bahkan hampir
semua item dalam variabel tersebut memiliki prosentasi di bawah 50% dan panjang jok kursi yang menurut siswa
agak memberikan kenyamanan. Dari item-item variabel kursi yang digunakan siswa
ternyata yang paling dirasakan tidak nyaman adalah sandaran kursi, hal ini bisa
dimengerti karena sandaran yang ada dikursi tersebut tidak mempertimbang kan dimensi punggung siswa, bahkan ada sebagian kecil
siswa yang menggunakan bangku panjang yang tanpa sandaran dan jika siswa ingin
bersandar hanya mengandalkan meja yang ada dibelakangnya.
Untuk melihat korelasi antar
variabel dan hubungan tingkat kepentingannya atau keterkaitan antara item
dengan variabel atau antar item dapat kita lihat pada Tabel 4.7. adapun
makna dari korelasi tersebut sebagai berikut:
1.
Pada item KS1 memiliki korelasi yang cukup kuat dengan
KS4, KS6, MS1 MS4, K2, K4, K7 hal ini menunjukan bahwa kaki yang menggantung
tidak menginjak tanah berhubungan pula dengan
sandaran kursi, tinggi meja walau pun panjangnya meja memperlancar aktivitas siswa. Dengan kondisi kaki
menggantung dan sandaran yang tidak sesuai dimensinya dengan dimensi punggung
dapat mengakibatkan nyeri punggung, paha dan juga lengan.
2.
KS2 memiliki korelasi yang cukup kuat dengan KS4, MS1,
MS2, MS3,MS4, MS5, dan memiliki korelasi yang sangat kuat dengan K8, K5 dan K1.
Berdasarkan hubungan korelasi tersebut dapat dikatakan kesesuaian lebar kursi
dengan lebar pinggul memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kesesuaian tinggi
meja, lebar meja, panjang meja sehingga memberikan kenyamanan beraktivitas
tulis dan baca dan jika tidak sesuai dapat berakibat pada nyeri pergelangan,
leher, dan betis
3.
KS4 memiliki hubungan yang cukup kuat dengan KS1, KS2,
dan juga memiliki korelasi yang sangat kuat dengan K8, K7, K5 hal ini berarti
bahwa tinggi sandaran yang sesuai dengan tinggi punggung sangat berkaitan
dengan tinggi dan lebar kursi dan bila terjadi ketidak sesuaian akan
mengakibatkan nyeri pergelangan tangan,
lengan, dan juga nyeri leher
4.
KS5 memiliki korelasi yang sangat kuat dengan MS4,
MS1serta dengan K6, K4, K5, K1, K2 dan K8 hal ini berarti lebar sandaran yang
dapat mengakomodasi dengan lebar punggung berhubungan
juga dengan panjang dan tinggi meja jika tidak akan berakibat pada bahu/leher,
pinggang, leher dan betis
5.
KS6 memiliki korelasi yang cukup kuat dengan KS1juga
dengan MS2, MS5, MS4, MS6, K5, K2, K7
hal ini menunjukan bahwa panjang sandaran dan tinggi kursi, berkaitan
dengan tinggi dan lidah meja, serta panjang meja dan pijakan kaki akan memberikan kenyamanan aktivitas proses
pembelajaran jika hal itu tidak terjadi kesuaian maka akan terjadi nyei leher,
paha, serta lengan
6.
MS1 memiliki korelasi yang sangat kuat dengan K5, MS6,
KS2, KS5 dan KS1 dengan demikian tinggi
meja sangat erat kaitannya dengan pijakan kaki, lebar kursi, lebar sandaran,
dan tinggi kursi sangat berkaitan untuk terbentuknya kenyamanan dan jika hal
itu tidak memberikan kenyamanan akan mengakibatkan nyeri pada leher
7.
