Oleh:
Habibullah Rois
Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Universitas
Langlangbuana Bandung
e-mail: habibullahrois@gmail.com
ABSTRAK
Sepeda motor merupakan kendaraan bermotor
terkecil yang sangat mudah dioperasikan baik di jalan raya di kota maupun jalan
kecil di kampung-kampung. Kendaraan ini sangat lincah untuk dipergunakan di
segala medan jalan, baik di jalan yang ramai dan macet, apa lagi yang lenggang,
baik
nanjak menurun apalagi yang datar. Karena fleksibilitasnya yang tinggi maka kendaraan ini sangat umum dipergunakan oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia. Hal ini didukung oleh kemudahan dalam kepemilikan, melalui kredit-kredit yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga keuangan. Karena keragaman yang tinggi dari unsur masyarakat, menyebabkan beragamnya perilaku para pengguna sepeda motor di jalanan. Keadaan ini menyebabkan banyaknya kecelakaan lalu lintas akibat sepak terjang pengguna sepeda motor di jalanan. Jumlah kecelakaan akibat sepeda motor di Indonesia, khususnya di Kota Bandung, semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kepemilikan sepeda motor di Kota Bandung. Pada tahun 2011 dari jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung, 83.11% nya. di sebabkan oleh sepeda motor. Jumlah ini akan makin meningkat dengan meningkatnya jumlah sepeda motor yang dioperasikan di Kota Bandung yang rata-rata meningkat sebesar 17.4%. pertahun. Dengan gambaran ini disimpulkan bahwa sepeda motor merupakan kendaraan bermotor yang rentan membawa celaka, sehingga harus diusahakan bagaimana cara mengatasinya.
nanjak menurun apalagi yang datar. Karena fleksibilitasnya yang tinggi maka kendaraan ini sangat umum dipergunakan oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia. Hal ini didukung oleh kemudahan dalam kepemilikan, melalui kredit-kredit yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga keuangan. Karena keragaman yang tinggi dari unsur masyarakat, menyebabkan beragamnya perilaku para pengguna sepeda motor di jalanan. Keadaan ini menyebabkan banyaknya kecelakaan lalu lintas akibat sepak terjang pengguna sepeda motor di jalanan. Jumlah kecelakaan akibat sepeda motor di Indonesia, khususnya di Kota Bandung, semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kepemilikan sepeda motor di Kota Bandung. Pada tahun 2011 dari jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung, 83.11% nya. di sebabkan oleh sepeda motor. Jumlah ini akan makin meningkat dengan meningkatnya jumlah sepeda motor yang dioperasikan di Kota Bandung yang rata-rata meningkat sebesar 17.4%. pertahun. Dengan gambaran ini disimpulkan bahwa sepeda motor merupakan kendaraan bermotor yang rentan membawa celaka, sehingga harus diusahakan bagaimana cara mengatasinya.
Kata kunci: sepeda motor,
kecelakaan, perilaku pengendara.
ABSTRACT
Motocycle is a
smallest motor vehicle that’s very easy to operate on the highway in the town
either on the small street in the vilages. This vehicle is very energetic, operated
on every situations, either on the jam or on the quiet time traffic, either on the sloping or on the flat roads. Because of
it’s high flexibility, this vehicles is
very popular using by all level communities in Indonesia. This matter is
supported by the easiest in owner-ship process, through credit programs,
promoted by many finance institutions. Because of the highest variations in the
community elemens, produces the highest variation in the behavior of the motor
cycles users on the roads. This condition causes many traffict accidents, by
the activities of motorcycle users on the roads. The number of motor-cycle
accidents in Indonesia, especially in Bandung city, increase to gether with the
rise of motorcycle ownersip in Indonesia or Bandung city. In 2011, there were
83,11% of the total traffict accidents in the Bandung city, caused by
motorcycles. This number will grow up along with the increasing number of
motorcycle using in Bandung city, that’s increase 17,45% yearly. Whith this
condition, concluded that motorcycle is the motor vehicle that susceptible to
accident, so should be solved the probems.
Keywords: motorcycle,
accident, user behavior.
PENDAHULUAN
Sepeda motor adalah moda transportasi bermotor terkecil, yang mempunyai kemampuan pergerakan dengan kecepatan
tinggi, dan mudah
di jalankan. Sehingga banyak
dipergunakan orang (Pline,
2003).
Sepeda motor sangat
banyak dioperasikan di
Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan, Hal ini disebabkan karena kemudahannya bergerak,
baik di jalan raya maupun di jalan-jalan kecil.
Pertumbuhan sepeda motor sangat tinggi, karena mudahnya proses kepemilikan melalui kredit-kredit
bank yang ada. Setiap orang baik
yang berpendidikan tinggi, menengah, bahkan yang tidak
berpendidikanpun dengan mudah dapat memiliki sepeda motor.
