Oleh:
Dede Siti Rohmah
Jurusan TeknikIndustri Universitas Langlangbuana Bandung
Email: dsrohmah@gmail.com
ABSTRAK
Ribuan usaha kecil
didirikan, dan ternyata sebagian besar menemui kebuntuan, macet dan bahkan
gagal. Banyak usaha kecil yang mulanya sukses, namun justru gagal ketika beranjak besar. Sebagian lagi dapat
dikatakan sukses namun jarang yang sanggup bertahan hingga generasi kedua.
Kebanyakan kegagalan itu hanya karena salah urus serta lemahnya pengelolaan. Kegagalan dari perusahaan kecil
tersebut mungkin banyak faktornya, diantaranya adalah kemampuan atau
keterampilan yang dipunyai oleh pengusaha atau pimpinan perusahaan tersebut
tidak memadai dalam menjalankan serta mengelola perusahaan tersebut. Dari hasil
penelitian dapat ditemukan bahwa dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut
diperlukan suatu kemampuan atau keterampilan dari pengusaha, diantaranya sebagai
berikut: (1) Kemampuan di aspek bahan baku, (2) Kemampuan di aspek permodalan,
(3) Kemampuan di aspek transformasi, (4) Kemampuan di aspek Produk, dan (5)
Kemampuan di aspek pemasaran.
Kata kunci: kemampuan, kegagalan, manajemen
ABSTRACT
Thousands of small businesses established, and it turned mostly stagnated or failed. Many small businesses are initially successful, but it failed when growing up. Some of them can be said to be successful but rarely are able to survive until the second generation. Most failures were simply due to mismanagement and poor management. The failure of small companies may be many factors, including the ability or skill possessed by the entrepreneur or the management company is not sufficient in running and managing the company. From the results of this study found that in performing these activities required capabilities or skills of the entrepreneur, including the following: (1) The capability in the aspect of raw materials, (2) the capability in capital, (3) the capability in aspects of transformation, (4) the capability in aspects of products, and (5) the capability in aspect of marketing.
Keywords: capability, the failure, the management
PENDAHULUAN
Industri
kecil memegang peran cukup penting dalam perekonomian nasioanal. Peranan yang
cukup penting tersebut ditunjukkan oleh kemampuannya yang besar dalam menyerap
devisa negara. Selain itu, berbagai bukti menunjukkan bahwa dalam keadaan
krisis nasional, sebagaimanan yang dialami Indonesia beberapa tahun terakhir ini,
ternyata justru industri kecil lebih mampu bertahan dibandingkan dengan
industri besar.
Adanya
kemampuan bertahan seperti ini disebabkan karena karakteristik industri kecil
yang lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan. Fleksibelitas ini bisa terjadi
mengingat pola manajemen yang dijalankan oleh industri kecil yang relatif lebih
sederhana.
Meskipun
memegang peranan cukup penting, industri kecil juga dihadapkan pada berbagai
masalah. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh industri kecil tersebut
biasanya menyangkut berbagai aspek seperti: kecocokan komoditas, kesesuaian
proses bisnis, dan kesesuaian pengusaha. Keberhasilan industri kecil biasanya
juga bisa disebabkan karena adanya kemampuan yang baik dalam mengelola
kesesuaian ketiga aspek tersebut, tetapi ada pula industri kecil yang harus
jatuh bangun dalam menjalankan usahanya dan yang lebih parah lagi sampai harus
gulung tikar atau bangkrut. Salah satu faktor penyebab dari ketidakberhasilan
usaha kecil tersebut adalah cara mengelolanya di mana hal tersebut sangat
dipengaharui oleh kemampuan dari seorang pengusaha.
Berkaitan
dengan permasalahan kesesuaian tersebut, sampai sejauh ini belum banyak pihak
yang menyoroti secara khusus kompetensi apa yang dibutuhkan para pengusaha
industri kecil dalam menjalankan usahanya sehingga betul-betul sesuai dengan
kebutuhan aktual pengelola tersebut. Berbagai pedoman pelatihan yang diberikan
oleh banyak pihak cenderung sulit untuk dipahami oleh para pengusaha industri
kecil yang biasanya memiliki tingkat edukasi yang relatif terbatas.