MS2 memiliki korelasi yang sangat kuat KS6 diikuti
oleh MS4, KS2 dan bila tidak akan berakibat pada K6, K5, K3, hal ini menunjukan
tinggi meja berkaitan dengan panjang sandaran, panjang meja serta lebar kursi
sangat berhubungan untuk terbentuknya kenyamanan dalam proses pembelajaran jika
tidak bisa memberikan kenyamanan maka akan berakibat pada nyeri bahu, dan nyeri
leher.
8.
Dan seterusnya sampai tidak ada lagi item yang
memiliki korelasi dengan item lainnya dan seterusnya dan hal ini akan berulang
pada korelasi-korelasi dengan item-item
sebelumnya.
PEMBAHASAN
Pada Tabel 4.7. dan hasil pengolahan dengan SPSS tersebut cukup mewakili
kenyataan. Sebagai contoh dalam kenyamanan mengikuti proses pembelajaran
didalam kelas sangat ditentukan oleh ketinggian meja dan kursi, ketersediaan
sandaran kursi yang sesuai baik tinggi, lebar dan panjang sandaran yang harus
memperhatikan juga kesuaian lebar dan panjang meja sehingga selama proses
pembelajaran memberikan kenyamanan karena 80% waktu selama sekolah banyak
dihabiskan di meja kursi tersebut dan sebagian besar seluruh aktivitas proses
pembelajaran dilakukan diatas meja.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penyediaan sarana
prasarana proses pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya
proses pembelajaran dalam men jamin pemerataan dan peningkatan
mutu pendidikan di tengah perubahan global. Salah satunya adalah desain meja kursi yang ergonomis yang harus memenuhi ketentuan minimum yang
ditetapkan dalam standar sarana dan prasarana (Lampiran PERMENDIKNAS No. 24, 2007). Penggunaan meja kursi yang tidak ergonomis akan sangat mengganggu perkembangan fisik, fisiologi
dan psikologi anak. Bila hal ini dibiarkan maka dapat mengganggu prestasi
belajar anak dan dalam jangka panjang dapat menghambat masa depan anak.
Survey melalui kuesioner tertutup dilakukan terhadap siswa SD pada SDN Sukapura Kiaracondong
Bandung dengan menentukan responden yang dilakukan secara acak dalam setiap tingkatan kelas mereka yaitu dari kelas
dua sampai dengan kelas enam. Hasil
pengolahan data menunjukkan tingkat reliability
yang berbeda karena variabilitas kecerdasan dan kemampuan pemahaman anak yang berbeda. Meskipun hasil korelasinya tidak kuat, kurang reliable atau kurang handal, hasil ini
bisa dijadikan sebagai dasar pembenahan sarana meja dan kursi sekolah sebagai faktor
utama dalam kegiatan proses pembelajaran.
Saran
Penggunaan meja, kursi dan meja – bangku seharusnya disesuaikan dengan
tingkat usia siswa sekolah dasar berdasarkan kecenderungan prilaku
mereka. Karena perbedaan dimensi dan bentuk furnitur juga mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan mereka. Di lain pihak perlu diadakan penelitian lanjutan tentang
sarana prasarana yang secara signifikan mempengaruhi proses pembelajaran siswa
di sekolah-sekolah. Sehingga upaya Pemerintah dalam mencerdaskan dan
mempersiapkan masyarakat pada persaingan di era global dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin M B, 2006, Metodologi Penelitian Kuantitatif
(Komunikasi, Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya),
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, Indonesia
Jacobs, K., October 6, 2009, An Act Relative to the Consideration of
Ergonomically Designed School Buildings, Presented at EdD, OTR/L,
CPE, FAOTA “As part of the General Court of Massachusetts public hearing of the
Joint Committee on Education will hold a public hearing”.
Herdina, I., Perkembangan Psikologis (Fisik Motorik,
Afeksi /Emosi dan Sosial) Anak – anak Korban Lumpur Lapindo, Porong, Jawa Timur.
Maricopa Community college, ……, Capital development project manual (part II
: Formal and Informal Learning
Space Design Guidelines).