Keragaman jenis
maupun status sosial para pemilik dan pengendara sepeda motor, sangat tinggi, dari yang berpendidikan sampai yang
tidak, dari kakek-nenek
sampai anak-anak, dari yang kaya sampai yang miskin, pekerja, mahasiswa,
pelajar, baik laki-laki maupun perempuan.
Variasi yang tinggi dari tingkat usia,
intelektualitas dan status sosial pengendara
sepeda motor tersebut, menyebabkan bervariasinya perilaku pengendara sepeda motor di jalan raya. Banyak pengendara sepeda motor yang berlaku
tertib sopan
sesuai dengan peraturan, tetapi lebih
banyak lagi yang berkendaraan secara ugal-ugalan, semaunya sendiri, tanpa meng hiraukan keselamatan
diri dan orang
lain. Perilaku semacam
ini banyak menyebabkan terjadinya
kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Kasatlantas Poltabes Bandung menyatakan bahwa,
jumlah kecelakaan sepeda motor di dalam lalu lintas jalan raya di kota Bandung meningkat 75,33% dari tahun 2005 sampai 2006, bahkan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia juga menyatakan,
bahwa kecelakaan sepeda
motor di tahun 2008 naik
75% dari tahun 2007 (Anonymous 1, 2008).
Jumlah kecelakaan sepeda motor yang terus meningkat ini,
merupakan hal yang memerlukan pengkajian, untuk dicari akar permasalahannya,
demi menjaga keselamatan masyarakat pada umumnnya di dalam lalu lintas jalan
raya.
TINJAUAN PUSTAKA
Lalu Lintas dan Jalan Raya
Manusia adalah makhluk sosial, makhluk
yang tidak bisa hidup menyendiri secara permanen. Makhluk yang senantiasa
membutuhkan makhluk lain untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya. Manusia mempunyai 3 hajat hidup utama (basic drives) yaitu: mempertahankan diri, menampilkan diri, dan
mengembangkan diri.
Untuk bisa memenuhi basic drive, maka manusia mempunyai
beberapa basic needs. Basic needs untuk mempertahankan hidup,
adalah manusia harus makan, minum dan sehat. Basic needs untuk penampilan diri, manusia harus, kuat, perkasa, berani,
pandai, bijak, dan lainnya, sedangkan basic needs untuk
mengembangkan diri, maka manusia perlu cantik, tampan, menarik dan
berkomunikasi terhadap lawan jenisnya.
Segala basic needs yang diperlukan manusia tidak selalu ada di tempat dia
berada, melainkan berada di tempat lain, baik di tempat yang dekat, agak jauh,
jauh, sampai yang jauh sekali.
Dimanapun tempat basic needs tadi berada, manusia akan selalu berusaha untuk mendapatkannya. Maka manusia akan melakukan
perjalanan dari tempatnya ke tempat basic
needs yang dibutuhkan itu berada. Terjadilah pergerakan manusia dan atau barang dari satu tempat ke
tempat lain, pulang pergi, dan inilah yang disebut lalu lintas atau traffic.
Kebutuhan
perjalanan manusia untuk mendapatkan basic
needs nya, bisa dilakukan dengan mudah karena dekatnya, agak susah karena
agak jauh tempatnya, atau sulit karena jauhnya dan bisa juga sangat sulit
karena terlalu jauh. Untuk bisa melakukan perjalanan tersebut, manusia memerlu-
kan lintasan yang harus dilalui.
Lintasan ini
bisa dengan mudah dijalani karena dekat, sedangkan lintasan yang jauh, apalagi
yang sangat jauh, pasti banyak halangan yang harus dilewati. Halangan-halangan
ini bisa berupa hutan yang harus dibabat, sungai yang harus diseberangi, gunung
yang harus didaki, lembah yang harus dituruni, dan lautan yang harus dilayari.
Sudah
kodratnya manusia adalah makhluk yang berakal dan tidak mau susah. Maka dengan
kemampuan otaknya, manusia berusaha memudah- kan perjalanannya mencapai basic needs nya, dengan menghilangkan atau setidaknya mengurangi
segala halangan-halangan tersebut di atas.
Untuk itu dibuatlah lajur lintasan yang bebas dari tanaman dengan
pembabatan, dan dari tanah becek atau lumpur dengan perkerasan batu, aspal atau
beton yang disebut ruas jalan, yang semakin lebar ukurannya menjadi jalan raya.
Untuk bisa melewati atau menyeberangi sungai atau jurang yang dalam, maka
diciptakan suatu konstruksi yang disebut jembatan, bisa dari bambu, kayu, besi
atau beton bertulang, sesuai dengan lebar sungai atau jurang tersebut, dan
berat atau volume lalu lintasnya.
Makin lebar
bentang sungai dan makin berat beban jalan, akan memerlukan dimensi jembatan
yang makin kuat. Sementara itu untuk menghindari sulitnya mendaki gunung, maka
diciptakan lorong yang menembus gunung dengan konstruksi penahan kelongsoran,
yang disebut terowongan. Secara keseluruhan lintasan, jalan, jembatan maupun
terowongan, secara teknis disebut prasarana lalu lintas.
