Tentang SosioHumanitas Unla

SosioHumanitas Unla merupakan Jurnal Ilmu-ilmu Sosial & Humaniora Universitas Langlangbuana.

Sosiohumanitas berisi karya ilmiah hasil penelitian atau pemikiran berdasarkan kajian literatur yang dimuat dalam bentuk media cetak oleh LPPM Universitas Langlangbuana Bandung.

Materi yang dibahas mencakup masalah dan isu-isu yang aktual mengenai aspek sosial budaya dan kemanusiaan lainnya.

ISSN 1410-9263.

Identifikasi Pengaruh Industri terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Pedesaan


Oleh :
Alfred Wijaya
Jurusan Arsitektur Universitas Langlangbuana
Email: alfred_wi@hotmail.com

 
ABSTRAK

Pembangunan industri telah memberikan pengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap masyarakat pedesaan. Pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian, sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah perubahan sosial masyarakatnya sendiri, yaitu bergesernya mata pencarian penduduk setempat ke bidang industri dan jasa. Hal ini mengakibatkan perubahan perilaku sosial masyarakatnya ke arah perilaku masyarakat kota.

Kata Kunci: Identifikasi Pengaruh, Perubahan Sosial, Pembangunan Industri


ABSTRACT

The industry construction has an impact both directly and indirectly to the rural communities. The immediate effect is the reduction of agricultural land, while the indirect influence is social change society itself, i.e. the shifting livelihoods of local people to industry or services. This has resulted in changes in social behavior of its people toward the behavior of the community of the city.

Key Word: Impact Identification, Social Change, Industrial Development





PENDAHULUAN
Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam menigkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi dampak pem- bangunan industri terhadap sosial ekonomi, budaya masyarakat dan lingkungan sekitar industri.
Dampak pembangunan industri terhadap aspek sosial ekonomi serta budaya meliputi mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan perdagangan, dampak lainnya terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas baik bagi masyarakat setempat maupun masyarakat pendatang.
Dampak industri terhadap aspek sosial budaya antara lain berkurangnya kekuatan mengikat nilai dan norma budaya yang ada karena masuknya nilai dan norma budaya baru yang dibawa oleh masyarakat pendatang atau migran.
Pembangunan industri telah memberikan pengaruh secara langsung dan tidak langsung, pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian, sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah bergesernya mata pencaharian penduduk setempat ke bidang industri dan jasa/- perdagangan serta perubahan perilaku atau budaya dari masyarakat pedesaan tersebut, yaitu pergeseran perilaku yang mulai mengikuti pola masyarakat kota.
Pengaruh langsung dan tidak langsung akibat kegiatan kawasan industri tesebut akan memberikan dampak yang positif dan negatif.
Pengaruh positifnya adalah menciptakan keanekaragaman kehidupan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sedangkan pengaruh negatifnya adalah munculnya kecemburuan sosial dari pemuda setempat karena adanya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan. Pengaruh negatif lainnya adalah berkurangnya lahan pertanian yang menyebabkan petani yang hanya memiliki sedikit lahan dan tidak memiliki keterampilan serta tingkat pendidikan yang rendah menjadi tersingkir (Setyawati, 2002).
Menurut Mubyarto (1988) sektor industri jika dikaitkan dengan pembangunan wilayah mempunyai tiga tujuan, yaitu:
1.       Meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat.
2.       Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam upaya membangun pedesaan yang mampu menaikkan produktivitas masyarakat.
3.       Meningkatkan kemampuan pemerintah pusat dalam memberikan dukungan kepada upaya-upaya pembangunan pedesaan oleh pemerintah daerah yang akan menaikkan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah menganalisis dampak sektor industri terhadap perubahan sosial pada masyarakat perdesaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia identifikasi adalah proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang karena secara tidak sadar dia membayangkan dirinya seperti orang lain yang dikaguminya, lalu dia meniru tingkah laku orang yang dikaguminya itu.

Industri
Kuwartojo dalam Setyawati (2002) mendefenisikan industri sebagai kegiatan untuk menghasilkan barang-barang secara massal, dengan mutu yang bagus untuk kemudian dijual dan diperdagangkan. Guna menjaga kemassalannya digunakan sejumlah tenaga kerja dengan peralatan, teknik dan cara serta pola kerja tertentu.
Industri menurut skalanya yaitu:
a.       Industri besar adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 100 orang atau lebih.
b.      Industri sedang adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 20 sampai 99 orang.
c.       Industri kecil adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 5 sampai 19 orang.
d.      Industri rumah tangga adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 1 sampai 4 orang.