Nikrirotin, L, 2007, Sekolah Pendidikan Dasar
Terpadu di Semarang, Penekanan pada Arsitektur Organik, Jurusan Arsitektur Universitas
Negeri Semarang.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tanggal 29 Januari 2009, Standar/Spesifikasi Teknis
Pembangunan/Rehabilitasi Gedung Dan Meubelair Sekolah Dasar.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007, Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah
Dasar /Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTS), Dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA)
Khanam, C.N.; Reddy M.V. dan Mrunalini A., (2006), Opinion of Students on Seating Furniture used in Classroom, Journal
Hum.Ecol. 20(10). 15-20
Rungtai, Lin & Yen-Yu Kang, Ergonomic Design of Desk and Chair for Primary School Students in Taiwan, Department
of Industrial Design, Mingchi Institute of Technology, Taishan, Taipei Hsien
Taiwan, 243
Lampiran-lampiran:
Lampiran
Tabel 4.2. Tabel Distribusi
Jawaban Siswa Setiap Jenjang Kelas
Kelas 2
|
Kelas 3
|
Kelas 4
|
Kelas 5
|
Kelas 6
|
|||||||||||
Var
|
ada 15 siswa
|
ada 24 siswa
|
ada 26 siswa
|
ada 29 siswa
|
ada 47 siswa
|
||||||||||
rata-rata usia 7,27 tahun
|
rata-rata usia 8 tahun
|
rata-rata usia 9,077 tahun
|
rata-rata usia 10,48 tahun
|
rata-rata usia 11,09 tahun
|
|||||||||||
Jawab 1
|
Jawab 2
|
Rata-rata
|
Jawab 1
|
Jawab 2
|
Rata-rata
|
Jawab 1
|
Jawab 2
|
Rata-rata
|
Jawab 1
|
Jawab 2
|
Rata-rata
|
Jawab 1
|
Jawab 2
|
Rata-rata
|
|
KS1
|
2
|
13
|
1.87
|
8
|
16
|
1.67
|
13
|
13
|
1.50
|
4
|
25
|
1.86
|
24
|
23
|
1.49
|
KS2
|
9
|
6
|
1.33
|
3
|
21
|
1.88
|
2
|
24
|
1.92
|
10
|
19
|
1.66
|
14
|
33
|
1.70
|
KS3
|
15
|
0
|
1.00
|
14
|
10
|
1.42
|
3
|
23
|
1.88
|
18
|
11
|
1.38
|
22
|
25
|
1.53
|
KS4
|
0
|
15
|
2.00
|
5
|
19
|
1.79
|
7
|
19
|
1.73
|
14
|
15
|
1.52
|
6
|
41
|
1.87
|
KS5
|
0
|
15
|
2.00
|
19
|
5
|
1.21
|
6
|
20
|
1.77
|
15
|
14
|
1.48
|
28
|
19
|
1.40
|
KS6
|
0
|
15
|
2.00
|
6
|
18
|
1.75
|
7
|
19
|
1.73
|
17
|
12
|
1.41
|
8
|
39
|
1.83
|
MS1
|
15
|
0
|
1.00
|
11
|
13
|
1.54
|
17
|
9
|
1.35
|
23
|
6
|
1.21
|
29
|
18
|
1.38
|
MS2
|
1
|
14
|
1.07
|
11
|
13
|
1.54
|
11
|
15
|
1.58
|
20
|
9
|
1.31
|
30
|
