Tentang SosioHumanitas Unla

SosioHumanitas Unla merupakan Jurnal Ilmu-ilmu Sosial & Humaniora Universitas Langlangbuana.

Sosiohumanitas berisi karya ilmiah hasil penelitian atau pemikiran berdasarkan kajian literatur yang dimuat dalam bentuk media cetak oleh LPPM Universitas Langlangbuana Bandung.

Materi yang dibahas mencakup masalah dan isu-isu yang aktual mengenai aspek sosial budaya dan kemanusiaan lainnya.

ISSN 1410-9263.

Kemampuan yang Dibutuhkan Pengusaha Industri Kecil Tekstil di Desa Paseh - Majalaya - Bandung


Oleh:
Dede Siti Rohmah
Jurusan TeknikIndustri Universitas Langlangbuana Bandung


ABSTRAK

Ribuan usaha kecil didirikan, dan ternyata sebagian besar menemui kebuntuan, macet dan bahkan gagal. Banyak usaha kecil yang mulanya sukses, namun  justru gagal  ketika beranjak besar. Sebagian lagi dapat dikatakan sukses namun jarang yang sanggup bertahan hingga generasi kedua. Kebanyakan kegagalan itu hanya karena salah urus serta lemahnya pengelolaan. Kegagalan dari perusahaan kecil tersebut mungkin banyak faktornya, diantaranya adalah kemampuan atau keterampilan yang dipunyai oleh pengusaha atau pimpinan perusahaan tersebut tidak memadai dalam menjalankan serta mengelola perusahaan tersebut. Dari hasil penelitian dapat ditemukan bahwa dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut diperlukan suatu kemampuan atau keterampilan dari pengusaha, diantaranya sebagai berikut: (1) Kemampuan di aspek bahan baku, (2) Kemampuan di aspek permodalan, (3) Kemampuan di aspek transformasi, (4) Kemampuan di aspek Produk, dan (5) Kemampuan di aspek pemasaran.

Kata kunci: kemampuan, kegagalan, manajemen


ABSTRACT

Thousands of small businesses established, and it turned mostly stagnated or failed. Many small businesses are initially successful, but it failed when growing up. Some of them can be said to be successful but rarely are able to survive until the second generation. Most failures were simply due to mismanagement and poor management. The failure of small companies may be many factors, including the ability or skill possessed by the entrepreneur or the management company is not sufficient in running and managing the company. From the results of this study found that in performing these activities required capabilities or skills of the entrepreneur, including the following: (1) The capability in the aspect of raw materials, (2) the capability in capital, (3) the capability in aspects of transformation, (4) the capability in aspects of products, and (5) the capability in aspect of marketing.

Keywords: capability, the failure, the management



PENDAHULUAN

Industri kecil memegang peran cukup penting dalam perekonomian nasioanal. Peranan yang cukup penting tersebut ditunjukkan oleh kemampuannya yang besar dalam menyerap devisa negara. Selain itu, berbagai bukti menunjukkan bahwa dalam keadaan krisis nasional, sebagaimanan yang dialami Indonesia beberapa tahun terakhir ini, ternyata justru industri kecil lebih mampu bertahan dibandingkan dengan industri besar.
Adanya kemampuan bertahan seperti ini disebabkan karena karakteristik industri kecil yang lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan. Fleksibelitas ini bisa terjadi mengingat pola manajemen yang dijalankan oleh industri kecil yang relatif lebih sederhana.
Meskipun memegang peranan cukup penting, industri kecil juga dihadapkan pada berbagai masalah. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh industri kecil tersebut biasanya menyangkut berbagai aspek seperti: kecocokan komoditas, kesesuaian proses bisnis, dan kesesuaian pengusaha. Keberhasilan industri kecil biasanya juga bisa disebabkan karena adanya kemampuan yang baik dalam mengelola kesesuaian ketiga aspek tersebut, tetapi ada pula industri kecil yang harus jatuh bangun dalam menjalankan usahanya dan yang lebih parah lagi sampai harus gulung tikar atau bangkrut. Salah satu faktor penyebab dari ketidakberhasilan usaha kecil tersebut adalah cara mengelolanya di mana hal tersebut sangat dipengaharui oleh kemampuan dari seorang pengusaha.
Berkaitan dengan permasalahan kesesuaian tersebut, sampai sejauh ini belum banyak pihak yang menyoroti secara khusus kompetensi apa yang dibutuhkan para pengusaha industri kecil dalam menjalankan usahanya sehingga betul-betul sesuai dengan kebutuhan aktual pengelola tersebut. Berbagai pedoman pelatihan yang diberikan oleh banyak pihak cenderung sulit untuk dipahami oleh para pengusaha industri kecil yang biasanya memiliki tingkat edukasi yang relatif terbatas.
Untuk bisa mengetahui kompetensi atau kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pengusaha industri kecil salah satunya bisa dilakukan dengan mencoba melihat kegiatan-kegiatan apa saja yang secara aktual dilakukan oleh pengusaha industri kecil. Mengacu kepada kegiatan-kegiatan aktual yang dilakukan, maka akan memberi gambaran tentang aspek-aspek apa saja yang sebenarnya selalu menjadi tumpuan kegiatan yang secara langsung ditangani oleh pengelola industri kecil.
   