Sebagai alat
yang dipergunakan untuk menghindari kecapekan dalam berjalan dan keberatan
dalam meng- angkut barang kebutuhan, serta mem- permudah perjalanan, maka
dibuatlah suatu alat atau barang yang bisa digerakkan dan mudah diluncurkan di
atas jalan, yang bisa dinaiki dan dibebani barang, yang disebut kendaraan.
Sesuai dengan
berkembangnya kebutuhan manusia yang makin kompleks, maka bentuk kendaraan juga
makin berkembang, dari gerobag, menjadi pedati yang ditarik hewan, menjadi
kendaraan bermotor, kereta api, kapal
layar, kapal mesin uap, pesawat udara sampai pesawat jet. Segala macam
kendaraan tersebut yang merupakan alat perjalanan, biasa disebut sebagai sarana
lalu lintas.
Semua proses
perjalanan manu- sia dan barang dari satu tempat ke tempat lain dengan segala alat perlengkapannya, baik sarana dan
prasarananya (kendaraan dan jalan) disebut transportasi.
Transportasi
ini dilihat dari sarana dan prasarana yang diperguna- kan bisa dikatagorikan
dalam: moda transportasi
jalan raya, moda trans- portasi jalan rel, moda transportasi air dan moda
transportasi udara.
Dengan
demikian bisa didefinisi kan bahwa lalu lintas adalah per- jalanan manusia atau barang, secara
bolak balik, hilir mudik dari
satu tempat ke tempat lain, di dalam lajur jalan, baik dengan atau tanpa
kendaraan. Jalan adalah tempat untuk lalu lintas orang, hewan,
dan ken- daraan
seperti sepeda motor, mobil, gerobag dan lain-lain.
Jalan raya adalah jalan besar yang lebar, biasanya
beraspal atau berbeton
aspal, dapat dilalui kendaraan kecil seperti sepeda motor, maupun kendaraan
besar seperti mobil sedan, bus ataupun truk, baik satu arah maupun dua arah
berlawanan.
Lebih lanjut
bisa dipahami bahwa lalu lintas jalan raya mem- punyai tiga komponen, yaitu: manusia /barang, kendaraan
dan jalan.
Sistem lalu lintas tidak bisa direkayasa
tanpa memahami sifat atau perilaku dari
ketiga komponen ter- sebut. Jadi pengetahuan tentang beban jalan (arus lalu lintas) dan elemen pemakainya yaitu
perilaku manusia dan kendaraan sangat menen- tukan
di dalam proses perencanaan rekayasa lalu lintas.
Sistem lalu lintas
hanya dapat dioperasikan secara efisien dan aman, jika
tiga komponen; jalan, manusia dan kendaraan saling terkait atau berinteraksi
dengan baik (Bennett, 1999).
Sepeda Motor
Sepeda motor
merupakan salah satu kendaraan altematif untuk berpergian ke tempat lain secara mudah, irit, cepat, luwes, lancar saat
macet, mudah parkir, dan lain-lain.
Di samping banyak
kelebihan tersebut,
sepeda motor juga
memiliki berbagai kekurangan
dan kelemahan antara lain: kurang terlindung dari hujan dan
panas, kurang terlindung dari polusi dan debu jalanan, kurang terlindung dari kecelakaan fisik, kurang terlindung
dari angin di jalan, jumlah penumpang yang hanya dua orang, sasaran utama dan empuk bagi para pelaku
pencurian kendaraan bermotor.
Kemudahan dan keluwesannya sering mengundang
perilaku bodoh si pengemudi,
kurang bisa santai
dalam berkendaraan. Karena bentuknya yang kecil terbuka, maka menjadi kurang
tahan terhadap banjir, dan harus menggunakan perlengkapan seperti memakai
pakaian berkendara motor yang risih dan panas saat di siang
hari. (Anonymous 2, 2004).
Sepeda motor dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain:
a.
Cruiser,
motor ini memiliki posisi stang yang tinggi, posisi kaki relatif ke depan, dan
posisi kursi rendah. Posisi mengemudi ini menciptakan kenyamanan ergonomis pada pengemudi. Motor ini memiliki daya belok yang terbatas. Ciri ciri motor ini adalah retro classic, memiliki torsi mesin yang
besar dan kemampuan menarik beban besar. Motor ini identik dengan mesin 2
silinder, riding position yang santai
dan bergaya chopper. Contoh motor ini adalah produk Harley Davidson.
b.
Dual
Sport, memiliki posisi mesin yang tinggi, ban
dengan permukaan khusus untuk melewati berbagai macam medan dan posisi stang
yang dibuat supaya dapat dikendalikan dengan mudah saat melewati rintangan. Motor
jenis ini memiliki setting mesin yang
berfokus pada tenaga pada putaran bawah dan tenaga mesin difokus- kan pada
gigi-gigi yang lebih rendah seperti gigi 1 dan 2. Bobot pun dibuat seringan
mungkin demi mengembangkan kemampuan men- jelajahi berbagai medan.
c.