17
|
1.36
|
MS3
|
13
|
2
|
1.13
|
18
|
6
|
1.25
|
15
|
11
|
1.42
|
17
|
12
|
1.41
|
27
|
20
|
1.43
|
MS4
|
13
|
2
|
1.13
|
20
|
4
|
1.17
|
20
|
6
|
1.23
|
25
|
4
|
1.14
|
34
|
13
|
1.28
|
MS5
|
1
|
14
|
1.93
|
9
|
15
|
1.63
|
21
|
5
|
1.19
|
8
|
21
|
1.72
|
24
|
23
|
1.49
|
MS6
|
12
|
3
|
1.20
|
17
|
7
|
1.29
|
17
|
9
|
1.35
|
22
|
7
|
1.24
|
40
|
7
|
1.15
|
K1
|
1
|
14
|
1.93
|
20
|
4
|
1.17
|
21
|
5
|
1.19
|
15
|
14
|
1.48
|
29
|
18
|
1.38
|
K2
|
2
|
13
|
1.87
|
11
|
13
|
1.54
|
16
|
10
|
1.38
|
13
|
16
|
1.55
|
26
|
21
|
1.45
|
K3
|
8
|
7
|
1.47
|
6
|
18
|
1.75
|
17
|
9
|
1.35
|
13
|
16
|
1.55
|
35
|
12
|
1.26
|
K4
|
6
|
9
|
1.60
|
17
|
7
|
1.29
|
21
|
5
|
1.19
|
17
|
12
|
1.41
|
31
|
16
|
1.34
|
K5
|
6
|
9
|
1.60
|
10
|
14
|
1.58
|
22
|
4
|
1.15
|
19
|
10
|
1.34
|
33
|
14
|
1.30
|
K6
|
6
|
9
|
1.60
|
12
|
12
|
1.50
|
20
|
6
|
1.23
|
13
|
16
|
1.55
|
28
|
19
|
1.40
|
K7
|
6
|
9
|
1.60
|
22
|
2
|
1.08
|
22
|
4
|
1.15
|
16
|
13
|
1.45
|
36
|
11
|
1.23
|
K8
|
4
|
11
|
1.73
|
11
|
13
|
1.54
|
23
|
3
|
1.12
|
20
|
9
|
1.31
|
43
|
4
|
1.09
|
Tabel 4.6. Prosentase Jawaban Siswa Ya
(1) Pada Setiap Jenjang Kelas
Kelas 2
|
Kelas 3
|
Kelas 4
|
Kelas 5
|
Kelas 6
|
|||||||||||
Var
|
ada 15 siswa
|
ada 24 siswa
|
ada 26 siswa
|
ada 29 siswa
|
ada 47 siswa
|
||||||||||
rata-rata usia 7,27 tahun
|
rata-rata usia 8 tahun
|
rata-rata usia 9,077 tahun
|
rata-rata usia 10,48 tahun
|
rata-rata usia 11,09 tahun
|
|||||||||||
Jawab 1
|
Jawab 2
|
% jawab ya (1)
|
Jawab 1
|
Jawab 2
|
% jawab ya (1)
|
Jawab 1
|
Jawab 2
|
% jawab ya (1)
|
Jawab 1
|
Jawab 2
|
% jawab ya (1)
|
Jawab 1
|
Jawab 2
|
% jawab ya (1)
|
|
KS1
|
2
|
13
|
13.33
|
8
|
16
|
33.33
|
13
|
13
|
50.00
|
4
|
25
|
13.79
|
24
|
23
|
51.06
|
KS2
|
9
|
6
|
60.00
|
3
|
21
|
12.50
|
2
|
24
|
7.69
|
10
|
19
|
34.48
|
14
|
33
|
29.79
|
KS3
|
15
|
0
|
100.00
|
14
|
10
|
58.33
|
3
|
23
|
11.54
|
18
|
11
|
62.07
|
22
|
25
|
46.81
|
KS4
|
0
|
15
|
0.00
|
5
|
19
|
20.83
|
7
|
19
|
26.92
|
14
|
15
|
48.28
|
6
|
41
|
12.77
|
KS5
|
0
|
15
|
0.00
|
19
|
5
|
79.17
|
6
|
20
|
23.08
|
15
|
14
|
51.72
|
28
|
19
|
59.57
|
KS6
|
0
|
15
|
0.00
|
6
|
18
|
25.00
|
7
|
19
|
26.92
|
17
|
12
|
