Oleh:
Indriyati
Kamil
Jurusan
Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Langlangbuana
Email:
r_indriya@yahoo.com
ABSTRAK
Keberadaan media baru telah menggeser posisi media
lama. Kehadirannya telah membawa banyak perubahan dalam pola kehidupan
masyarakat, budaya, dan cara berpikir masyarakat pada hampir semua aspek kehidupan manusia. Perubahan ini juga mengubah landscape industri media dalam
penyajian konten media yang bisa lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat.
Perubahan baru landscape industri media tidak diragukan lagi akan memiliki
peran dalam membangun masyarakat berbasis informasi dan teknologi komunikasi sehingga membentuk kota cyber. Secara sederhana dapat dikatakan media baru sebagai
media yang terbentuk dari interaksi antara aktivitas manusia dengan komputer,
khususnya internet. Aplikasinya dalam bentuk
layanan e-government yaitu pemerintah
kepada masyarakat (government-to-citizen
atau G2C), pemerintah kepada pemerintah (government-to-government atau G2G), pemerintah dengan bisnis (government-to-business atau G2B), dan juga pemerintah
terhadap pegawai (government-to-employee
atau G2E) yang menawarkan pola langkah keterbukaan dan mengendalikan perkembangan masyarakat
melalui hubungan sosial. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan kota Bandung sebagai kota kelas dunia yang akan
mendorong perubahan budaya warga Bandung menjadi lebih maju dan berkembang.
Kata kunci: media baru, kota cyber, e-government
ABSTRACT
The existence of new media has shifted the position of the old media. Its presence has brought about many changes in the pattern of community life, culture, and way of thinking of society in almost all aspects of human life. These changes also change the media industry landscape in the presentation of media content could be easier, cheaper, and faster. The new changes in the media industry landscape will undoubtedly have a role in building a society based on information and communication technologies so as to form a cyber city. In simple terms it can be said of new media as media that is formed from the interaction between human activities with the computer, especially the Internet. Application in the form of e-government services to the public that the government (government-to-citizen or G2C), government to government (government-to-government or G2G), government to business (government-to-business or G2B), and government to the employee (government-to-employee or G2E) which offers a step pattern of openness and control the development of society through social relationships. It is intended to embody the city of Bandung as a world-class city that will drive culture change Bandung citizens become more advanced and developed.
Keywords: new media, cyber city, e-government
PENDAHULUAN
Media kini menjadi
bagian penting dalam proses interaksi antar manusia. Media semakin berkembang
seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan informasi. Keberadaan media
elektronik yang semakin hari menunjukkan kemajuan dalam mempersempit hambatan
ruang dan waktu cukup mempengaruhi keberadaan media konvensional yang lebih
dulu muncul. Media adalah
wadah di mana akan
dilakukannya sebuah proses yang akan menghasilkan tujuan tertentu. Perkembangan
teknologi pada masa kini telah berkembang dengan kemajuan yang banyak
memberikan dampak dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
Dewasa ini hampir semua orang
terutama mereka yang dalam usia produktif mengenal dan menggunakan internet. Internet
adalah media yang mengalami perubahan yang berlangsung dalam hitungan detik
dimana informasi yang didapat juga tidak terbatas berasal dari satu daerah
saja. Pengaksesan media internet juga mudah sehingga keterbatasan bisa
dikatakan hampir tidak ada. Semua yang mengakses internet tidak diketahui
siapa, apakah anak
kecil atau orang dewasa, mereka hanya dapat dilacak berdasarkan lokasinya
karena itulah dikatakan bahwa keberadaan internet saat ini telah banyak
memberikan dampak kepada budaya.
Sebenarnya keberadaan media baru (new media) saat ini yang memberikan
dampak terhadap kebudayaan bukan saja internet tetapi interaksi yang dilakukan
antara penggunanya dengan komputer. Keberadaan kondisi ini yang membuat
sebagian orang menghabiskan waktu di depan komputer untuk menyelesaikan banyak
dari pekerjaan mereka. Interaksi yang
terjadi antara manusia dan komputer bahkan tidak jarang melebihi interaksi
antar manusia dengan manusia terlebih dari banyak kemudahan yang ada pada
media-media yang ditawarkan. Pengaruh positif dalam keberadaan media-media tersebut
tentu saja banyak, di mana
kemajuan informasi yang mudah diperoleh mengakibatkan hampir dalam segala aspek
kehidupan berkembang dalam waktu yang tidak lama. Ide, informasi, gagasan, tulisan,
karya atau bahan-bahan mentah yang dapat dimuat dalam media elektronik membuat
hidup serba cepat, persaingan pun semakin ketat.
