Oleh:
Giva Andriana Mutiara, Andriana
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Langlangbuana
ABSTRAK
Perkembangan teknologi wireless akhir-akhir ini semakin pesat, hal ini dibuktikan dengan
munculnya suatu teknologi wireless
baru yang dikenal dengan Zig-bee
(IEEE 802.15.4). Zig-bee adalah suatu
protokol pada jaringan wireless yang
dikhususkan untuk perangkat sensor, sehingga hanya memerlukan power dan data
rate
yang rendah tetapi mempunyai jangkauan yang luas serta tingkat keamanan yang tinggi. Pada umumnya, satu jaringan Zig-bee hanya mempunyai satu koordinator yang dinamakan sink. Sink tersebut bertugas menginisialisasi jaringan, mengatur dan mengontrol sensor-sensor dalam berkomunikasi antara satu sensor dengan sensor yang lainnya. Sehingga sink mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu jaringan Zig-bee. Tetapi dimungkinkan terjadi kondisi bahwa sink tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga harus ditentukan sink baru agar fungsi jaringan dapat dipertahankan. Algoritma Multi-tree Construction With The High-Weightfirst Property (MT-HW) dan algoritma Multi-Tree Construction With The Edge-Overlap-First Property (MT-EO) melakukan pendekatan pewarisan sink dengan mengembangkan algoritma untuk membangun multi-tree. Algoritma MT-HW dan MT-EO berasumsi dengan kegagalan sink, maka tree Zig-Bee akan musnah dan perlu dikonstruksi lagi. Kedua algoritma tersebut membangun kembali tree Zig-Bee yang musnah dengan cara membangun multi-tree. Mekanisme pewarisan sink merupakan upaya untuk memelihara jaringan Zig-bee, terutama jika terjadi kondisi sink tidak dapat lagi menjalankan tugasnya, karena drop, fail, atau error. Penelitian ini mengusulkan mekanisme pewarisan sink dengan metode multi-tree dengan bobot bertingkat (MTBB) sebagai algoritma penentu mekanisme pewarisan sink. MTBB terdiri dari dua tahap proses. Tahap pertama adalah merekonstruksi tree Zig-Bee yang musnah akibat sink gagal berfungsi dan tahap kedua adalah menentukan sink pewaris dari sekelompok kandidat sink. Tahap pertama merupakan implementasi algoritma MT-HW dan MT-EO. Tahap kedua diimplementasikan dengan memberikat bobot pada masing-masing kandidat sink secara bertingkat. Hasil pengujian telah membuktikan bahwa algoritma MTBB secara umum mempunyai kinerja yang lebih baik daripada algoritma MT-HW dan MT-EO khususnya pada parameter uji waktu proses dan packet loss. Sedangkan pada parameter delay, justru MTBB menghasilkan delay yang lebih lama daripada MT-HW maupun MT-EO.Hal ini dimungkinkan karena pada proses pengiriman paket dengan MTBB membutuhkan 2 tahap proses yaitu tahap rekonstruksi dengan multi-tree dan tahap pewarisan sink pada kandidat-kandidat sink berdasarkan mekanisme bobot bertingkat. Penempatan alternatif sink secara acak, tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja MTBB.