Untuk
bisa mengetahui kompetensi atau kemampuan apa yang dibutuhkan oleh pengusaha
industri kecil salah satunya bisa dilakukan dengan mencoba melihat
kegiatan-kegiatan apa saja yang secara aktual dilakukan oleh pengusaha industri
kecil. Mengacu kepada kegiatan-kegiatan aktual yang dilakukan, maka akan
memberi gambaran tentang aspek-aspek apa saja yang sebenarnya selalu menjadi
tumpuan kegiatan yang secara langsung ditangani oleh pengelola industri kecil.
Perumusan Masalah
Seperti telah di ketahui,
bahwa salah satu penyebab kegagalan dari industri kecil adalah cara mengelola
usaha tersebut, di mana kemampuan dari seorang pengusaha sangat mempengaruhi
dalam keberhasilan usaha kecil. Oleh sebab itu perlu diketahui kemampuan apa
yang dibutuhkan pengusaha industri kecil dalam mengelola perusahaannya. Sebagai obyek penelitian adalah daerah Pacet
Kecamatan Majalaya Bandung, yang merupakan daerah sentra home industri tekstil.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Untuk
lebih mengarahkan sehingga jelas untuk apa penelitian itu dilakukan, maka perlu
mengutarakan apa yang menjadi tujuan dari penelitian tersebut. Adapun tujuan
dari penelitian yang dilakukan adalah :
1.
Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan aktual yang dilakukan
pengusaha industri kecil.
2.
Mengetahui pada aspek-aspek apa saja para pengusaha tersebut
biasanya terlibat.
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian
ini adalah mendapat acuan mengenai kemampuan yang dibutuhkan oleh pengusaha atau
pengelola industri kecil sehingga bisa dijadikan pedoman bagi pihak-pihak yang
ingin mencoba masuk kedalam lingkungan usaha kecil.
KEPUSTAKAAN
Definisi Industri Kecil
Industri kecil
didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda, tergantung negaranya dan juga
tergantung pada aspek-aspek lain seperti sfesifikasi teknologinya dan
lain-lain. Karena itu perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap
definisi-definisi ini agar di peroleh pengertian yang jelas mengenai industri
kecil.
Dibandingkan dengan
industri besar, jelas bahwa industri kecil mempunyai permasalahan yang berbeda,
yaitu antara lain:
1.
Pada industri kecil tingkat spesialisasi manajemen relatif
rendah umumnya merupakan one-man
management.
2.
Kontak pribadi antara karyawan relatif lebih erat pada
industri kecil.
3.
Industri kecil pada umumnya mempunyai kesulitan yang lebih
besar dalam mendapatkan modal maupun kredit.
Terdapat
berbagai definisi yang berbeda mengenai industri kecil, sesuai dengan
kepentingan lembaga yang memberikan definisi.
a.
Menurut Biro Pusat Statistika
Industri kecil adalah perusahaan industri dengan jumlah
karyawan antara 5 sampai dengan 19
orang.
b.
Menurut Bank Indonesia
Industri kecil
adalah perusahaan industri dengan karakteristik berikut :
-
Modalnya kurang dari Rp 20 juta.
- Untuk satu
putaran (cycle) dari usahanya hanya membutuhkan uang paling banyak Rp 5 juta.
c.
Menurut Departemen Perindustrian
Definisi
industri kecil (Departemen Perindustrian, 1980) Industri kecil mempunyai nilai
investasi mesin-mesin dan peralatan, di luar gedung dan tanah, tidak lebih dari
Rp 70 juta.
d.
Modal keseluruhan paling banyak Rp 100 juta.
e.
Jumlah investasi per-pekerja tidak lebih dari Rp 625.000,-.
Tetapi kenyataannya
Departemen perindustrian tidak selalu menggunakan definisi tersebut dalam
melakukan pembinaan industri kecil. Karena tidak adanya suatu ketentuan yang
pasti tentang suatu batasan mengenai industri kecil maka secara kasar dianggap
bahwa yang dapat di kategorikan sebagai usaha atau industri kecil adalah yang
mempunyai karyawan tidak lebih dari 100 orang.