Era keterbukaan dan transparansi dewasa ini
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ikut memelihara infrastruktur.
Hal ini merupakan bagian penting yang pada
akhirnya akan semakin mempermudah pemerintah dalam melaksanakan
program-programnya, dengan semangat kebersamaan dan rasa saling percaya.
Satu hal yang tidak
bisa dipungkiri bahwa dalam era membanjirnya informasi diperlukan kesiapan dan
responsivitas sistem informasi yang memadai sehingga bermanfaat dalam
pengembangan berbagai bidang yang menjadi tujuan kelembagaan.
"Sosial
Media" yang
berkembang sangat pesat harus disikapi dengan positif untuk meningkatkan peran
serta masyarakat dalam mewujudkan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik
(Good Governace), dalam hal ini
kehumasan yang berperan sebagai unit pengelola informasi (pemanfaatan media
sosial) menjadi sangat penting dan strategis, khususnya dalam hal
penyebarluasan informasi kepada masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi dapat digambarkan sebagai
lalu lintas yang tidak ada hentinya dan tanpa ada ujung. Komputer yang
merupakan penemuan paling mutakhir, teknologi yang paling berpengaruh dalam
kehidupan manusia saat ini. Jaringan komputer dapat menghubungkan seluruh koneksi
yang ada di dunia. Computer Mediated
Communication (CMC) dan internet adalah dua hal yang kini menjadi sorotan
dalam setiap bahasan tentang komunikasi,
terutama tentang media baru karena dari kedua hal ini media baru
dianggap muncul. Penurunan penggunaan
old media telah dapat diprediksi
sebelumnya oleh para pemikir dan peneliti
komunikasi.
Menurut Kamus Wikipedia, New Media dapat didefinisikan sebagai
berikut: Media baru adalah istilah yang mengacu pada teknologi komunikasi dan
informasi yang menggunakan digital, komputer, atau jaringan di akhir abad
ke-20. Sebagian besar teknologi yang dinyatakan sebagai “media baru” adalah
digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat
jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Beberapa contoh antara
lain Internet, websites, komputer
multimedia, permainan komputer, CD-ROMS, dan DVD.
Media baru bersifat dispersal dan
menyebar di mana produksi, distribusi dan
konsumsi tidak terpusat. Setiap pengguna internet dapat menjadi produsen,
distributor atau sekedar konsumen (personal
freedom). Media baru merupakan media yang lebih bersifat pribadi (indvidually).
Des Freedman (1996)
menyebutkan karakteristik media baru yang memiliki unsur:
1.
Non –
linearity, terjadi karena terdapat komunikasi
dua arah atau lebih dalam media baru.
2.
Modularity, Kemampuan new media mengumpulkan berbagai ciri
khas dari objek media yang menjadikannya sebuah wilayah permanen yang terus
berubah.
3.
Re-mediasi, peninjauan ulang dan pembentukan kembali
bentuk-bentuk media terdahulu.
4.
Demasiffikasi, adanya kecenderungan media baru ke arah
individualisasi, penyesuaian, personalisasi dan desentralisasi, bentuk ini
dikenal juga dengan adanya bentuk one to
many atau many to many juga one to one communication yang dapat
dipilih pengguna media baru.
5.
Asynchronicity, media baru
mengijinkan penggunanya tetap berkomunikasi walaupun para penggunanya tidak
dalam waktu yang sama. Misalkan email,
pesan tetap dapat sampai tujuan meski tujuan tidak dalam keadaan online.
6.
Konvergensi, bentuk teknologi cenderung dapat
diintegrasikan dalam satu bentuk teknologi saja.
Media baru adalah media yang
didalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen,dan terdapat konvergensi media di dalamnya,
dimana beberapa media digabung menjadi satu. Media baru adalah semua cakupan istilah abad 21 yang digunakan
untuk menjelaskan semua yang terhubung ke internet dan saling mempengaruhi
antarteknologi, gambar dan suara. Sebenarnya, definisi dari media baru berubah
dari hari ke hari, dan akan berlanjut seterusnya. Media baru berkembang dan
berubah secara terus-menerus. Media baru mengalami dinamika dan berkembang
dengan cara yang sangat cepat.
Sebagian
besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital, seringkali
memiliki karakteristik yang dimanipulasi, menggunakan jaringan, padat,
kompresibel, dan interaktif. Beberapa contoh mungkin internet, website, multimedia komputer, game
komputer, CD-ROM, dan DVD. Media baru tidak termasuk program televisi, film,
majalah, buku, atau publikasi berbasis kertas terkecuali
mengandung teknologi yang memungkinkan interaktivitas digital.