yang rendah tetapi mempunyai jangkauan yang luas serta tingkat keamanan yang tinggi. Pada umumnya, satu jaringan Zig-bee hanya mempunyai satu koordinator yang dinamakan sink. Sink tersebut bertugas menginisialisasi jaringan, mengatur dan mengontrol sensor-sensor dalam berkomunikasi antara satu sensor dengan sensor yang lainnya. Sehingga sink mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu jaringan Zig-bee. Tetapi dimungkinkan terjadi kondisi bahwa sink tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga harus ditentukan sink baru agar fungsi jaringan dapat dipertahankan. Algoritma Multi-tree Construction With The High-Weightfirst Property (MT-HW) dan algoritma Multi-Tree Construction With The Edge-Overlap-First Property (MT-EO) melakukan pendekatan pewarisan sink dengan mengembangkan algoritma untuk membangun multi-tree. Algoritma MT-HW dan MT-EO berasumsi dengan kegagalan sink, maka tree Zig-Bee akan musnah dan perlu dikonstruksi lagi. Kedua algoritma tersebut membangun kembali tree Zig-Bee yang musnah dengan cara membangun multi-tree. Mekanisme pewarisan sink merupakan upaya untuk memelihara jaringan Zig-bee, terutama jika terjadi kondisi sink tidak dapat lagi menjalankan tugasnya, karena drop, fail, atau error. Penelitian ini mengusulkan mekanisme pewarisan sink dengan metode multi-tree dengan bobot bertingkat (MTBB) sebagai algoritma penentu mekanisme pewarisan sink. MTBB terdiri dari dua tahap proses. Tahap pertama adalah merekonstruksi tree Zig-Bee yang musnah akibat sink gagal berfungsi dan tahap kedua adalah menentukan sink pewaris dari sekelompok kandidat sink. Tahap pertama merupakan implementasi algoritma MT-HW dan MT-EO. Tahap kedua diimplementasikan dengan memberikat bobot pada masing-masing kandidat sink secara bertingkat. Hasil pengujian telah membuktikan bahwa algoritma MTBB secara umum mempunyai kinerja yang lebih baik daripada algoritma MT-HW dan MT-EO khususnya pada parameter uji waktu proses dan packet loss. Sedangkan pada parameter delay, justru MTBB menghasilkan delay yang lebih lama daripada MT-HW maupun MT-EO.Hal ini dimungkinkan karena pada proses pengiriman paket dengan MTBB membutuhkan 2 tahap proses yaitu tahap rekonstruksi dengan multi-tree dan tahap pewarisan sink pada kandidat-kandidat sink berdasarkan mekanisme bobot bertingkat. Penempatan alternatif sink secara acak, tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja MTBB.
Kata kunci : zig-bee,
sink, MT-HW, MT-EO, MTBB.
ABSTRACT
The enhanced of wireless
technology is being fast, it proved by the new wireless technology, known Zig-bee (IEEE 802.15.4). Zig-bee is a
protocol at wireless network for sensor device only, which need low power and
data rate, but has wide range area and high security. As general, one Zig-bee
network only has one coordinator which called sink. The sink fuctionated for
initial network, controlling the sensors on communication. So that, sink is
very important role at Zig-bee network. But maybe that sink
conditions could not function well, so
it must be determined a new sink for the network function. Multi-Tree
Construction With The High-Weightfirst Property (MT-HW) algorithm and Multi-Tree
Construction With The Edge-Overlap-First Property (MT-EO) algorithm do the
approachment of heritance sink by developed an algorithm to construct a multi-tree.
MT-HW and MT-EO algorithm assumed by the
failure of sink, then zig bee tree will be destroyed
and need to be reconstructed. Both algoritms reconstructed the
destroyed tree Zig-Bee by building the multi-tree. Sink
inheritance mechanism is an effort to maintain the legacy of Zig-bee networks,
especially in the case of sink conditions can no longer perform their duties,
because of the drop, fail, or error. This
research proposes inheritance mechanism sink with multi-tree methods by weight
integrity (MTBB) as an algorithm determining the mechanism
of inheritance sink. MTBB consists of two-stage processes. The first stage is
to reconstruct the destroyed of tree Zig-Bee caused by the malfuction sink and
the second stage is to determine the heir sink of a group of candidates sink.
The first stage is the implementation of algorithm MT-HW and MT-EO. The next step is implementation, giving a
weight to each sink candidate stage by stage (gradually). The benchmark result has proved that algorithm MTBB as general has
higher performance than algorithm MT-HW and MT-EO especially on parameter test
processing time, and packet loss. While the delay parameter, on MTBB produce a
longer delay than MT-HW also MT-EO. This is possible because the packet
delivery process by MTBB needs 2 stage processing, i.e reconstruction stage
with multi tree and inheritance stage at a group of candidate sinks base on the
mechanism of weight rise. Alternative placement sink randomly, doesn’t
influence to the performance of MTBB.