Perumusan Masalah

Seperti telah di ketahui, bahwa salah satu penyebab kegagalan dari industri kecil adalah cara mengelola usaha tersebut, di mana kemampuan dari seorang pengusaha sangat mempengaruhi dalam keberhasilan usaha kecil. Oleh sebab itu perlu diketahui kemampuan apa yang dibutuhkan pengusaha industri kecil dalam mengelola perusahaannya.  Sebagai obyek penelitian adalah daerah Pacet Kecamatan Majalaya Bandung, yang merupakan daerah sentra  home industri tekstil.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Untuk lebih mengarahkan sehingga jelas untuk apa penelitian itu dilakukan, maka perlu mengutarakan apa yang menjadi tujuan dari penelitian tersebut. Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
1.      Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan aktual yang dilakukan pengusaha industri kecil.
2.      Mengetahui pada aspek-aspek apa saja para pengusaha tersebut biasanya terlibat.

Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah mendapat acuan mengenai kemampuan yang dibutuhkan oleh pengusaha atau pengelola industri kecil sehingga bisa dijadikan pedoman bagi pihak-pihak yang ingin mencoba masuk kedalam lingkungan usaha kecil.

 

KEPUSTAKAAN

Definisi Industri Kecil
Industri kecil didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda, tergantung negaranya dan juga tergantung pada aspek-aspek lain seperti sfesifikasi teknologinya dan lain-lain. Karena itu perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap definisi-definisi ini agar di peroleh pengertian yang jelas mengenai industri kecil.
Dibandingkan dengan industri besar, jelas bahwa industri kecil mempunyai permasalahan yang berbeda, yaitu antara lain:
1.      Pada industri kecil tingkat spesialisasi manajemen relatif rendah umumnya merupakan one-man management.
2.      Kontak pribadi antara karyawan relatif lebih erat pada industri kecil.
3.      Industri kecil pada umumnya mempunyai kesulitan yang lebih besar dalam mendapatkan modal maupun kredit.

Terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai industri kecil, sesuai dengan kepentingan lembaga yang memberikan definisi.
a.       Menurut Biro Pusat Statistika
Industri kecil adalah perusahaan industri dengan jumlah karyawan antara 5  sampai dengan 19 orang.
b.      Menurut Bank Indonesia
Industri kecil adalah perusahaan industri dengan karakteristik berikut :    
-       Modalnya kurang dari Rp 20 juta.
-       Untuk satu putaran (cycle) dari usahanya hanya membutuhkan uang paling banyak    Rp 5 juta.
c.       Menurut Departemen Perindustrian
Definisi industri kecil (Departemen Perindustrian, 1980) Industri kecil mempunyai nilai investasi mesin-mesin dan peralatan, di luar gedung dan tanah, tidak lebih dari Rp 70 juta.
d.      Modal keseluruhan paling banyak Rp 100 juta.
e.       Jumlah investasi per-pekerja tidak lebih dari Rp 625.000,-.