Media baru dapat mengoperasikan
sifat otomatis dalam berbagai perangkatnya. Contohnya Program edit gambar
seperti Photoshop dapat dengan otomatis memperbaiki gambar hasil scan, membersihkan
gambar dan meningkatkan kontras gambar.
Media
yang digunakan dalam konsep cyber city ini
adalah bagian dari cyber media.
Menurut Nasrullah (2014) dalam
bukunya yang berjudul Media Siber mengatakan bahwa “Cyber media tidak semata-mata mempresentasikan internet dalam
perangkat lunak atau perangkat keras didalamnya, seperti penggunaan mouse, situs dan chat room, tetapi media
sebagai sebuah saluran yang digunakan seperti komputer, telepon genggam, dan
smart TV.”
Media siber mempunyai jenis yang
bervariatif diantaranya sebagai berikut:
1.
Situs (website)
2. E-mail
3.
Forum di internet
4.
Blog
5.
Wiki
6.
Aplikasi pesan
7.
Internet “broadcasting”
8. Peer-to-peer
9.
The RSS
10. MUDs
11. Media Sosial
Media Siber yang digunakan dalam
tema makalah ini lebih berkaitan dengan media sosial yang menggunakan jejaring
sosial seperti facebook, twitter dan
skype. Media tersebut merupakan media yang digunakan untuk mempublikasikan
konten seperti profil, aktifitas, dan pendapat pengguna. Selain itu pula
sebagai media yang memberikan tempat atau ruang bagi komunikasi dan interaksi
dalam jejaring sosial di ruang siber. Sebagai contoh dalam media sosial facebook terdapat wall (dinding) yang berfungsi sebagai ruang untuk menyampaikan apa
yang sedang dialami atau disaksikan dalam diri seseorang ataupun pada lingkungan
sekitarnya. Selain itu facebook juga
menyediakan fasilitas grup, selain fasilitas untuk orang perorang atau pribadi,
jika terdapat kesamaan terhadap suatu konten misalnya grup ilmu komunikasi,
grup pecinta alam, grup online shop
dan lain-lain.
PEMBAHASAN
E-
Government
Munculnya TIK (Teknologi Informasi
dan Komunikasi) telah memberikan kesempatan yang luas kepada publik untuk
mengontrol pemerintah dan telah membuat manajemen informasi yang lebih baik.
Sistem komputerisasi telah membantu pemerintah mengelola informasi namun jika
tanpa keselarasan sistem komputerisasi ini juga dapat menciptakan peluang untuk
korupsi dan penipuan, karena catatan elektronik lebih rentan terhadap gangguan
dari catatan kertas.
Untuk menuju good governance serta mempercepat penyelenggaraan otonomi daerah,
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada setiap penyelenggaraan
pemerintahan, merupakan kebutuhan yang mendesak. Dalam upaya mendukung
pertukaran data dan informasi serta penyaluran berita secara cepat, tepat, dan
akurat,maka keberadaan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai peranan
penting dan strategis khususnya e-government.
Dalam OEDC (2001) disebutkan
bahwa good governance mempunyai
delapan karakteristik utama dalam memimpin pemerintahan yaitu: Participation,
Transparency, Effectiveness and Efficiency, Responsiveness, Accountability,
Equity and Inclusiveness, Rule of Law.
Salah satu cara implementasi good governance tersebut adalah dengan
menerapkan e-government. E-government
dapat dijadikan sebagai model baru dalam gaya kepemimpinan, cara baru
pengambilan keputusan, cara baru dalam akses pendidikan, cara baru dalam
pengambilan kebijakan dan investasi, sarana baru dalam menerima keluhan
masyarakat, cara baru dalam akuntabilitas ke publik, dan cara baru dalam
mengelola pengiriman dan pelayanan semua informasi pemerintah ke publik. Dengan
cara ini rasa kepercayaan publik ke pemerintah akan benar-benar terwujud,
karena yang sangat diharapkan oleh publik adalah transparansi dan pelayanan
yang baik dari pemerintah.
Penerapan e-government ini sebagai salah satu bentuk menuju pemerintahan terbuka. Sistem
“pemerintah terbuka” akan mewujudkan kredibilitas dan akuntabilitas di mata masyarakatnya.
Keuntungan E-Government
Penerapan e-government pasti akan banyak berdampak positif baik kepada
masyarakat dan pemerintahan. Secara umum ada beberapa keuntungan penerapan e-government (Setiyadi, 2003):
1.