Keywords : zig-bee, sink, MT-HW, MT-EO, MTBB.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada umumnya, pada suatu
jaringan Zig-bee hanya terdapat satu
koordinator yang dinamakan sink. Sink bertugas menginisialisasi jaringan,
mengatur dan mengontrol sensor-sensor dalam berkomunikasi antara satu dengan
yang lainnya. Sehingga sink mempunyai peran yang sangat penting dalam
suatu jaringan Zig-bee (Buratti & Verdone, 2006). Tetapi tidak menutup kemungkinan pada suatu saat sink tersebut tidak dapat
menjalankan fungsinya dengan
baik. Penyebab kegagalan sink dalam menjalankan tugasnya dapat disebab- kan dari berbagai
kondisi, antara lain kerusakan komponen, arus pendek, dan pergerakan sink yang tidak seimbang dengan
pergerakan node Zig-Bee yang lain. Kegagalan sink
akan sangat berpengaruh pada kelangsungan komunikasi dalam suatu lingkungan
komunikasi Zig-bee, sehingga dibutuhkan
mekanisme untuk mewariskan tugas kepada sink baru sebagai
pengganti sink terdahulu.
Algoritma Multi-Tree
Construction With The High-Weightfirst Property (MT-HW) dan algoritma Multi-Tree Construction With The Edge-Overlap-First
Property (MT-EO) melakukan pendekatan pewarisan sink dengan mengembangkan algoritma
untuk membangun multi-tree. Algoritma
MT-HW dan MT-EO berasumsi dengan kegagalan sink,
maka tree Zig-Bee akan musnah dan
perlu dikonstruksi lagi. Kedua algoritma tersebut membangun kembali tree Zig-Bee yang musnah dengan cara
membangun multi-tree. Multi-tree dibangun dari masing-masing node daun pada Zig-Bee dengan broadcast
beacon ke semua tetangganya. Setiap node
tetangga yang merespon akan dianggap sebagai kandidat parent dari node daun. Mekanisme ini dilakukan
secara berulang hingga mencapai satu node
yang merupakan parent dari semua node yang lain.
Algoritma MT-HW adalah
algoritma yang menangani per- masalahan penentuan parent dari suatu node
dengan menggunakan parameter event rates sebagai bobot dalam rangka komparasi antar node kandidat,
sedangkan algoritma MT-EO adalah algoritma yang menangani per- masalahan penentuan parent dari
suatu node dengan menggunakan
parameter overlap counter dari suatu node. Sehingga
baik algoritma MT-HW maupun MT-EO merupakan algoritma untuk menentukan parent node dari suatu current node yang diketahui. Oleh karena
itu diperlukan suatu mekanisme pewarisan sink
dalam rangka mempertahankan dan merekonstruksi struktur tree Zig-Bee yang
mengalami kegagalan Sink.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang terdapat ketika terjadi kegagalan
fungsi Sink adalah musnahnya struktur
tree Zig-Bee. Dalam rangka merekonstruksi struktur tree Zig-Bee, maka
diperlukan suatu mekanisme pewarisan Sink
dengan waktu respon yang sesingkat mungkin serta berupaya sedemikian rupa
membentuk tree baru yang dapat
mencapai semua node yang merupakan
anggota pada tree Zig-Bee sebelumnya.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membentuk mekanisme
pewarisan Sink sehingga dapat
merekonstruksi Tree Zig-Bee yang musnah akibat Sink yang gagal berfungsi. Namun
demikian mekanisme yang diusulkan pada penelitian ini perlu untuk diuji
kinerjanya berdasarkan parameter waktu proses yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
menentukan pewaris sink baru, delay
yang merupakan waktu yang dibutuhkan oleh paket untuk mencapai node tujuan, dan packet loss yaitu persentase kegagalan transmisi paket mencapai node tujuannya.
STUDI
PUSTAKA
Pengertian LR-WPAN
(Low Rate Wireless Personal Area Network)
Low Rate Wireless
Personal Area Network (LR-WPAN) adalah komunikasi
jaringan yang sederhana, ‘harga murah’ yang memungkinkan sambungan wireless dengan meng- gunakan tenaga terbatas.