Perubahan Sosial
Beberapa sosiolog mengartikan definisi Perubahan Sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek dari suatu masyarakat, ataupun terjadinya suatu perubahan dari faktor lingkungan karena perubahan komposisi penduduk, kondisi geografis, serta perubahan sistem hubungan sosial, maupun terjadinya suatu perubahan pada lembaga kemasyarakatannya.
Menurut Soemardjan dan Soemardi (1964) setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan. Ada perubahan yang menarik perhatian orang, ada yang pengaruhnya luas, ada yang terjadi lambat, adapula yang terjadi cepat.
Perubahan-perubahan di masyarakat dapat berupa perubahan norma-norma, pola-pola perilaku seseorang, organisasi, susunan dan stratifikasi masyarakat, dan juga mengenai lembaga kemasyarakatan.

Masyarakat Pedesaan
MenurutAhmad (2003) masyarakat adalah segolongan manusia yang saling berhubungan tetap atau agak tetap, yang diorganisir untuk aktivitas-aktivitas bersama dan terikat padanya.
Masyarakat desa terdiri dari individu dan keluarga-keluarga yang membentuk suatu kelompok sosial yang saling berhubungan antara satu sama lain baik diorganisir maupun tidak untuk mencapai tujuan tertentu (kepentingan pribadi atau kelompok) jelas menunjukkan masyarakat desa hidup berkelompok dimana secara normatif mereka diatur oleh norma-norma, nilai-nilai dan kelembagaan yang bersifat tradisional, sehingga dalam kehidupan sehari-harinya unsur kebersamaan, gotong royong yang bersifat komunal dalam berbagai segi kehidupan masih banyak dikalangan mereka.

Bentuk Perubahan Sosial
Perubahan Sosial bisa dibedakan menjadi beberapa bentuk, diantaranya:

a.       Perubahan Cepat dan Perubahan Lambat
Perubahan sosial yang berlangsung cepat, pada umumnya disebut revolusi. Hal yang utama dari revolusi yaitu terdapatnya suatu perubahan yang terjadi secara cepat, selain itu perubahan tersebut juga menyangkut dasar-dasar pokok dari kehidupan manusia.
Perubahan yang terjadi secara revolusi bisa direncana­kan maupun tidak direncanakan. Perubahan secara revolusi, sebetulnya kecepatan ber- langsungnya suatu perubahan adalah relatif, disebabkan ada suatu revolusi yang berlangsung lama. Misalnya, Revolusi Industri di negara Inggris yaitu perubahan­-perubahan yang terjadi dari suatu proses produksi tanpa penggunaan mesin, hingga proses produksi memakai mesin. Perubahan ini diduga merupakan perubahan yang cepat, karena merubah pokok kehidupan masyarakat, yaitu adanya suatu sistem hubungan antara buruh dan majikan.
Sedangkan Perubahan Sosial yang bersifat lambat atau lama sering disebut dengan evolusi. Perubahan secara evolusi biasanya terjadi tanpa adanya rencana terlebih dulu. Evolusi pada umumnya terjadi dikarenakan usaha-usaha masyarakat untuk beradaptasi dengan kepentingan-kepentingan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang tumbuh seiring dengan pertumbuhan masyarakat. Rangkaian perubahan-perubanan itu tidak perlu sejalan dengan serangkaian peristiwa-peristiwa pada sejarah masyarakat yang bersangkutan.



b.      Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial
Perubahan sosial terjadi karena adanya faktor-faktor yang mem- pengaruhinya. Faktor­ faktor tersebut berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat itu sendiri. Faktor penyebab yang berasal dari dalam diantaranya adalah:
·       Penemuan-penemuan baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterirna, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. penemuan barn sebagai akibat terjadi­nya perubahan -perubahan dapat dibedakan dalam pengertian discovery dan invention.
Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan individu para individu. Discovery akan menjadi invention, jika masyarakat sudah mengakui, menerirna serta menerapkan penemuan baru tersebut.
·       Pertentangan masyarakat
Pertentangan ini bisa terjadi antara individu dengan kelompok ataupun antara kelompok dengan kelompok. Misalnya, pertentangan antara generasi muda dengan generasi tua. Generasi muda pada umumnya lebih senang menerima unsur-unsur kebudayaan asing, dan sebaliknya generasi tua tidak menyenangi hal tersebut. Keadaan seperti ini pasti akan mengakibatkan perubahan di dalam masyarakat.