Transparansi informasi dari pemerintah kepada publik
akan sangat jelas, masyarakat akan dengan sangat mudah mengikuti, memantau dan
mengontrol perkembangan jalannya pemerintahan yang dikelola oleh orang-orang
yang dipilihnya pada saat pemilihan umum.
2.
Peningkatan kualitas pelayanan kepada publik dalam
segala hal. Pelayanan akan menjadi lebih cepat, tepat dan terpercaya. Pelayanan
kepada masyarakat dapat dilakukan selama 24 jam dalam seminggu.
3.
Membangun dan menciptakan saling percaya antara publik
dan pemerintah, karena berbagai informasi kinerja pemerintah kepada publik
terekspose dengan dalam e-government
dan masyarakat dapat mengaksesnya, sehingga tingkat kepercayaan publik kepada
pemerintah akan lebih tinggi.
4.
Menutup pintu “kejahatan” aparat pemerintah dalam
melakukan korupsi.
5.
Mengurangi tingkat kesalahan dan mengurangi adanya
duplikasi data yang tidak diperlukan melalui basis data yang terintegrasi dan
situs jaringan web dan gateway lainnya.
6.
Menghemat anggaran dan meningkatkan efisiensi.
7.
Meningkatkan kepuasan kepada masyarakat, pengambilan
keputusan yang lebih baik dan bermutu serta menjadikan pemerintah lebih
bertanggung jawab.
Pemerintahan yang transparan,
terbuka, kuat dan berwibawa adalah harapan dan dambaan masyarakat. Untuk itulah
penerapan e-government perlu
digalakkan kembali secepatnya sehingga penyebaran informasi yang berasal dari
pemerintah kepada publik dapat diakses dengan transparan.
MODEL APLIKASI
Citize-To-Government
Dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, diperlukan berbagai kanal akses yang dapat
mempermudah interaksi antara pemerintah dengan masyarakat, serta dibutuhkan
media publikasi yang mudah diakses. Semakin meningkatnya taraf kehidupan
masyarakat menuntut kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai interaksi.
Dengan didukung oleh kemajuan teknologi informasi yang sedemikian pesat serta
era globalisasi yang datang lebih cepat, lahirlah konsep e-government.
Internet merupakan bentuk teknologi informasi yang paling umum digunakan dalam e-government,
tapi bukan satu-satunya. E-government adalah suatu mekanisme interaksi
modern antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang
berkepentingan yang melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama internet) dengan tujuan memperbaiki mutu
pelayanan yang telah berjalan. Teknologi informasi ini dapat melayani
bermacam-macam kebutuhan atau tujuan, misalnya pengiriman layanan yang lebih
baik dari pemerintah kepada warga, interaksi yang meningkat dengan kalangan
bisnis dan industri, pemberian kuasa kepada masyarakat atas akses informasi,
atau pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien.
Jenis-Jenis E-Government
Jenis-jenis
layanan e-government yaitu Government-to-Citizen (G2C), Government-to-Business
(G2B), Government-to-Employee (G2E), dan Government-to-Government
(G2G). (Sinambela,
2008). Penjelasan
masing-masing layanan tersebut adalah sebagai berikut:
1. G2C
mencakup penyebaran informasi kepada masyarakat, layanan dasar masyarakat
seperti pembaruan surat izin, pemesanan akta kelahiran/kematian/ pernikahan,
dan pembayaran pajak pendapatan, yang membantu masyarakat untuk layanan dasar
seperti pendidikan, kesehatan, informasi rumah sakit, perpustakaan, dan lain-lain.
2. G2B
meliputi berbagai pertukaran layanan antara pemerintah dengan komunitas bisnis,
termasuk penyebaran kebijakan, peringatan, aturan, dan undang-undang. Layanan
bisnis memperoleh informasi bisnis, formulir surat lamaran, pembaharuan surat
izin, pendaftaran perusahaan, perolehan surat izin, dan pembayaran pajak.
3. G2E
meliputi layanan G2C serta layanan khusus yang hanya mencakup pegawai
pemerintah seperti syarat pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang meningkatkan fungsi birokrasi dari hari ke hari dan hubungan dengan warga.
4. G2G
dibagi menjadi dua tingkat, yaitu tingkat lokal atau domestik dan tingkat
internasional. Layanan G2G merupakan transaksi antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah, dan antar- departemen
serta perwakilan dan biro terkait. Selain itu, layanan G2G juga transaksi antar- pemerintah, dan dapat
digunakan sebagai alat hubungan dan diplomasi internasional.