Tujuan utama dari LR-WPAN adalah kemudahan instalasi, reliable data transfer, short-range
operation, harga yang sangat murah dan daya tahan baterai. Dua tipe device di IEEE 802.15.4 dikelompokkan
menjadi Full-Function Device (FFD)
dan Reduce-Function Device (RFD). FFD
dapat beroperasi dalam tiga mode layanan, sebagai koordinator personal area network (PAN), koordinator
atau sebagai device. FFD dapat ber- komunikasi dengan RFD
atau FFD yang lain, sedangkan RFD hanya dapat berkomunikasi dengan FFD. Sebuah
RFD dipakai untuk aplikasi sederhana, contoh: light switch atau passive
infrared sensor. RFD tidak perlu mengirim data dalam jumlah yang sangat
besar dan hanya boleh berkomunikasi dengan satu FFD dalam waktu yang sama.
Sehingga RFD dapat diimplementasikan dengan kapasitas memori dan sumber daya
yang sedikit.
Zig-bee
Zig-bee merupakan padanan kata Zig dan Bee. Zig berarti
gerakan zig-zag dan Bee berarti lebah (Machalek, 2008). Zig-bee memiliki sifat komunikasi yang
mirip dengan komunikasi diantara lebah yang melakukan gerakan-gerakan tidak
menentu dalam menyampaikan informasi adanya madu ke lebah yang satu ke lebah
yang lainnya. Zig-bee merupakan
teknologi yang difokuskan pada data rate rendah, konsumsi daya rendah,
biaya rendah, target protokol jaringan wireless untuk aplikasi otomasi
dan kendali remote. Komite IEEE 802.15.4 bekerja pada standar data
rate rendah, kemudian Zig-bee Alliance dan IEEE memutuskan bergabung
dan Zig-bee merupakan nama komersial
(trademark/ merk dagang) untuk teknologi ini. IEEE 802.15.4 fokus terhadap dua
layer protokol bawah, yaitu physical dan MAC layer. Zig-bee
Alliance meng- urusi layer protokol diatasnya (dari Network sampai dengan Application
layer) untuk interoperabilitas jaringan data, layanan keamanan, dan
cakupan nirkabel home and building control, standar yang berlaku di
pasar dan pengembangan ilmiah untuk standar evolusi.
Karakteristik Zig-bee
1. Memiliki dua physical
layer (PHY), yaitu 2.4GHz dan 868/915 MHz;
2.
Memiliki data rates 250kbps (2.4 GHz), 40kbps (915 MHz) dan 20 kbps (868
MHz);
3.
Mempunyai jangkauan 10 – 100 m;
4.
Konsumsi daya rendah, baterai
tahan sampai beberapa bulan bahkan hingga tahunan;
5.
Menggunakan kanal CSMA-CA dalam
berkomunikasi;
6.
Mempunyai berbagai macam
topologi, yaitu star, tree, peer-to-peer dan mesh;
7.
Pengalamatan device yang dinamis;
8.
Mampu menghubungkan node sampai 65000 node.
Topologi Jaringan Zig-bee
Teknologi Zig-bee
(IEEE 802.15.4) mengakomodasikan dua jenis topologi jaringan (Harun, 2008),
yaitu single-hop dan multi-hop network. Umumnya single-hop
merupakan topologi star, sedangkan multi-hop merupakan
topologi peer-to-peer seperti terlihat pada Gambar 1:
Pada jaringan Zig-bee/IEEE
802.15.4 harus terdapat satu coordinator yang disebut PAN Coordinator.
PAN Coordinator ini bertindak sebagai node pusat dan bertanggung
jawab untuk membangun dan memelihara jaringan Zig-bee/- IEEE 802.15.4 dengan topologi star atau peer-to-peer.
Pada topologi star, komunikasi antar node harus
melewati PAN Coordinator (maksimal dua-hop). Topologi peer-to-peer,
komunikasi antar node langsung menuju node tujuan tanpa melewati
PAN Coordinator jika node tujuan itu masih dalam coverage area
node asal. Topologi yang tergolong peer-to-peer adalah mesh dan
tree.
Perancangan Simulasi
Multi-tree dengan Bobot Bertingkat
Metode Multi-tree dengan Bobot Bertingkat
Penelitian ini berupaya mem- berikan alternatif solusi
pada mekanisme pewarisan sink pada
jaringan Zig-Bee. Berdasarkan
pemahaman pada algoritma MT-HW dan MT-EO, maka pemilihan parent dari suatu node
dapat dilakukan dengan:
2.