Dimensi
Industri kecil
Dilihat dari
sifatnya industri kecil dapat dikelompokkan menjadi industri kecil tradisional,
semi-tradisional dan modern. Keterangan dari setiap kelompok tersebut adalah
sebagai berikut (Stanley Morse, 1985)
1.
Industri kecil tradisional
Industri kecil
tradisional yang memenuhi kebutuhan tradisional, yaitu industri kecil yang
memenuhi kebutuhan substansial seperti makanan, minuman dan lain-lain.
2.
Industri kecil semi- modern
Industri kecil
yang sudah melepaskan diri dari ciri-ciri tradisional tetapi tidak pada
keseluruhan aspek-aspeknya atau pada keseluruhan aspek tersebut tetapi belum
tuntas.
3.
Industri kecil modern
Industri kecil yang
memanfaatkan secara intensif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
tampak pada karakteristiknya yang berbeda dari industri kecil tradisional yaitu
dalam 4 aspek yaitu :
a.
Perilaku, selalu mencoba mencari cara atau hasil lain yang
lebih baik, berusaha meningkatkan efisiensi.
b.
Produk dan disain produk ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat modern, yaitu berupa kebutuhan non substansial.
c.
Teknologi produksi modern, dimana dilakukan penggunaan
mesin-mesin secara efisien.
d.
Organisasi dan manajemen juga modern, menggunakan
teknik-teknik pengorganiasaian dan manajemen mutakhir.
Dihubungkan
dengan pengelompokkan ini, pengembangan industri kecil mestinya dilakukan
menurut dua arah :
1.
Transformasi industri kecil
tradisional menjadi industri kecil modern.
2.
Pembentukan industri kecil baru yang bersifat modern.
Teknik
Pengukuran
Dalam
penelitian sosial, beberapa variabel dapat diukur dengan mudah, misalnya dengan
satu pertanyaan saja untuk variabel nama. Akan tetapi untuk variabel yang abstrak
atau konstruk, pengukuran dengan hanya satu pertanyaan saja belum dapat
memberikan gambaran yang sebenarnya. Misalnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh pengusaha industri kecil dalam mengelola perusahaannya belum tergambar
dengan memadai jika hanya diungkapkan dengan hanya satu pertanyaan karena
kegiatan-kegiatan dari pengusaha tersebut menyangkut banyak variabel.
A.
Skala Likert
Skala
Likert pertama kali di kembangkan oleh Rensis Likert
(Nazir, 2005). Skala ini disebut juga Methods
of Summated Rating Scale, dimana nilai peringkat setiap
jawaban atau jawaban dijumlahkan sehingga mendapat nilai total, yang terdiri
atas sejumlah pernyataan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap objek
tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur. Untuk setiap
pernyataan disediakan sejumlah alternatif tanggapan yang berjenjang dan
bertingkat, misalnya sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju , sangat tidak setuju.
Instrumen
penelitian yang berisi skala ini diisi oleh responden dengan memilih salah satu
tanggapan yang sudah disediakan. Agar dalam memberikan jawaban responden tidak
seenaknya menulis tanpa berfikir, maka pernyataan-pernyataan yang disajikan
dibuat bervariasi. Cara penilaian pada tanggapan atau jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada responden misalkan 1 untuk sangat
setuju untuk jawaban a, 2 untuk setuju untuk jawaban b, dan seterusnya.
Penilaian tersebut juga dapat pula dibalik asalkan konsisten.
Pemberian
nilai tersebut dilakukan setelah instrumen penelitian yang berupak skala likert
ini terkumpul. Pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelitian yang diberikan
kepada responden tidak diberi tanda dan alternatif jawabanpun tidak diberi
nilai terlebih dahulu. Keuntungan dan kelemahan dari Skala Likert adalah
(Nazir, 2005), adalah :
Keuntungan Skala
Likert :
1.
Mudah dibuat dan ditafsirkan
2.
Bentuk yang paling umum
3.
Bersifat luwes
4.
Mengukur pada tingkat skala ordinal
Kelemahan Skala Likert :
1.
Tidak ada arti yang konsisten yang dapat diberikan pada data
mentah yang berasal dari pengukurnya.