Touring,
jenis motor yang digunakan untuk kenyamanan pada perjalanan jauh. Kebanyakan
motor touring memiliki fitur-fitur
mewah seperti GPS, TV, Radio, kursi penumpang yang besar, dan lemari yang
banyak.
d. Skuter, motor berukuran kecil yang
memiliki konsumsi bensin yang baik dan kelincahan dalam menyelip di lalu
lintas. Motor jenis ini mempunyai ciri khas yaitu adanya ruang kosong diantara
kemudi dan pengendara. Pabrikan pelopor pembuat skuter ialah piaggio. Pabrikan
asal Italia ini sukses dengan varian vespanya. Sehingga sampai saat ini skuter
selalu identik dengan Vespa Piaggio. Motor jenis ini sangat cocok untuk
pengendara wanita. Saat ini skuter banyak yang menggunakan tranmisi otomatis.
Contohnya Yamaha Mio dan Honda Vario.
e.
Bebek,
atau disebutnya moped, adalah jenis motor yang dahulunya adalah sepeda
bertenaga pedal manusia dan setengah listrik, kini menjadi sepeda motor
bertenaga bensin. Memiliki pengendalian melebihi skuter namun lebih ekonomis dari motor sport. Sepeda
motor jenis inilah yang merajai jalanan di negara kita. Motor jenis ini lebih
dikenal dengan istilah motor bebek, atau moped dan memang sangat kondang di
Asia. Motor ini memang khusus digunakan untuk kegiatan sehari-hari, biasanya mempunyai
ukuran cc kecil, karena
penggunaannya.
Masih
banyak lagi macam sepeda motor lainnya seperti:
Motor sport, Road Bike Sport,
Sport Touring, Sepeda motor
listrik, Offroad Bike. All
Terrain Bike. Snow Bike. (Anneahira, 2012)
Kepemilikan Sepeda Motor
Kepemilikan sepeda motor di Indonesia, terus meningkat. Sutomo (2008) menjelaskan,
pertumbuhan jumlah kendaraan di Indonesia sekitar 5 jutaan per tahun. Populasi
kendaraan bermotor tahun 2007 sebanyak 45 juta dan diperkirakan jumlah
kendaraan sampai akhir tahun 2008 akan menjadi 50 juta. Hal ini disampaikan
oleh Koordinator Forum Keselamatan Transportasi itu pada Transportasi out-look 2008; dengan asumsi jumlah
sepeda motor berkisar sekitar 75% nya, atau 75% x 50 juta = 37,5 juta. (Anonymous, 2, 2008)
Sementara itu jumlah kepemilikan kendaraan
bermotor di Bandung menurut data dari Polda Jawa Barat tahun 2001 sebanyak 471.104
unit dan sampai bulan Agustus tahun 2007 menjadi 676.435
unit, sehingga diperkirakan jumlah sepeda motor di kota Bandung sekitar 75% nya, yaitu 507.326 unit (Anonymous 3, 2008).
Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dan sepeda motor dari tahun 2001
sampai dengan akhir 2012 di Kota Bandung, yang diperoleh dari Dispenda Propinsi
Jawa Barat, di Jl. Soekarno Hatta, dicantumkan pada Tabel
4.1. dan Gambar 4.1.
Tabel 4.1. Jumlah kendaraan yang beroperasi di Kota Bandung sampai akhir tahun
2012 (Dispenda Jawa Barat, 2012)
Tahun pembuatan kendaraan
|
Jumlah Kendaraan bermotor
|
Jumlah Sepeda Motor
|
Pertambahan
Kendaraan
bermotor
|
Pertambahan
Sepeda Motor
|
Prosentase sepeda motor thd kend. bermotor
|
Persentase Pertumbuhan Kendaraan Bermotor
|
Persentase Pertumbuhan Sepeda Motor
|
>2000
|
302.988
|
143.512
|
|||||
2001
|
339.196
|
167.721
|
36.208
|
24.209
|
49,45%
|
11,95%
|
16,87%
|
2002
|
386.088
|
202.445
|
46.892
|
34.724
|
52,43%
|
13,82%
|
20,70%
|
2003
|
441.724
|
245.048
|
55.636
|
42.603
|
55,48%
|
14,41%
|
21,04%
|
2004
|
519.273
|
315.140
|
77.549
|
59.527
|
60,69%
|
17,56%
|
24,29%
|
2005
|
616.996
|
382.315
|
97.723
|
77.740
|
61,96%
|
18,82%
|
25,52%
|
2006
|
706.082
|
459.282
|
89.086
|
76.967
|
65,05%
|
14,44%
|
20,13%
|
2007
|
796.160
|
533.181
|
90.078
|
73.899
|
66,97%
|
12,76%
|
16,09%
|
2008
|
900.335
|
615.036
|
104.175
|
81.855
|
68,31%
|
13,09%
|
15,35%
|
2009
|
995.675
|
693.319
|
953.40
|
78.283
|
69,63%
|
10,59%
|
12,73%
|
2010
|
1.120.338
|
791.152
|
124.663
|
97.833
|
70,62%
|
12,52%
|
14,11%
|
2011
|
1.249.853
|
893.000
|
129.515
|
101.848
|
71,45%
|
11,565
|
12,87%
|
2012
|
1.410.896
|
1.019.144
|
161.043
|
126.144
|
72,23%
|
12,88%
|
14,12%
|
Pertumbuhan KB – R4 dan R2 rata-rata dlm 2001-2012
|
13.64%
|
17.47%
|
Tabel 4.1. dan Gambar 4.1. menunjukkan,
bahwa di kota Bandung, baik jumlah kendaraan bermotor pada umumnya maupun
sepeda motor khususnya, setiap tahunnya meningkat dengan nyata, yaitu dari tahun 2001
sampai dengan 2012, mengalami pertumbuhan rata-rata 13,70%
untuk kendaraan bermotor secara keseluruhan dan khusus untuk sepeda motor mengalami
pertumbuhan rata-rata 17,75%.