Perbandingan overlap counter pada masing-masing
kandidat parent.
Dasar pemikiran algoritma MT-HW dan MT-EO berpangkal
pada kebutuhan merekonstruksi tree Zig-Bee dalam bentuk Multi-tree. Sedang- kan pada mekanisme
pewarisan sink dibutuhkan penelusuran
tree Zig-Bee secara keseluruhan, bukan hanya parsial seperti pada MT-HW
dan MT-EO. Pada penelitian ini, perancangan solusi mekanisme pewarisan sink diperkaya dengan satu parameter
tambahan,
yaitu komparasi bobot dalam menentukan sink
pewaris dari sekumpulan kandidat sink
yang ditemukan dengan algoritma MT-HW dan MT-EO. Solusi mekanisme pewarisan sink dapat dikelompokkan menjadi dua
proses besar yaitu:
1.
Proses rekonstruksi tree Zig-Bee
setelah sink mengalami gagal fungsi
dalam bentuk Multi-tree. Proses ini
mengimplementasikan algoritma MT-HW dan MT-EO, dan
2.
Proses pemilihan sink dari beberapa kandidat sink yang ditemukan langkah pertama.
Berdasarkan rancangan solusi yang bertingkat tersebut
maka mekanisme pewarisan sink ini
dinamakan sebagai metode Multi-tree
dengan Bobot Bertingkat (MTBB). Mengingat MTBB dapat dilakukan dengan MT-HW
atau MT-EO, maka MTBB dapat dibagi menjadi dua yaitu MTBB dengan MT-HW
(MTBB-HW) dan MTBB dengan MT-EO
(MTBB-EO).
Pemilihan Sink
dari Sekumpulan Kandidat Sink
Diketahui graph
Gr = (Vr ,Er)
dengan tujuan menemukan tree T = (VT ,ET) dari Gr yang sesuai
dengan definisi tree pada Zig-bee. Algoritma menentukan sink alternatif berdasar- kan bobot. Penentuan
bobot ber- dasarkan
pohon Best First Search (BFS) dari Gr. Aturan penentuan
pemilihan sink berdasarkan bobot
adalah sebagai berikut:
1.
Alternatif sink x mempunyai bobot
yang lebih tinggi daripada alternatif sink
y jika mempunyai jarak lebih dekat
(jumlah hop lebih kecil) ke sink
utama.
2.
Jika x dan y mempunyai yang
sama, maka alternatif sink x mempunyai bobot yang lebih tinggi
daripada alternatif sink y jika cabang pohon BFS yang menginduk
pada x mempunyai simpul lebih banyak
daripada cabang pohon yang menginduk pada y;
3.
Jika cabang pohon yang
menginduk pada x dan y mempunyai jumlah simpul yang sama,
maka alternatif sink yang mempunyai
potensial sink yang lebih banyak akan
diberikan bobot yang lebih tinggi. Suatu simpul menentukan simpul tetangganya
sebagai potensial sink jika simpul
tetangganya tersebut mempunyai jumlah hop
yang lebih sedikit menuju current sink daripada jumlah hop simpul itu
sendiri.
Mengingat terdapat tiga pem- bobotan pada pemilihan sink, maka mekanisme ini disebut dengan
pemilihan sink dengan bobot ber- tingkat.
Algoritma lengkap pemilihan sink dengan bobot bertingkat adalah sebagai berikut:
1.
Langkah pertama, antrian Q hanya terdiri dari simpul t dan kedalaman t adalah nol, sehingga T
= {{t},Æ};
2.
Fase Ekspan: Jika Q kosong maka algoritma dihentikan dan T merupakan pohon Zig-bee yang utuh, namun jika Q
tidak kosong maka ambil x=dequeue(Q)
dan bangun spanning tree T0 dari x. Dengan asumsi kedalaman x pada T adalah depth(s), maka bangun
pohon dengan tinggi, tidak lebih dari Lm
- depth(x) pada Gr
dengan penelusuran secara breadth-first
dengan mengikutsertakan sebanyak mungkin simpul pada himpunan Vr
– VT È {x}. Hasilnya adalah pohon yang
dinamakan T’.