2.
Diasumsikan bahwa setiap butir dalam skala mempunyai bobot
yang sama sehubungan dengan butir yang lain. Asumsi ini mungkin benar.
3.
Orang yang mempunyai nilai sama mungkin memiliki ciri-ciri
yang tidak sama.
4.
Validasi skala ini masih dipertanyakan.
B. Validasi Alat Ukur
Alat
ukur yang dibuat harus dapat mengukur variabel yang dimaksudkan untuk diukur,
bukan variabel lain. (Soehartono, 1999) mengungkapkan bahwa variabel-variabel dalam
ilmu sosial merupakan variabel yang abstrak, maka tidak mustahil jika skala
pengukuran yang dibuat ternyata kemudian mengukur variabel lain, bukan variabel
yang dimaksudkan oleh peneliti, maka alat ukur demikian tidak valid. Suatu alat
ukur atau skala pengukuran dikatakan valid jika skala pengukuran tersebut
mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.
Untuk
mencapai validitas tampak, peneliti harus berusaha agar instrumen atau alat
ukurnya secara logis berisi sampel atau butir dari populasi butir yang
diperkirakan mencapai konsep yang diukur.
Untuk
test validitas alat ukur digunakan rumus :
rbn = SPn. T / Ö SPn.2. ST2
Di mana :
Pn = Skor
pertanyaan ke-n (n= 1, 2, 3, ... n)
T = Total skor
C. Reliabilitas alat ukur
Selain
harus valid, suatu alat ukur juga harus reliabil (andal). Suatu alat ukur
dikatakan reliabil apabila alat ukur tersebut memberikan hasil yang tetap
selama variabel yang diukur tidak berubah. Alat ukur yang reliabil mungkin
tidak valid, sedangkan alat ukur yang valid pasti reliabel
(Soehartono, 1999). Dengan metoda split-half,
suatu alat ukur digunakan pada sekelompok individu satu kali. Setelah
terkumpul dan setiap butir diberi nilai, alat ukur ini dibagi menjadi dua
bagian, misalkan setengah pertama dari seluruh butir dan setengah lainnya atau
dibagi atas dua variabel. Nilai setiap alat ukur dijumlahkan, kemudian nilai
total dikorelasikan. Apabila menghasilkan korelasi yang positif dan tinggi maka
alat ukur tersebut dikatakan reliabil.
Adapun
rumus reliabilitas yang digunakan adalah :
ri n =
2 rbn / 1 + rbn
Item yang mempunyai korelasi
positif dengan kriteria (skor total) serta korelasi tinggi, menunjukkan bahwa
item tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Masrum mengemukakan bahwa syarat
minimum untuk memenuhi tingkat validitas dan reliabilitas apabila nilai dari rb
> 0,3 dan ri > 0,3.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner yang mengacu
pada identifikasi aspek lingkungan pada industri kecil (Lubis, 1990). Perusahaan
yang dipilih untuk sampel penelitian berlokasi di daerah Kecamatan Paseh,
karena di daerah tersebut terdapat banyak perusahaan industri kecil tekstil dengan
pemiliknya warga pribumii dibandingkan
dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Perusahaan tersebut tersebar ke dalam beberapa
desa yaitu Desa Sukamanah, Desa Sukamantri, Desa Cipaku, Desa Babakan Loa, dan Desa Mekarpawitan.
Rekapitulasi yang
diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner kepada pengusaha di 5 desa tersebut
dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1.
Data Hasil Kuesioner yang disebarkan kepada Pengusaha
Industri
Kecil Tekstil
Pertanyaan
|
Jumlah Jawaban
|
Total
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
|
31
22
31
23
29
37
35
39
39
42
42
42
31
11
10
8
-
42
42
24
22
25
24
20
42
34
29
35
30
30
31
30
30
30
36
36
33
36
42
40
23
42
35
31
28
6
6
13
|
2
-
2
-
1
2
7
3
3
-
-
-
-
31
-
16
42
-
-
4
3
3
-
2
-
-
5
7
7
7
-
5
5
5
6
6
-
-
-
-
12
-
-
3
14
8
8
12
|
9
20
9
19
12
3
-
-
-
-
-
-
11
-
-
-
-
-
-
14
17
14
18
20
-
8
8
-
5
5
11
7
7
7
-
-
9
6
-
2
7
-
7
8
-
28
28
17
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
32
18
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
|
|
PEMBAHASAN
Analisis Kegiatan-kegiatan yang Dilakukan Pengusaha atau
Pimpinan Perusahaan dalam Mengelola Perusahaannya di Kecamatan Paseh.