Tingkatan E-Government
Pengembangan
e-government perlu direncanakan dan dilaksanakan secara sistematik sehingga
dapat dipahami dan diikuti oleh semua pihak. Pengembangan e-government dapat
dilaksanakan melalui empat tingkatan yaitu Persiapan, Pematangan, Pemantapan,
dan Pemanfaatan (Detiknas,
2003)
PENUTUP
Media baru mulai diminati oleh
khalayak karena dinilai jauh lebih praktis, modern, cepat, tepat dan tingkat
aktualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan media cetak sehingga cocok untuk
menunjang aktifitas warga yang sibuk dengan segala aktivitas secara
global.
Selain masyarakat berkomunikasi
efektif lewat tatap muka secara global, seiring perkembangan zaman yang semakin
modern, banyak masyarakat sekarang pun komunikasi efektifnya mulai berubah
lewat media baru secara global.
Betapa tidak, dalam era
keterbukaan dan transparansi dewasa ini menumbuhkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya ikut memelihara infrastruktur merupakan bagian penting yang pada
akhirnya akan semakin mempermudah pemerintah dalam melaksanakan
program-programnya, dengan semangat kebersamaan dan rasa saling percaya.
Satu hal yang tidak
bisa dipungkiri bahwa dalam era membanjirnya informasi diperlukan kesiapan dan
responsivitas sistem informasi yang memadai sehingga bermanfaat dalam
pengembangan berbagai bidang yang menjadi tujuan kelembagaan.
"Sosial
Media" yang berkembang sangat pesat harus disikapi dengan positif untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam mewujudkan prinsip tata kelola
kepemerintahan yang baik (Good Governace),
dalam hal ini kehumasan yang berperan sebagai unit pengelola informasi
(pemanfaatan media sosial) menjadi sangat penting dan strategis khususnya dalam
hal penyebarluasan informasi kepada masyarakat.
Media sosial dapat
membantu membuat segala yang jauh dan sulit menjadi lebih dekat dan mudah.
Bahkan peran media sosial dibutuhkan dalam banyak hal oleh pemerintah, antara
lain:
1. Membantu
penyelesaian laporan atau pengaduan pelayanan publik.
2. Membantu peningkatan partisipasi masyarakat
dalam pengawasan pelayanan publik.
3. Mempercepat diseminasi varian laporan atau
pengaduan pelayanan publik.
4. Mempengaruhi opini publik yang berorientasi
pada penyelesaian.
5. Mempengaruhi opini pimpinan instansi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
Mengingat kebutuhan
akan peningkatan kualitas dan kuantitas diseminasi informasi kepada publik
semakin mendesak, maka pemanfaatan tekonologi yang salah satunya dilaksanakan
melalui situs jejaring sosial menjadi sangat penting mengingat publik
memerlukan informasi yang benar, terpercaya, cepat, dan jelas sumbernya dan
pada akhirnya masyarakat dengan mudah akan termotivasi untuk ikut berpartisipasi
dalam pengawasan dan pemeliharaan.
Dengan memanfaatkan
teknologi informasi melalui media sosial yang saat ini sedang ramai digunakan
berbagai kalangan masyarakat, secara tidak langsung akan banyak membantu
mengatasi kendala non-teknis tersebut.
Untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan inilah maka peran media sosial harus
lebih dimaksimalkan, karena untuk membangun dibutuhkan masyarakat yang
informatif sehingga bukan hanya akan membuat pelaksanaan pembangunan terasa
lebih mudah tetapi masyarakat dengan mudah dapat berpartisipasi membantu
berbagai permasalahan bahkan kendala yang sifatnya teknis. Gejala ini
merupakan bentuk konvergensi antara perkembangan teknologi dan pengembangan
sosial (ekonomi, organisasi, dan pembangunan).
DAFTAR PUSTAKA
Des Freedman. (1996). The Computer Desktop Encyclopedia. America
Management Association, New York.
Detiknas (2003). Panduan Umum Tata Kelola Teknologi
Informasi Dan Komunikasi. Kementrian Komunikasi dan Informasi.
Nasrullah, R. (2014). Teori dan Riset Media Siber (Cyber Media). Jakarta: PT Kencana.
Organisation for
Economic Co-operation and Development
(OECD), (2001), Managing Public Expenditure-A Reference Book for Transition
Countries. Edited by Richard Allen and Daniel Tommasi, Paris.
Sinambela, L. P. (2008). Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.
Setiyadi, W. R., (2003). E-Government Sebagai Suatu Investasi: Mengukur Resiko Keuntungan dan
Kegagalan Implementasi Government di Pemerintah Daerah. Jakarta.