3.
Fase Trim: Gabungkan T’ dan T dengan simpul x sebagai titik sentuh. Namakan pohon hasilnya
dengan T. Namun beberapa simpul pada T’ mungkin tidak sesuai dengan parameter
Rm. Langkah yang dilakukan adalah
melakukan traverse simpul-simpul pada
T’ dari x sebagai simpul akar untuk meramping- kan T.
a.
Ketika singgah pada suatu
simpul, misalnya y, kemudian simpul
tersebut ditelusuri dan dihitung jumlah anak dari y. Jika jumlah anak lebih besar dari Rm, maka hitung bobotnya berdasarkan T’ (lihat kembali penentuan bobot simpul pada pohon). Anak dengan
bobot tertinggi akan dipertahankan, lainnya dapat direduksi dari pohon T.
b.
Ketika suatu simpul, misal y direduksi, maka semua simpul yang
berada di anak cabang dari y akan
direduksi juga. Kemudian simpul y
ditelusuri dan jika mempunyai tetangga n
pada T’ yang memenuhi kondisi 1) n bukan simpul parent dari y, 2) n bukan simpul hasil traverse, dan 3) depth(n)+1 ditambah dengan ketinggian anak cabang v tidak melebihi Lm, maka hubungkan anak cabang dari simpul n. Jika terdapat lebih dari satu kandidat, maka kandidat dengan
nilai kedalaman yang lebih rendah akan dihubungkan lebih dahulu. Jika y tidak mempunyai tetangga seperti
kriteria tersebut, maka semua anak y
akan direduksi, dan y akan dihapus
dari T’.
4.
Setelah melakukan fase Trim,
maka hasilnya adalah pohon T. Semua simpul yang ditambahkan selama iterasi di atas akan
disisipkan pada antrian Q dengan simpul yang mempunyai nilai kedalaman terendah
akan disisip- kan lebih dahulu. Kemudian kembali ke langkah 2.
PENGUJIAN
Hasil Skenario 1
Waktu Proses
Hasil skenario 1 dapat dilihat
pada Tabel 4.1 dan grafiknya pada Grafik 4.1.
Dapat disimpulkan bahwa MT-HW lebih cepat menentukan
pewaris sink baru dibandingkan MT-EO.
Pembentukan multi-tree dengan bobot
bertingkat terbukti dapat mempercepat waktu proses dibandingkan MT-HW dan
MT-EO. Kecenderungan yang muncul pada uji MT-HW dan MT-EO memberikan pengaruh
linier pada hasil uji MTBB baik untuk MTBB-HW maupun MTBB-EO, sehingga dapat
disimpulkan bahwa mekanisme pewarisan sink
dengan metode multi tree dengan bobot
bertingkat terbukti dapat mempercepat waktu proses. Hal ini dimungkinkan karena
proses pemilihan kandidat sink pada
multi tree yang telah terbentuk
dengan MT-HW atau MT-EO hanya membutuhkan komparasi berdasarkan bobot secara
bertingkat.
D e l a y
Hasil pengujian delay pada skenario 1 dapat dilihat pada
Tabel 4.2 dan
grafiknya pada Grafik 4.2.
Packet
Loss
Packet loss merupakan persentase kegagalan transmisi paket mencapai node tujuannya. Hasil Pengujian packet loss dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan grafiknya
pada Grafik
4.3.
Dapat disimpulkan bahwa secara MT-HW menghasilkan jumlah
packet loss yang lebih sedikit
dibandingkan MT-EO. Pembentukan multi-tree
dengan bobot bertingkat terbukti dapat mereduksi packet loss dibandingkan MT-HW dan MT-EO. Kecenderungan yang muncul
pada uji MT-HW dan MT-EO memberikan pengaruh linier pada hasil uji MTBB baik
untuk MTBB-HW maupun MTBB-EO, sehingga dapat disimpulkan bahwa mekanisme
pewarisan sink dengan metode multi tree dengan bobot bertingkat terbukti
dapat mereduksi jumlah packet loss.