Sebelum melakukan
analisa kegiatan-kegiatan aktual yang dilakukan pengusaha dalam mengelola
perusahaannya dengan acuan analisa identifikasi keseluruhan aspek yang perlu diperhatikan
dalam industri kecil, terlebih dahulu mencari tahu kegiatan aktual yang sering
dilakukan pengusaha dengan cara memilih persentase terbesar dari masing-masing
pertanyaan. Adapun hasil persentase jawaban terbesar pada tiap-tiap pertanyaan
tersebut dapat terlihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2. Kegiatan yang sering dilakukan para pengusaha di Kecamatan
Paseh
No
|
Pertanyaan
|
Pernyataan / Jawaban
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
|
Untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan apakah anda sebagai
pimpinan yang menentukan supllier bahan baku tersebut ?
Apakah kontak
dengan supllier bahan baku tersebut juga anda yang melakukan ?
Dalam
menentukan harga bahan baku tersebut, apakah anda yang melakukan negosiasi
dengan supllier bahan baku tersebut ?
Apakah anda
kenal baik dengan supllier bahan baku tersebut ?
Apakah anda
juga kenal dengan pimpinan supllier bahan baku tersebut ?
Apakah anda
juga yang menentukan atau memilih kwalitas dari bahan baku tersebut ?
Apakah anda
juga yg menentukan jmh bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan ?
Apakah anda
yang menentukan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk membeli bahan baku tersebut ?
Apakah anda
juga yang menganggarkan biaya pengeluaran lain untuk perusahaan ?
Bila terjadi
kelangkaan bahan baku, apakah anda ikut andil mencari bahan baku tersebut ?
Dalam
penyetoran uang perusahaan, apakah anda yang menentukan ke Bank mana uang
tersebut harus disimpan ?
Dalam
menentukan Bank yang dipilih tersebut apa alasan anda untuk memilihnya ?
Modal awal dari
perusahaan yang anda pimpin didapat dari mana ?
Selain untuk
penyetoran uang, apakah Bank tersebut juga digunakan untuk pinjaman untuk
modal tambahan ?
Apakah anda
yang melakukan transaksi dengan pihak Bank tersebut ?
Apakah anda kenal
baik dengan pimpinan Bank tersebut ?
Mesin-mesin
yang terdapat diperusahaan, anda dapatkan dari mana ?
Apakah anda
yang menentukan berapa banyak mesin yang diperlukan oleh perusahaan ?
Apakah anda
yang menentukan teknologi (merek mesin, kecanggihan mesin dan sebagainya)
dari mesin yang akan digunakan diperusahaan anda?
Apakah anda
yang menentukan supllier untuk peralatan (seperti suku cadang mesin dan
sebagainya) yang dibutuhkan perusahaan ?
Apakah anda
yang melakukan kontak dengan supplier peralatan tersebut ?
Apakah anda
juga yang melakukan negosiasi harga dengan supllier peralatan tersebut ?
Apakah anda
kenal dengan supllier peralatan tersebut ?
Apakah anda
juga kenal dengan pimpinan supplier peralatan peralatan tersebut ?
Untuk
menjalankan mesin tersebut dibutuhkan energi, apakah anda yang menentukan
berapa besar energi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan mengurusnya ke pihak
PLN ?
Apakah anda
yang melakukan kontak kemudian bernegosiasi dengan pihak PLN tersebut ?
Untuk jumlah
karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan, apakah anda yang menentukan berapa
banyak karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan ?
Dalam penentuan
jumlah karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan, biasanya ada kebijaksanaan
untuk menerima karyawan di sekitar lingkungan perusahaan dan sebagian di luar
lingkungan perusahaan, apakah kebijaksanaan itu anda yang menentukan ?