Pertumbuhan
terbesar Kendaraan bermotor maupun sepeda motor di Kota Bandung
terjadi pada tahun 2005, yaitu masing-masing sebesar 18,80% dan 25,52%.
Prosentase
jumlah sepeda motor terhadap jumlah keseluruhan kendaraan bermotor terlihat
mengalami peningkatann terus yaitu 167.721 sepeda motor terhadap 302.988 kendaraan atau 49,45% di tahun
2001, sampai menjadi 1.019.144 sepeda motor terhadap 1.249.853 jumlah kendaraan bermotor, atau 72,23% di tahun 2012. Jadi betul apa yang diperkirakan
bahwa jumlah sepeda motor meliputi sekitar 75% dari jumlah
kendaraan bermotor secara keseluruhan.
Kecelakaan Sepeda Motor
Kecelakaan sepeda motor dalam lalu lintas adalah kejadian di mana sebuah sepeda motor tabrakan dengan kendaraan atau benda lain dan menyebabkan
kerusakan. Kadang-kadang kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka-luka atau
kematian manusia atau bintang. Keceiakaan lalu lintas menelan korban jiwa
manusia sekitar 1,2 juta setiap tahun (WHO, 2005).
Menurut Gordon (2001) faktor penyebab
kecelakaan lalu lintas antara lain: faktor manusia kesalahan
manusia sebagai pelaku lalu lintas), faktor sarana (kerusakan mekanik dari kendaraan), faktor prasarana (kondisi jalan antara lain, kerusakan permukaan jalan, kerusakan alinemen jalan dan gangguan pandangan).
Kesalahan manusia meliputi gangguan kesadaran diri akibat alkohol, sakit, ceroboh,
takut dengan aparat, egoistis dan lain-lain. Kerusakan mekanik kendaraan yaitu: rem tak berfungsi (blong), setir patah,
kerusakan roda, pecah ban dan kerusakan bagian lainnya. Kerusakan permukaan dan alinemen jalan akan menyebabkan ketidak stabilan
pergerakan kendaraan,
sementara ganggunan pandangan
mengakibatkan gangguan antisipasi pengendara terhadap
halangan di dalam lintasan jalannya. Contoh gambaran kecelakaan sepeda motor yang mengakibatkan
korban meninggal dunia, terlihat di Gambar 5.1.
Kecelakaan
sepeda motor yang mematikan (Ramadan, 2012)
Menurut Kabag. Analis Kebijakan Korlantas Polri (Adnas), dari
total kecelakaan selama musim Lebaran, sekitar 70% disebabkan oleh kendaraan
roda dua atau sepeda motor.
Adapun faktor-faktor penyebab kecelakaan, adalah 28% disebabkan faktor manusia,
20% disebabkan faktor alam, 18% disebabkan faktor kendaraan yang digunakan dan
15% disebabkan oleh faktor jalan. Faktor manusia mendominasi penyebab
kecelakaan karena disebabkan oleh kelalaian sendiri.
Selanjutnya dijelaskan, bahwa pemudik dengan sepeda motor
sejak awal tidak mengindahkan keselamatan dirinya sendiri, misalnya: tidak
pernah peduli kalau kapasitas angkut sepeda motor yang seharusnya hanya
digunakan untuk dua orang, ternyata ditumpangi lebih dari dua orang, ditambah lagi tas dan barang-barang
lain yang ditempatkan di depan, di samping maupun di belakang sepeda motor yang
menyebabkan hilangnya keseimbangan sepeda motor itu, seperti terlihat di Gambar
5.2.