Tetapi kenyataannya Departemen perindustrian tidak selalu menggunakan definisi tersebut dalam melakukan pembinaan industri kecil. Karena tidak adanya suatu ketentuan yang pasti tentang suatu batasan mengenai industri kecil maka secara kasar dianggap bahwa yang dapat di kategorikan sebagai usaha atau industri kecil adalah yang mempunyai karyawan tidak lebih dari 100 orang.


Dimensi Industri kecil
Dilihat dari sifatnya industri kecil dapat dikelompokkan menjadi industri kecil tradisional, semi-tradisional dan modern. Keterangan dari setiap kelompok tersebut adalah sebagai berikut (Stanley Morse, 1985)
1.      Industri kecil tradisional
Industri kecil tradisional yang memenuhi kebutuhan tradisional, yaitu industri kecil yang memenuhi kebutuhan substansial seperti makanan, minuman dan lain-lain.
2.      Industri kecil semi- modern
Industri kecil yang sudah melepaskan diri dari ciri-ciri tradisional tetapi tidak pada keseluruhan aspek-aspeknya atau pada keseluruhan aspek tersebut tetapi belum tuntas.
3.      Industri kecil modern
Industri kecil yang memanfaatkan secara intensif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang tampak pada karakteristiknya yang berbeda dari industri kecil tradisional yaitu dalam 4 aspek yaitu :
a.       Perilaku, selalu mencoba mencari cara atau hasil lain yang lebih baik, berusaha meningkatkan efisiensi.
b.      Produk dan disain produk ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern, yaitu berupa kebutuhan non substansial.
c.       Teknologi produksi modern, dimana dilakukan penggunaan mesin-mesin secara efisien.
d.      Organisasi dan manajemen juga modern, menggunakan teknik-teknik pengorganiasaian dan manajemen mutakhir.

Dihubungkan dengan pengelompokkan ini, pengembangan industri kecil mestinya dilakukan menurut dua arah :
1.      Transformasi industri kecil  tradisional menjadi industri kecil modern.
2.      Pembentukan industri kecil baru yang bersifat modern.

Teknik Pengukuran
Dalam penelitian sosial, beberapa variabel dapat diukur dengan mudah, misalnya dengan satu pertanyaan saja untuk variabel nama. Akan tetapi untuk variabel yang abstrak atau konstruk, pengukuran dengan hanya satu pertanyaan saja belum dapat memberikan gambaran yang sebenarnya. Misalnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha industri kecil dalam mengelola perusahaannya belum tergambar dengan memadai jika hanya diungkapkan dengan hanya satu pertanyaan karena kegiatan-kegiatan dari pengusaha tersebut menyangkut banyak variabel.

A.    Skala Likert
Skala Likert pertama kali di kembangkan oleh Rensis Likert (Nazir, 2005). Skala ini disebut juga Methods of Summated Rating Scale, dimana nilai peringkat setiap jawaban atau jawaban dijumlahkan sehingga mendapat nilai total, yang terdiri atas sejumlah pernyataan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap objek tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur. Untuk setiap pernyataan disediakan sejumlah alternatif tanggapan yang berjenjang dan bertingkat, misalnya sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju , sangat tidak setuju.
Instrumen penelitian yang berisi skala ini diisi oleh responden dengan memilih salah satu tanggapan yang sudah disediakan. Agar dalam memberikan jawaban responden tidak seenaknya menulis tanpa berfikir, maka pernyataan-pernyataan yang disajikan dibuat bervariasi. Cara penilaian pada tanggapan atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada responden misalkan 1 untuk sangat setuju untuk jawaban a, 2 untuk setuju untuk jawaban b, dan seterusnya. Penilaian tersebut juga dapat pula dibalik asalkan konsisten.
Pemberian nilai tersebut dilakukan setelah instrumen penelitian yang berupak skala likert ini terkumpul. Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelitian yang diberikan kepada responden tidak diberi tanda dan alternatif jawabanpun tidak diberi nilai terlebih dahulu. Keuntungan dan kelemahan dari Skala Likert adalah (Nazir, 2005), adalah :
Keuntungan Skala Likert :
1.      Mudah dibuat dan ditafsirkan
2.      Bentuk yang paling umum
3.      Bersifat luwes
4.      Mengukur pada tingkat skala ordinal

Kelemahan Skala Likert :
1.      Tidak ada arti yang konsisten yang dapat diberikan pada data mentah yang berasal dari pengukurnya.
2.      Diasumsikan bahwa setiap butir dalam skala mempunyai bobot yang sama sehubungan dengan butir yang lain. Asumsi ini mungkin benar.
3.      Orang yang mempunyai nilai sama mungkin memiliki ciri-ciri yang tidak sama.
4.      Validasi skala ini masih dipertanyakan.