Bila perusahaan
akan melakukan perekrutan karyawan baru, apakah anda yang menentukan
syarat-syarat bagi calon karyawan itu ?
Apakah anda
juga yang menentukan diterima atau tidak diterimanya calon karyawan tersebut
?
Apakah anda
sering memantau perkembangan atau prestasi kerja dari para karyawan anda?
Apakah anda
juga yang mempromosikan kenaikan jabatan bagi karyawan ?
Apakah anda
yang menentukan perlu tidaknya pelatihan kerja bagi para karyawan ?
Selain
mendapatkan gaji pokok, para karyawan juga mungkin mendapatkan gaji insentif
(seperti tunjangan kesehatan dan sebagainya), apakah anda yang menentukan
besar kecilnya gaji insentif tersebut ?
Peraturan-peraturan
intern yang ada diperusahaan apakah anda yang membuatnya ?
Bila terjadi
permasalahan diantara karyawan, apakah anda ikut andil meneyelesaikannya ?
Apakah anda
sering memantau atau mengawasi jalannya proses produksi ?
Apakah anda
juga yang menentukan kwalitas dari produk yang dihasilkan ?
Apakah anda
yang menentukan harga jual dari produk tersebut ?
Apakah anda
menentukan kemana produk tersebut harus dipasarkan ?
Apakah anda
kenal dengan konsumen yang akan memebeli produk tersebut ?
Apakah anda
memberikan jaminan kepada konsumen yang membeli produk dari perusahaan, anda
bahwa produk tersebut baik?
Bila terjadi
ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang dibeli dari anda apa yang anda
lakukan ?
Bila permintaan
dipasaran akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan anda meningkat, apa
yang anda lakukan ?
Apabila produk
yang dihasilkan oleh perusahaan yang anda pimpin tidak diminati lagi
dipasaran, apa yang anda lakukan ?
Apakah anda
sering mengikuti seminar tentang perindustrian atau pertekstilan ?
Apakah anda
sering menghadiri pameran-pameran tentang perindustrian atau pertekstilan ?
Apakah anda
sering memantau perkembangan perindustrian atau pertekstilan melalui media
massa, TV, dan media lainnya ?
|
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang melakukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya kenal
baik dengan supllier bahan baku tersebut.
Ya, saya kenal
dengan pimpinan supllier bahan baku tersebut.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang memilih.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menganggarkannya.
Ya, saya ikut
juga mencari bahan baku tersebut.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Terkenal baik
dengan pelayanannya.
Modal sendiri.
Tidak
Tidak pernah,
karena tidak pinjam ke Bank.
Biasa-biasa
saja.
Membeli.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya sebagai
pimpinan yang melakukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang melakukan.
Ya, saya kenal
dengan supplier peralatan tersebut.
Ya, saya kenal
dengan pimpinan supllier peralatan tersebut.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang melakukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang melakukannya.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan sering memantaunya.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang melakukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Hasil
musyawarah dengan para karyawan.
Ya, saya ikut
andil menyelesaikannya.
Ya, saya
sebagai pimpinan sering mengawasinya.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya
sebagai pimpinan yang menentukan.
Ya, saya kenal.
Ya, saya
memberikan jaminan.
Untuk menjaga
hubungan baik maka saya mencari jalan keluarnya.
Bekerja sama
dengan perusahaan lain.
Menjual murah
produk tersebut untuk menutupi kerugian, sambil mem-pelajari apa penyebabnya.
Kadang-kadang
kalau ada waktu saja.
Kadang-kadang
kalau ada waktu saja.
Kadang-kadang
kalau ada waktu saja.
|
Kegiatan-kegiatan
aktual tersebut dijadikan acuan untuk menaksir rataan jawaban dominan dalam
populasi. Hasil dari taksiran rataan
jawaban dominan dalam populasi tersebut kemudian diuji dengan hipotesis dwiarah
statistik z untuk mengetahui apakah rataan jawaban dominan tersebut menuju ke
satu arah jawaban atau tidak. Dari hasil uji hipotesis tersebut didapatkan
72,91% di tolak dan 27,01% diterima. Berarti kegiatan yang relevan sebesar
72,91% atau 73% yang akan di analisis.