Pengendara sepeda motor dengan beban
berlebihan (Media Indonesia, 2011)
Hasil
analisis data kecelakaan lalu lintas di Kota Bandung yang diperoleh dari Kantor
Polisi Daerah Jawa Barat di Jalan Soekarno Hatta Bandung, Kantor Polisi Resort
Kota Besar Bandung di Jalan Merdeka Bandung, dan Kantor Biro Statistik Kota
Bandung di Jalan Jenderal Gatot Subroto Bandung dicantumkan pada Tabel 5.2. dan Gambar 5.3.
Tabel 5.2. Daftar
kecelakaan kendaraan bermotor di Kota Bandung Periode 2005 sampai dengan 2011 (MD = meninggal dunia, LB =
luka berat, LR = luka ringan)
No.
|
Tahun
|
Kecelakaan lalu
lintas
|
Akibatnya
|
||||
Jum-lah
|
Pertumbuhan %
|
MD
|
LB
|
LR
|
Kerugian
|
||
1
|
2005
|
161
|
0
|
48
|
22
|
8
|
289.700
|
2
|
2006
|
244
|
51,55
|
63
|
29
|
57
|
380.400
|
3
|
2007
|
871
|
256,97
|
94
|
210
|
511
|
828.475
|
4
|
2008
|
1086
|
24,68
|
96
|
262
|
799
|
880.160
|
5
|
2009
|
725
|
-33,24
|
95
|
72
|
666
|
773.630
|
6
|
2010
|
920
|
26,89
|
109
|
43
|
791
|
661.300
|
7
|
2011
|
1036
|
12,61
|
128
|
41
|
1052
|
661.520
|
Grafik jumlah kecelakaan lalu lintas
di Kota Bandung
Tabel 5.2. dan Gambar 5.3. menunjukkan, bahwa jumlah
kecelakaan lalu lintas jalan raya di Kota Bandung setiap tahun mengalami peningkatan, kecuali pada tahun
2009, yang mengalami penurunan tajam dari 1086 kejadian kecelakaan di tahun
2008, menjadi 725 kejadian di tahun 2009. Namun selanjutnya mengalami peningkatan
lagi setiap tahunnya, sehingga jumlah kecelakaan kendaraan bermotor di tahun
2011 menjadi 1036 kejadian, yang masih lebih kecil dari kejadian di tahun 2008,
sebanyak 1086 kali.
Jumlah korban
yang meninggal duniapun meningkat setiap tahunnya, dari 48 jiwa di tahun 2005
menjadi 128 jiwa di tahun 2011. Kenaikan jumlah korban juga terjadi pada
tingkat luka ringan (LR), dari 8 orang di tahun 2005 menjadi 1.052 orang di
tahun 2011, begitu pula dengan jumlah korban yang mengalami luka berat naik
dari 22 orang di tahun 2005 menjadi 210 orang di tahun 2007 dan terus meningkat
sampai 262 orang di tahun 2008, namun turun menjadi 72 orang di tahun 2009, 42
orang di tahun 2010 dan menjadi 41 orang di tahun 2011, sehingga bila dilihat
korban yang luka berat dari 22 orang di tahun 2005 menjadi 41 orang di tahun
2011 tampaknya tidak mengalami kenaikan yang berarti (dalam selang 6 tahun). Data kecelakaan lalu lintas yang
terjadi, khusus dalam tahun 2011 di Kota Bandung, sebanyak 1036 kali seperti
tersebut di dalam Tabel 5.2 di atas, diuraikan secara rinci di
dalam Tabel 5.3.
Tabel
5.3. Data kecelakaan lalu lintas di kota Bandung Tahun 2011 (Kepolisian Resort
Kota Bandung, 2012)
No.