B.     Validasi Alat Ukur
Alat ukur yang dibuat harus dapat mengukur variabel yang dimaksudkan untuk diukur, bukan variabel lain. (Soehartono, 1999)  mengungkapkan bahwa variabel-variabel dalam ilmu sosial merupakan variabel yang abstrak, maka tidak mustahil jika skala pengukuran yang dibuat ternyata kemudian mengukur variabel lain, bukan variabel yang dimaksudkan oleh peneliti, maka alat ukur demikian tidak valid. Suatu alat ukur atau skala pengukuran dikatakan valid jika skala pengukuran tersebut mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.
Untuk mencapai validitas tampak, peneliti harus berusaha agar instrumen atau alat ukurnya secara logis berisi sampel atau butir dari populasi butir yang diperkirakan mencapai konsep yang diukur.
Untuk test validitas alat ukur digunakan rumus :
rbn = SPn. T / Ö SPn.2. ST2
Di mana :
Pn = Skor pertanyaan ke-n (n= 1, 2, 3, ... n)
T   = Total skor

C.    Reliabilitas alat ukur
Selain harus valid, suatu alat ukur juga harus reliabil (andal). Suatu alat ukur dikatakan reliabil apabila alat ukur tersebut memberikan hasil yang tetap selama variabel yang diukur tidak berubah. Alat ukur yang reliabil mungkin tidak valid, sedangkan alat ukur yang valid pasti reliabel (Soehartono, 1999). Dengan metoda split-half, suatu alat ukur digunakan pada sekelompok individu satu kali. Setelah terkumpul dan setiap butir diberi nilai, alat ukur ini dibagi menjadi dua bagian, misalkan setengah pertama dari seluruh butir dan setengah lainnya atau dibagi atas dua variabel. Nilai setiap alat ukur dijumlahkan, kemudian nilai total dikorelasikan. Apabila menghasilkan korelasi yang positif dan tinggi maka alat ukur tersebut dikatakan reliabil.
Adapun rumus reliabilitas yang digunakan adalah :
ri n = 2 rbn / 1 + rbn
Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriteria (skor total) serta korelasi tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Masrum mengemukakan bahwa syarat minimum untuk memenuhi tingkat validitas dan reliabilitas apabila nilai dari rb > 0,3 dan ri > 0,3.


Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner yang mengacu pada identifikasi aspek lingkungan pada industri kecil (Lubis, 1990). Perusahaan yang dipilih untuk sampel penelitian berlokasi di daerah Kecamatan Paseh, karena di daerah tersebut terdapat banyak perusahaan industri kecil tekstil dengan  pemiliknya warga pribumii dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Perusahaan tersebut tersebar ke dalam beberapa desa yaitu Desa Sukamanah, Desa Sukamantri, Desa Cipaku, Desa Babakan Loa, dan Desa Mekarpawitan.
Rekapitulasi yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner kepada pengusaha di 5 desa tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1


Tabel 4.1. Data Hasil Kuesioner yang disebarkan kepada Pengusaha
Industri Kecil Tekstil

Pertanyaan                   

Jumlah Jawaban

Total

A
B
C
D
E
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
31
22
31
23
29
37
35
39
39
42
42
42
31
11
10
8
-
42
42
24
22
25
24
20
42
34
29
35
30
30
31
30
30
30
36
36
33
36
42
40
23
42
35
31
28
6
6
13

2
-
2
-
1
2
7
3
3
-
-
-
-
31
-
16
42
-
-
4
3
3
-
2
-
-
5
7
7
7
-
5
5
5
6
6
-
-
-
-
12
-
-
3
14
8
8
12
9
20
9
19
12
3
-
-
-
-
-
-
11
-
-
-
-
-
-
14
17
14
18
20
-
8
8
-
5
5
11
7
7
7
-
-
9
6
-
2
7
-
7
8
-
28
28
17
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
32
18
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42

60

 

PEMBAHASAN
Karena yang dianalisa untuk mengetahui kegiatan-kegiatan aktual yang dilakukan pengusaha di berbagai aspek, maka alat analisa yang dipergunakan adalah Identifikasi keseluruhan aspek yang perlu diperhatikan dalam industri kecil (Lubis, 1990).