58.62
|
8
|
39
|
17.02
|
MS1
|
15
|
0
|
100.00
|
11
|
13
|
45.83
|
17
|
9
|
65.38
|
23
|
6
|
79.31
|
29
|
18
|
61.70
|
MS2
|
1
|
14
|
6.67
|
11
|
13
|
45.83
|
11
|
15
|
42.31
|
20
|
9
|
68.97
|
30
|
17
|
63.83
|
MS3
|
13
|
2
|
86.67
|
18
|
6
|
75.00
|
15
|
11
|
57.69
|
17
|
12
|
58.62
|
27
|
20
|
57.45
|
MS4
|
13
|
2
|
86.67
|
20
|
4
|
83.33
|
20
|
6
|
76.92
|
25
|
4
|
86.21
|
34
|
13
|
72.34
|
MS5
|
1
|
14
|
6.67
|
9
|
15
|
37.50
|
21
|
5
|
80.77
|
8
|
21
|
27.59
|
24
|
23
|
51.06
|
MS6
|
12
|
3
|
80.00
|
17
|
7
|
70.83
|
17
|
9
|
65.38
|
22
|
7
|
75.86
|
40
|
7
|
85.11
|
K1
|
1
|
14
|
6.67
|
20
|
4
|
83.33
|
21
|
5
|
80.77
|
15
|
14
|
51.72
|
29
|
18
|
61.70
|
K2
|
2
|
13
|
13.33
|
11
|
13
|
45.83
|
16
|
10
|
61.54
|
13
|
16
|
44.83
|
26
|
21
|
55.32
|
K3
|
8
|
7
|
53.33
|
6
|
18
|
25.00
|
17
|
9
|
65.38
|
13
|
16
|
44.83
|
35
|
12
|
74.47
|
K4
|
6
|
9
|
40.00
|
17
|
7
|
70.83
|
21
|
5
|
80.77
|
17
|
12
|
58.62
|
31
|
16
|
65.96
|
K5
|
6
|
9
|
40.00
|
10
|
14
|
41.67
|
22
|
4
|
84.62
|
19
|
10
|
65.52
|
33
|
14
|
70.21
|
K6
|
6
|
9
|
40.00
|
12
|
12
|
50.00
|
20
|
6
|
76.92
|
13
|
16
|
44.83
|
28
|
19
|
59.57
|
K7
|
6
|
9
|
40.00
|
22
|
2
|
91.67
|
22
|
4
|
84.62
|
16
|
13
|
55.17
|
36
|
11
|
76.60
|
K8
|
4
|
11
|
26.67
|
11
|
13
|
45.83
|
23
|
3
|
88.46
|
20
|
9
|
68.97
|
43
|
4
|
91.49
|
Tabel 4.7. Korelasi Pearson dengan Uji 2 sisi
hub Var
|
KS1
|
KS2
|
KS3
|
KS4
|
KS5
|
KS6
|
MS1
|
MS2
|
MS3
|
MS4
|
MS5
|
MS6
|
K1
|
K2
|
K3
|
K4
|
K5
|
K6
|
K7
|
K8
|
KS1
|
.413
|
.159
|
.554
|
.124
|
.771
|
.544
|
.034
|
.841
|
.833
|
.139
|
.397
|
.302
|
.836
|
.395
|
.920
|
.047
|
.395
|
.667
|
.083
|
|
KS2
|
.413
|
.056
|
.609
|
.153
|
.057
|
.773
|
.763
|
.729
|
.637
|
.873
|
.348
|
.935
|
.002
|
.002
|
.073
|
.967
|
.117
|
.355
|
.979
|
|
KS3
|
.159
|
.056
|
.007
|
.076
|
.082
|
.108
|
.000
|
.000
|
.000
|
.000
|
.396
|
.000
|
.000
|
.013
|
.000
|
.000
|
.000
|
.126
|
.014
|
|
KS4
|
.554
|
.609
|
.007
|
.025
|
.000
|
.142
|
.000
|
.285
|
.435
|
.356
|
.236
|
.149
|
.331
|
.438
|
.431
|
.554
|
.438
|
.609
|
.972
|
|
KS5
|
.124
|
.153
|
.076
|
.025
|
.165
|
.673
|
.000
|
.007
|
.995
|
.069
|
.105
|
.857
|
.791
|
.006