Hal ini dimungkinkan karena Kombinasi metode rekonstruksi dengan multi tree dengan metode pemilihan pewaris sink dengan bobot bertingkat dapat lebih
mengefisiensi komunikasi data antar node
pada Zig-Bee. Kombinasi ini
menghasilkan pemilahan tugas yang jelas antara tugas rekonstruksi dan tugas
pemilian pewaris sink. Secara umum
hasil terbaik delay diberikan pada metode MTBB-HW.
Hasil Skenario 2
Waktu
Proses
Waktu proses merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
menentukan pewaris sink baru. Hasil
pengujian dengan skenario 2 dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan grafiknya pada Grafik 4.4.
D e l a y
Delay merupakan waktu yang dibutuhkan oleh paket untuk
mencapai node tujuan. Hasil pengujian
delay pada skenario 2 dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan grafiknya pada Grafik 4.5.
Packet
Loss
Packet loss merupakan persentase kegagalan transmisi paket mencapai node tujuannya. Hasil pengujian packet loss pada skenario 2 dapat
dilihat pada Tabel 4.5 dan grafiknya pada Grafik 4.6.
KESIMPULAN
Penelitian ini mengusulkan meka- nisme pewarisan sink dengan metode multi tree dengan bobot bertingkat (MTBB)
sebagai algoritma penentu mekanisme pewarisan sink. MTBB terdiri dari dua tahap proses. Tahap pertama adalah merekonstruksi tree Zig-Bee
yang musnah akibat sink gagal
berfungsi dan tahap kedua adalah menentukan sink
pewaris dari sekelompok kandidat sink.
Tahap pertama merupakan implementasi algoritma Algoritma Multi-tree Construction With The
High-Weightfirst Property (MT-HW) dan algoritma Multi-tree
Construction With The Edge-Overlap-First Property (MT-EO). Tahap
kedua diimplementasikan dengan memberi- kan bobot pada masing-masing kandidat sink secara bertingkat.
Pengujian dilakukan pada serangkaian percobaan dengan
dua skenario dalam bentuk simulasi, dengan mengacu pada rangkaian parameter
jumlah hop, wilayah cakupan, dan konektifitas. Setiap skenario dilakukan
analisis waktu penentuan sink baru, delay, dan persentase terjadinya packet loss. Hasil kedua skenario telah
membukti- kan
bahwa algoritma MTBB secara umum mempunyai kinerja yang lebih baik daripada
algoritma MT-HW dan MT-EO khususnya pada parameter uji waktu proses dan packet loss. Sedangkan pada parameter
delay, justru MTBB menghasilkan delay yang lebih lama daripada MT-HW maupun
MT-EO. Hal ini dimungkin- kan karena pada proses pengiriman paket dengan MTBB membutuhkan 2
tahap proses yaitu tahap rekonstruksi dengan multi tree dan tahap pewarisan sink
pada kandidat-kandidat sink
berdasarkan mekanisme bobot bertingkat. Penempatan alternatif sink secara acak yang dilakukan pada
skenario pengujian kedua, tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja
MTBB. Karakteristik kinerja MT-HW yang lebih baik daripada MT-EO, berpengaruh
linier pada MTBB. Sehingga kombinasi MTBB-HW menghasilkan kombinasi terbaik
selain pada parameter delay. Hasil penelitian ini, diharapkan menjadi solusi
mekanisme pewarisan sink pada kondisi
sink jaringan Zig-bee mengalami gagal fungsi.
DAFTAR PUSTAKA
Buratti, C. dan Verdone, R. , 2006, “On The Design Of Tree-Based Topologies For Multi-Sink Wireless Sensor
Networks”, Proceedings of NEWCOM/ACORN Workshop, Vienna, Sept 20-22
Harun, U., 2008, “Topology Cluster-Tree Characterization”. http://- alkautsarpens.wordpress.com/2008/10/27/topology-cluster-tree-characterization, 2008, Artikel
didownload pada tanggal 06 Februari 2009.
Machalek, A., 2008, “Zig-bee Technology In Sensor Network”. Artikel didownload pada tanggal 06 Februari 2009, http://wiki.uni.lu/secan-lab/Zig-bee+technology+in+sensor+network.html,