Analisis Kegiatan-kegiatan yang Dilakukan Pengusaha atau Pimpinan Perusahaan dalam Mengelola Perusahaannya di Kecamatan Paseh.

Sebelum melakukan analisa kegiatan-kegiatan aktual yang dilakukan pengusaha dalam mengelola perusahaannya dengan acuan analisa identifikasi  keseluruhan   aspek   yang perlu diperhatikan dalam industri kecil, terlebih dahulu mencari tahu kegiatan aktual yang sering dilakukan pengusaha dengan cara memilih persentase terbesar dari masing-masing pertanyaan. Adapun hasil persentase jawaban terbesar pada tiap-tiap pertanyaan tersebut dapat terlihat pada Tabel 4.2


Tabel 4.2. Kegiatan yang sering dilakukan para pengusaha di Kecamatan Paseh

No
Pertanyaan
Pernyataan / Jawaban
1




2


3



4



5



6


7


8



9


10


11



12


13


14



15


16


17


18


19



20



21


22


23


24



25




26


27




28






29



30


31


32


33


34





35


36


37


38


39


40



41


42



43



44



45




46


47


48
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan apakah anda sebagai pimpinan yang menentukan supllier bahan baku tersebut ?

Apakah kontak dengan supllier bahan baku tersebut juga anda yang melakukan ?

Dalam menentukan harga bahan baku tersebut, apakah anda yang melakukan negosiasi dengan supllier bahan baku tersebut ?

Apakah anda kenal baik dengan supllier bahan baku tersebut ?


Apakah anda juga kenal dengan pimpinan supllier bahan baku tersebut ?


Apakah anda juga yang menentukan atau memilih kwalitas dari bahan baku tersebut ?

Apakah anda juga yg menentukan jmh bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan ?

Apakah anda yang menentukan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli bahan baku tersebut ?

Apakah anda juga yang menganggarkan biaya pengeluaran lain untuk perusahaan ?

Bila terjadi kelangkaan bahan baku, apakah anda ikut andil mencari bahan baku tersebut ?

Dalam penyetoran uang perusahaan, apakah anda yang menentukan ke Bank mana uang tersebut harus disimpan ?

Dalam menentukan Bank yang dipilih tersebut apa alasan anda untuk memilihnya ?

Modal awal dari perusahaan yang anda pimpin didapat dari mana ?

Selain untuk penyetoran uang, apakah Bank tersebut juga digunakan untuk pinjaman untuk modal tambahan ?

Apakah anda yang melakukan transaksi dengan pihak Bank tersebut ?

Apakah anda kenal baik dengan pimpinan Bank tersebut ?

Mesin-mesin yang terdapat diperusahaan, anda dapatkan dari mana ?

Apakah anda yang menentukan berapa banyak mesin yang diperlukan oleh perusahaan ?

Apakah anda yang menentukan teknologi (merek mesin, kecanggihan mesin dan sebagainya) dari mesin yang akan digunakan diperusahaan anda?

Apakah anda yang menentukan supllier untuk peralatan (seperti suku cadang mesin dan sebagainya) yang dibutuhkan perusahaan ?

Apakah anda yang melakukan kontak dengan supplier peralatan tersebut ?

Apakah anda juga yang melakukan negosiasi harga dengan supllier peralatan tersebut ?

Apakah anda kenal dengan supllier peralatan tersebut ?

Apakah anda juga kenal dengan pimpinan supplier peralatan peralatan tersebut ?


Untuk menjalankan mesin tersebut dibutuhkan energi, apakah anda yang menentukan berapa besar energi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan mengurusnya ke pihak PLN ?

Apakah anda yang melakukan kontak kemudian bernegosiasi dengan pihak PLN tersebut ?

Untuk jumlah karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan, apakah anda yang menentukan berapa banyak karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan ?