|
.897
|
.888
|
.973
|
.293
|
.526
|
|
KS6
|
.771
|
.057
|
.082
|
.000
|
.165
|
.171
|
.945
|
.494
|
.581
|
.259
|
.691
|
.650
|
.902
|
.211
|
.132
|
.920
|
.385
|
.531
|
.245
|
|
MS1
|
.544
|
.773
|
.108
|
.142
|
.673
|
.171
|
.000
|
.381
|
.001
|
.020
|
.747
|
.000
|
.037
|
.128
|
.263
|
.893
|
.424
|
.137
|
.045
|
|
MS2
|
.034
|
.763
|
.000
|
.000
|
.000
|
.945
|
.000
|
.003
|
.895
|
.000
|
.116
|
.000
|
.000
|
.683
|
.027
|
.750
|
.949
|
.005
|
.079
|
|
MS3
|
.841
|
.729
|
.000
|
.285
|
.007
|
.494
|
.381
|
.003
|
.280
|
.067
|
.662
|
.000
|
.625
|
.229
|
.083
|
.106
|
.618
|
.056
|
.034
|
|
MS4
|
.833
|
.637
|
.000
|
.435
|
.995
|
.581
|
.001
|
.895
|
.280
|
.205
|
.554
|
.007
|
.405
|
.117
|
.640
|
.017
|
.117
|
.992
|
.138
|
|
MS5
|
.139
|
.873
|
.000
|
.356
|
.069
|
.259
|
.020
|
.000
|
.067
|
.205
|
.768
|
.000
|
.000
|
.000
|
.000
|
.002
|
.052
|
.095
|
.068
|
|
MS6
|
.397
|
.348
|
.396
|
.236
|
.105
|
.691
|
.747
|
.116
|
.662
|
.554
|
.768
|
.724
|
.018
|
.028
|
.826
|
.662
|
.318
|
.086
|
.013
|
|
K1
|
.302
|
.935
|
.000
|
.149
|
.857
|
.650
|
.000
|
.000
|
.000
|
.007
|
.000
|
.724
|
.000
|
.001
|
.000
|
.000
|
.002
|
.009
|
.093
|
|
K2
|
.836
|
.002
|
.000
|
.331
|
.791
|
.902
|
.037
|
.000
|
.625
|
.405
|
.000
|
.018
|
.000
|
.000
|
.000
|
.002
|
.007
|
.071
|
.110
|
|
K3
|
.395
|
.002
|
.013
|
.438
|
.006
|
.211
|
.128
|
.683
|
.229
|
.117
|
.000
|
.028
|
.001
|
.000
|
.000
|
.001
|
.003
|
.000
|
.001
|
|
K4
|
.920
|
.073
|
.000
|
.431
|
.897
|
.132
|
.263
|
.027
|
.083
|
.640
|
.000
|
.826
|
.000
|
.000
|
.000
|
.001
|
.000
|
.000
|
.001
|
|
K5
|
.047
|
.967
|
.000
|
.554
|
.888
|
.920
|
.893
|
.750
|
.106
|
.017
|
.002
|
.662
|
.000
|
.002
|
.001
|
.001
|
.000
|
.002
|
.001
|
|
K6
|
.395
|
.117
|
.000
|
.438
|
.973
|
.385
|
.424
|
.949
|
.618
|
.117
|
.052
|
.318
|
.002
|
.007
|
.003
|
.000
|
.000
|
.067
|
.000
|
|
K7
|
.667
|
.355
|
.126
|
.609
|
.293
|
.531
|
.137
|
.005
|
.056
|
.992
|
.095
|
.086
|
.009
|
.071
|
.000
|
.000
|
.002
|
.067
|
.013
|
|
K8
|
.083
|
.979
|
.014
|
.972
|
.526
|
.245
|
.045
|
.079
|
.034
|
.138
|
.068
|
.013
|
.093
|
.110
|
.001
|
.001
|
.001
|
.000
|
.013
|