|
Waktu/Jml
Kecelakaan
|
Kendaraan terlibat
|
Korban
|
Kendaraan terlibat kecelakaan
|
|||||||
Bulan
|
Jumlah
|
MD
|
LB
|
LR
|
Spd mtr
|
Jml smt
|
Pjk
|
Jml Mb
|
Mobil
|
||
1
|
Januari
|
100
|
R2,R4,Pjk
|
9
|
4
|
97
|
80
|
118
|
19
|
65
|
51
|
2
|
Februari
|
87
|
R2,R4,Pjk
|
11
|
1
|
79
|
69
|
93
|
22
|
59
|
46
|
3
|
Maret
|
93
|
R2,R4,Pjk
|
7
|
1
|
87
|
77
|
101
|
30
|
47
|
40
|
4
|
April
|
78
|
R2,R4,Pjk
|
15
|
0
|
78
|
70
|
91
|
17
|
44
|
43
|
5
|
Mei
|
95
|
R2,R4,Pjk
|
13
|
2
|
112
|
88
|
124
|
26
|
49
|
42
|
6
|
Juni
|
90
|
R2,R4,Pjk
|
6
|
0
|
91
|
75
|
96
|
26
|
59
|
48
|
7
|
Juli
|
90
|
R2,R4,Pjk
|
11
|
5
|
70
|
62
|
92
|
14
|
35
|
30
|
8
|
Agustus
|
70
|
R2,R4,Pjk
|
3
|
3
|
77
|
55
|
89
|
19
|
47
|
33
|
9
|
September
|
96
|
R2,R4,Pjk
|
15
|
5
|
104
|
86
|
117
|
25
|
56
|
47
|
10
|
Oktober
|
81
|
R2,R4,Pjk
|
11
|
7
|
84
|
73
|
100
|
20
|
39
|
30
|
11
|
Nopember
|
78
|
R2,R4,Pjk
|
14
|
6
|
82
|
63
|
87
|
17
|
47
|
40
|
12
|
Desember
|
78
|
R2,R4,Pjk
|
13
|
7
|
91
|
63
|
89
|
14
|
58
|
41
|
Total
|
1036
|
128
|
41
|
1052
|
861
|
1197
|
249
|
605
|
492
|
||
Persentasi thd total kecelakaan (%)
|
10,48
|
3,36
|
86,16
|
83,1
|
115,5
|
24,0
|
58,4
|
47,5
|
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 1036 kali kecelakaan lalu lintas itu, telah melibatkan sepeda
motor (R2) sebanyak 861 kali setara dengan 861/1036 x 100% = 83,11% dengan jumlah sepeda motor yang terlibat sebanyak 1197 buah (115,5%). Jumlah kecelakaan yang
melibatkan mobil (R4) sebanyak 492 kali atau 492 / 1036 x 100% = 47,49% dan jumlah mobil yang terlibat
ada 605 buah (58,4%). Jumlah kecelakaan dalam satu tahun 2011 sebanyak 1036 kali,
menyebabkan korban sebanyak 1221 orang, yang meninggal dunia 128 orang
(10,48%), luka berat 41 orang (3,36%) dan luka ringan 1052 orang (86,16%).
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 1036 kali kecelakaan
lalu lintas itu, telah melibatkan sepeda motor (R2) sebanyak 861 kali setara
dengan 861/ 1036x100% = 83,11% dengan jumlah sepeda motor yang
terlibat sebanyak 1197 buah (115,5%). Jumlah kecelakaan yang melibatkan mobil (R4) sebanyak
492 kali atau 492/1036 x 100% = 47,49% dan jumlah mobil yang terlibat
605 buah (58,4%). Jumlah kecelakaan dalam satu tahun 2011 sebanyak 1036 kali, menyebabkan korban sebanyak 1221 orang, yang
meninggal dunia 128 orang (10,48%), luka berat 41 orang (3,36%) dan luka ringan
1052 orang (86,16%).
PEMBAHASAN
a.
Mengenai jumlah kecelakaan sepeda motor
Dari uraian di atas terlihat bahwa sepada motor telah
mendominir kecelakaan lalu lintas di jalan raya khususnya di Bandung dan di
Indonesia pada umumnya. Di Bandung pada tahun 2011 dari jumlah kecelakaan 1036
kali, sebanyak 83.11% nya atau sebanyak
861 kalinya disebabkan oleh sepeda motor. Bahkan jumlah sepeda motor yang
terlibat di dalamnya ada 1197 buah, yang berarti lebih banyak dari jumlah
kecelakaannya sendiri, sehingga kalau dirata-ratakan, maka seakan-akan setiap
kecelakaan selalu melibatkan sepeda motor. Kondisi ini menggambarkan betapa
rentannya sepeda motor sebagai kendaraan penebar celaka.
b.
Penyebab kecelakaan sepeda motor
Kecelakaan lalu lintas umum- nya
disebabkan oleh 4 faktor yaitu: manusia, kendaraan, jalan dan lingkungan. Khusus untuk
sepeda motor, faktor manusia yang dimaksud lebih banyak ditentukan oleh
perilaku pengendara sepeda motor. Hal ini disebabkan karena sangat bervariasi- nya kondisi
para pengendara sepeda motor dilihat dari segi gender, usia, intelektual, dan
tingkat sosialnya. Hal ini juga akan menimbulkan berbagai perilaku yang sering
menyimpang dari peraturan lalu lintas. Akhirnya akan berbuntut dengan
kecelakaan lalu lintas.
Dalam pengamatannya Rois (2012) di Kota Bandung telah
mendeteksi adanya sekitar 30 macam perilaku pengendara di jalanan Kota
Bandung. Di antara perilaku-perilaku
tersebut ada beberapa perilaku yang mendominir penyebab kecelakaan lalu lintas,
yaitu: a) Berkendaraan cepat tanpa memperhatikan lingkungan, mencapai 46,77%
kecelakaan, b) Memotong jalur kendaraan lain terlalu dekat (16.86%), c) Menyalib tanpa memperhatikan kendaraan lain (13,37%), d) Berkendaraan
tanpa SIM (12,79%). Perilaku-perilaku
lainnya tidak ada yang melebihi 2% sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas.