Dalam penentuan jumlah karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan, biasanya ada kebijaksanaan untuk menerima karyawan di sekitar lingkungan perusahaan dan sebagian di luar lingkungan perusahaan, apakah kebijaksanaan itu anda yang menentukan ?

Bila perusahaan akan melakukan perekrutan karyawan baru, apakah anda yang menentukan syarat-syarat bagi calon karyawan itu ?

Apakah anda juga yang menentukan diterima atau tidak diterimanya calon karyawan tersebut ?

Apakah anda sering memantau perkembangan atau prestasi kerja dari para karyawan anda?

Apakah anda juga yang mempromosikan kenaikan jabatan bagi karyawan ?

Apakah anda yang menentukan perlu tidaknya pelatihan kerja bagi para karyawan ?

Selain mendapatkan gaji pokok, para karyawan juga mungkin mendapatkan gaji insentif (seperti tunjangan kesehatan dan sebagainya), apakah anda yang menentukan besar kecilnya gaji insentif tersebut ?

Peraturan-peraturan intern yang ada diperusahaan apakah anda yang membuatnya ?

Bila terjadi permasalahan diantara karyawan, apakah anda ikut andil meneyelesaikannya ?

Apakah anda sering memantau atau mengawasi jalannya proses produksi ?

Apakah anda juga yang menentukan kwalitas dari produk yang dihasilkan ?

Apakah anda yang menentukan harga jual dari produk tersebut ?

Apakah anda menentukan kemana produk tersebut harus dipasarkan ?


Apakah anda kenal dengan konsumen yang akan memebeli produk tersebut ?

Apakah anda memberikan jaminan kepada konsumen yang membeli produk dari perusahaan, anda bahwa produk tersebut baik?

Bila terjadi ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang dibeli dari anda apa yang anda lakukan ?

Bila permintaan dipasaran akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan anda meningkat, apa yang anda lakukan ?

Apabila produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang anda pimpin tidak diminati lagi dipasaran, apa yang anda lakukan ?


Apakah anda sering mengikuti seminar tentang perindustrian atau pertekstilan ?

Apakah anda sering menghadiri pameran-pameran tentang perindustrian atau pertekstilan ?

Apakah anda sering memantau perkembangan perindustrian atau pertekstilan melalui media massa, TV, dan media lainnya ?

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.



Ya, saya sebagai pimpinan yang melakukan.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.


Ya, saya kenal baik dengan supllier bahan baku tersebut.

Ya, saya kenal dengan pimpinan supllier bahan baku tersebut.

Ya, saya sebagai pimpinan yang memilih.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan


Ya, saya sebagai pimpinan yang menganggarkannya.

Ya, saya ikut juga mencari bahan baku tersebut.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.


Terkenal baik dengan pelayanannya.

Modal sendiri.


Tidak



Tidak pernah, karena tidak pinjam ke Bank.

Biasa-biasa saja.


Membeli.


Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.


Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.


Ya, saya sebagai pimpinan yang melakukan.

Ya, saya sebagai pimpinan yang melakukan.

Ya, saya kenal dengan supplier peralatan tersebut.

Ya, saya kenal dengan pimpinan supllier peralatan tersebut.

Ya, saya sebagai pimpinan yang melakukan.



Ya, saya sebagai pimpinan yang melakukannya.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.



Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.





Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.


Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.

Ya, saya sebagai pimpinan sering memantaunya.

Ya, saya sebagai pimpinan yang melakukan.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.




Hasil musyawarah dengan para karyawan.

Ya, saya ikut andil menyelesaikannya.

Ya, saya sebagai pimpinan sering mengawasinya.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.

Ya, saya sebagai pimpinan yang menentukan.


Ya, saya kenal.


Ya, saya memberikan jaminan.


Untuk menjaga hubungan baik maka saya mencari jalan keluarnya.

Bekerja sama dengan perusahaan lain.


Menjual murah produk tersebut untuk menutupi kerugian, sambil mem-pelajari apa penyebabnya.

Kadang-kadang kalau ada waktu saja.

Kadang-kadang kalau ada waktu saja.

Kadang-kadang kalau ada waktu saja.