KESIMPULAN
Dari hasil analisa pembahasan yang dilakukan, maka
dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan sesuai dengan tujuan
penelitian.
Ternyata kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh pengusaha industri kecil tekstil di Majalaya yang berlokasi di
daerah Kecamatan Paseh tersebut menyangkut pada berbagai aspek. Kegiatan
tersebut tidak bisa dilakukan bila pengusaha tidak mempunyai kemampuan untuk
itu. Kesimpulannya pengusaha harus mempunyai kemampuan sebagai berikut :
1.
Kemampuan di bahan baku :
a.
Menentukan atau memilih supplier bahan baku.
-
Mengetahui kualitas supplier bahan baku
b.
Menentukan atau memilih kualitas
bahan baku
-
Mengetahui cara-cara dalam menentukan
kualitas bahan baku
c.
Bisa bernegosiasi atau jadi seorang
negosiator
2.
Kemampuan di aspek permodalan:
a.
Mengerti tentang permodalan
-
Permodalan didapat dari mana :
·
Modal sendiri
·
Pinjam dari Bank
-
Mengetahui cara-cara melakukan
transaksi dengan pihak Bank
-
Mengetahui seluk-beluk perbankan atau
mengetahui kualitas Bank.
b.
Mengerti tentang keuangan
-
Menganggarkan biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan ataupun
yang masuk ke perusahaan.
-
Mengetahui tentang cara-cara
pembukuan perusahaan.
3.
Kemampuan di aspek teknis:
a.
Mengerti tentang permesinan serta
perlistrikan
-
Mengetahui cara-cara dalam menentukan
kualitas mesin
-
Mengetahui cara kerja mesin.
-
Mengetahui berapa besar energi yang
dibutuhkan oleh perusahaan.
-
Memilih atau mengetahui cara memilih
supplier peralatan (seperti
suku cadang mesin) yang berkualitas.
- Mengetahui
cara-cara memilih peralatan (seperti suku cadang mesin) yang berkualitas.
b.
Menentukan kualitas serta jumlah
karyawan yang dibutuhkan.
-
Mengetahui karyawan yang bagaimana
yang dibutuhkan.
-
Berapa jumlah karyawan yang
dibutuhkan.
-
Menciptakan suasana kekeluargaan
dengan karyawan.
c.
Mengerti tentang proses produksi.
-
Mengetahui cara membuat perencanaan
proses produksi.
4.
Kemampuan di aspek produk yang
dihasilkan:
a.
Menentukan kualitas produk
- Mengetahui cara-cara dalam
menentukan kualitas produk.
b.
Menentukan harga jual.
- Mengetahui berapa
besar biaya yang dikeluarkan perusahaan serta berapa besar keuntungan yang
harus di dapat oleh perusahaan.
5.
Kemampuan di aspek pemasaran:
- Memilih tempat yang tepat untuk menjual produk.
- Kritis terhadap perkembangan
pasar.
Hasil kesimpulan
diharapkan bisa dijadikan pedoman bagi para pengusaha industri kecil tekstil
dalam mengelola perusahaannya, walaupun tidak semua aspek dapat dianalisis
dalam penelitian ini, karena ini merupakan langkah awal atau pendahuluan untuk
dikaji lebih lanjut serta mendalam tentang kemampuan apa saja yang dibutuhkan
pengusaha industri kecil tekstil di Kecamatan Paseh Majalaya tersebut dalam
mengelola perusahaannya.
DAFTAR PUSTAKA
……, : Pembinaan Industri Kecil di Indonesia, Departemen Perindustrian, 1980.
Lubis, S.B.H (1990): Manajemen Usaha
kecil, Institut Teknologi Bandung, 1990.
Nazir, M.
(2005): Metodologi Penelitian, Ghalia, Bogor, Indonesia).
Staley, E. and Morse, R. (1985): Modern Small Industry for Developing
Countries, Mc.Graw-Hill Book Co, New York.
Soehartono (1999): Teknik Pengukur- an Sampling, Tarsito, Bandung,