Penyebab kecelakaan oleh
faktor kendaraan khususnya sepeda motor antara lain karena: Ban pecah, rem
blong, stang patah dan lainnya. Faktor lain yang dinilai rawan celaka adalah
roda dua yang dimiliki sepeda motor tidak menjamin kestabilan berdiri, jadi
akan mudah jatuh terguling apabila terjadi
gesekan dengan kendaraan atau benda lain di jalan. Hal ini diperparah
dengan mudahnya sepeda motor melaju cepat di jalan. Dengan demikian sepeda motor
sangat mudah mengalami kecelakaan.
Kondisi jalan yang kurang
baik akan sangat mudah menyebabkan
kecelakaan sepeda motor. Sepeda motor dengan kecepatan lajunya akan sangat
mudah terjatuh begitu mendadak melihat lubang jalan yang menganga dan tidak
sempat meng- antisipasinya. Begitu juga
saat harus melintas jalan yang licin, karena ketumpahan olie kendaraan
misalnya, apalagi di tikungan jalan. Semua itu disebabkan karena sepeda hanya
beroda dua yang tidak menjamin kestabilannya berdiri sehingga mudah jatuh.
Kondisi lingkungan yang kurang
normal juga bisa menjadi penyebab kecelakaan sepeda motor. Cuaca hujan, angin,
panas, dingin dan lainnya akan sangat berpengaruh terhadap kondisi
pengendara, karena pengendara sepeda
motor, tidak terlindung dari semua perubahan cuaca tersebut. Dengan demikian
sepeda motor merupakan kendaraan yang melindungi pengendara terhadap segala
pengaruh cuaca, dan pasti akan mempengaruhi, perilakunya, dan bisa membawa
celaka di jalanan.
KESIMPULAN
a. Sepeda motor merupakan kenda-
raan bermotor terkecil yang
mudah dioperasikan, dengan kecepatan tinggi.
b. Sepeda motor merupakan kenda-
raan beroda dua, sehingga
tidak stabil untuk bisa berdiri sendiri dengan bebas.
c. Sepeda motor adalah kendaraan bermotor yang tidak
melindungi penggunanya terhadap gangguan cuaca, seperti hujan, panas, angin,
debu dan lainnya.
d. Karena kecepatan yang tinggi, ketidak kestabilan
kendaraan dan ketidak terlindungan pengemudi terhadap gangguan cuaca/
lingkungan, maka sepeda
motor merupakan kendaraan yang rentan terhadap kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adnas,
2011. tnol.co.idLiputan Written
by Safari Sidakaton Tuesday, 28 August 2012,
Anneahira, 2012, Mengenal macam-macam sepeda motor www.- Anneahira.com/macam-macam sepeda
motor.httm –cashed
Anonymous 1, 2008. Kecelakaan Sepeda
Motor naik 75%, http:- //www.Wartakota. com.id.
sepedamotor14.htm
Anonymous 2, 2007. Kecelakaan Sepeda
Motor Setiap Tahun Meningkat, http://.pikiran-rak-yat.co.id.otokir
Anonymous 3, 2005. Motor, Penyumbang
Kecelakaan Terbesar, http://www.Kompas. com/kompas.cetak/05Q3/metro/1613593.htm
Bennett, D. W. et all., 1998. Traffic
Engineering Practice, Depart- ment
of Civil Engineering, Monash University, Clayton 3168 Victoria, Australia.
Dispenda, Jawa Barat, 2012, Data Pajak Kendaraan Bermotor
di Kota Bandung, Laporan Pendapatan
Daerah Jawa Barat, dari Kendaraan bermotor Bandung.
Gordon, W., 2001. Traffic Engineering
an Introduction, Charles Griffin & Company
Limited, Grendon Street, High Wycombe, Bucks, England.
Pline, J., L, 2003. Traffic Engineering Handbook, 5 edition, Prentice-Hall, Inc., A Simon & Schuster Company Englewood New Jersey.
Kepolisian
Resort Kota Bandung, 2012.Laporan Polisi
Nomor: LP/.../KLL/VIII/2011 (1 s/d 100), Polresta, Bandung.
Media Indonesia, 2011, Image kecelakaan sepeda motor,
media indonesia.com
com/read/2012
Rois, H., 2012, Pengaruh Perilaku Pengendara dan
kondisi Sepeda Motor terhadap tingkat Kecelakaan Lalu lintas di Kota
Bandung, Penelitian Hibah Bersaing Diknas Jakarta.
Sidakaton,
S., 2012. 15500 Sepeda Motor Dominasi Kecelakaan Saat Mudik, www.tnol.co.id/ Liputan.
Taufik, 2011. Ruang Henti Khusus di Bandung, Sukses Safety Defenisive
Riding Trackback, TMCblog.com.Stats.
WHO, 2005, Strategic
Approaches for Injury Prevention and Control in South-East Asia Region, World Health Organitation, Regional Office
for South East Asia, Indraprastha Estate, Mahatma Gandhi Marg, New Delhi,
India.