Kegiatan-kegiatan aktual tersebut dijadikan acuan untuk menaksir rataan jawaban dominan dalam populasi.  Hasil dari taksiran rataan jawaban dominan dalam populasi tersebut kemudian diuji dengan hipotesis dwiarah statistik z untuk mengetahui apakah rataan jawaban dominan tersebut menuju ke satu arah jawaban atau tidak. Dari hasil uji hipotesis tersebut didapatkan 72,91% di tolak dan 27,01% diterima. Berarti kegiatan yang relevan sebesar 72,91% atau 73% yang akan di analisis.

KESIMPULAN
Dari hasil analisa pembahasan yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian.
Ternyata kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha industri kecil tekstil di Majalaya yang berlokasi di daerah Kecamatan Paseh tersebut menyangkut pada berbagai aspek. Kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan bila pengusaha tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Kesimpulannya pengusaha harus mempunyai kemampuan sebagai berikut :
1.      Kemampuan di bahan baku :
a.       Menentukan atau memilih supplier bahan baku.
-       Mengetahui kualitas supplier bahan baku
b.      Menentukan atau memilih kualitas bahan baku
-       Mengetahui cara-cara dalam menentukan kualitas bahan baku
c.       Bisa bernegosiasi atau jadi seorang negosiator
2.      Kemampuan di aspek permodalan:
a.       Mengerti tentang permodalan
-       Permodalan didapat dari mana :

·       Modal sendiri
·      Pinjam dari Bank
-       Mengetahui cara-cara melakukan transaksi dengan pihak Bank
-       Mengetahui seluk-beluk perbankan atau mengetahui kualitas Bank.
b.      Mengerti tentang keuangan
-       Menganggarkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan ataupun   yang masuk ke perusahaan.
-       Mengetahui tentang cara-cara pembukuan perusahaan.
3.      Kemampuan di aspek teknis:
a.       Mengerti tentang permesinan serta perlistrikan
-       Mengetahui cara-cara dalam menentukan kualitas mesin
-       Mengetahui cara kerja mesin.
-       Mengetahui berapa besar energi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
-       Memilih atau mengetahui cara memilih supplier peralatan (seperti suku cadang mesin) yang berkualitas.
-       Mengetahui cara-cara memilih peralatan (seperti suku cadang mesin) yang berkualitas.
b.      Menentukan kualitas serta jumlah karyawan yang dibutuhkan.
-       Mengetahui karyawan yang bagaimana yang dibutuhkan.
-       Berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan.
-       Menciptakan suasana kekeluargaan dengan karyawan.
c.      Mengerti tentang proses produksi.
-       Mengetahui cara membuat perencanaan proses produksi.
4.      Kemampuan di aspek produk yang dihasilkan:
a.                Menentukan kualitas produk
- Mengetahui cara-cara dalam menentukan kualitas produk.  
b.      Menentukan harga jual.
-       Mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan perusahaan serta berapa besar keuntungan yang harus di dapat oleh perusahaan.
5.      Kemampuan di aspek pemasaran:
  1. Memilih tempat yang tepat untuk menjual produk.
  2. Kritis terhadap perkembangan pasar.

Hasil kesimpulan diharapkan bisa dijadikan pedoman bagi para pengusaha industri kecil tekstil dalam mengelola perusahaannya, walaupun tidak semua aspek dapat dianalisis dalam penelitian ini, karena ini merupakan langkah awal atau pendahuluan untuk dikaji lebih lanjut serta mendalam tentang kemampuan apa saja yang dibutuhkan pengusaha industri kecil tekstil di Kecamatan Paseh Majalaya tersebut dalam mengelola perusahaannya.

DAFTAR PUSTAKA

……, :  Pembinaan Industri Kecil di Indonesia,  Departemen Perindustrian, 1980.

Lubis, S.B.H (1990): Manajemen Usaha kecil, Institut Teknologi Bandung, 1990.

Nazir, M. (2005): Metodologi Penelitian, Ghalia, Bogor, Indonesia).
Staley, E. and Morse, R. (1985):  Modern Small Industry for Developing Countries, Mc.Graw-Hill Book Co, New York.

Soehartono (1999): Teknik Pengukur- an Sampling, Tarsito, Bandung,