Sedangkan faktor penyebab terjadinya perubahan sosial yang berasal dari luar masyarakat, di antaranya adalah:
·       Lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia
Adanya perubahan fungsi kegiatan lahan suatu wilayah (desa) pada suatu masyarakat, akan dapat berakibat pada pola prilaku serta kegiatan masyarat tersebut dimana secara perlahan atau cepat akan berdampak pada pola prilaku yang asalnya perilaku agraris menjadi      pola prilaku masyarakat industri, prilaku pedesaan yang memiliki kesederhanaan, gotong-royong menjadi pola prilaku konsumtif, individual yang mengarah kepada pola prilaku masyarakat perkotaan.
·       Pengaruh kebudayaan asing
Adanya pengaruh kebudayaan asing ini akan dapat mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan pada masyarakat yang kena pengaruhnya. Terdapatnya hubungan secara fisik antara kebudayaan dua masyarakat akan mengakibatkan pengaruh timbal-balik. Jadi biasanya setiap kebudayaan masyarakat akan mempengaru masyarakat lainnya, tetapi juga dapat menerima pengaruh kebudayaan dari masyarakat yang lain pula. Adanya proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing ini disebut dengan akulturasi.





Dampak yang Terjadi
A.    Dampak Positif
Perubahan Sosial Ekonomi dan Budaya
Mata Pencaharian
Jumlah industri terus berkembang dengan pesat baik skala usaha besar maupun sedang/menengah akan mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan yakni dari lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pertambahan pemukiman penduduk.
Perubahan penggunaan lahan secara langsung juga ikut berpengaruh terhadap perubahan mata pencaharian penduduk. Berkurangnya lahan pertanian dan pembebasan tanah penduduk oleh industri mengakibatkan terjadinya pergeseran jenis pekerjaan.

Kesempatan Kerja
Berkembangnya industri di pedesaan memberikan berbagai alternatif peluang pekerjaan yang lebih luas, dimana sebelum berkembangnya industri peluang kerja sangat terbatas baik jenis pekerjaan maupun kesempatan kerjanya, tetapi setelah berkembangnya industri peluang untuk memperoleh pekerjaan lebih tersedia baik pekerjaan pada bidang industri maupun usaha berdagang atau jasa.

Tingkat Pendapatan
Dampak pembangunan pada aspek sosial ekonomi yang lain adalah ekonomi rumah tangga yang salah satunya meliputi tingkat pendapatan. Setelah berkembangnya industri tingkat pendapatan meningkat.

Sarana dan Prasarana
Perubahan sarana dan prasarana berkembang industri terlihat dengan bertambahnya fasilitas seperti jalan, angkutan umum, sekolah, dan lain-lain. Sarana dan prasarana tersebut merupakan fasilitas umum yang dapat dirasakan oleh semua penduduk desa.

B.     Dampak Negatif
Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan yang berdampak positif namun di sisi lain juga membawa perubahan yang berdampak negatif, dampak negatif tersebut antara lain terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar industri sepertipolusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara. Selain pencemaran lingkungan dampak negatif yang terjadi antara lain adanya potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di sektor industri.

Pencemaran Lingkungan
Dampak negatif terhadap pencemaran lingkungan seperti polusi air, polusi udara, polusi tanah, dan lain-lain yang membahayakan kelangsungan hidup semua makhluk. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pihak perusahaan sendiri maupun Pemerintah Daerah untuk memper- kecil resiko pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas industri.
·         Pencemaran Air Bersih
Pencemaran lingkungan terjadi mengenai air sumur penduduk yang terkontaminasi dengan limbah yang berasal dari perusahaan. Kapasitas limbah yang cukup banyak sementara kualitas dan kapasitas penampung limbah kurang memadai akibatnya limbah menyerap dalam tanah sampai ke air sumur masyarakat.
·         Kebisingan Suara
Selain pencemaran terhadap air sumur penduduk, pencemaran juga terjadi akibat kebisingan suara yang dihasilkan oleh aktifitas produksi yang melebihi batas. Salah satu cara menguranginya adalah dengan melakukan perbaikan kualitas bangunan agar dapat menurunkan intensitas bising dan menambah pepohonan di sekitar pabrik.
·         Polusi Udara
Pencemaran lingkungan yang juga terjadi adalah polusi udara, di mana polusi tersebut berasal dari kegiatan mesin-mesin produksi pabrik yang pembuangan limbah asapnya melalui cerobong perusahaan, terutama perusahaan yang dalam produksi lebih banyak melakukan kgiatan pembakaran. Selainpolusi udara dihasilkan dari kegiatan industri, polusi udara juga terjadi akibat banyaknya truk-truk perusahaan yang berkapasitas besar keluar masuk pabrik untuk mengangkut hasil produksi perusahaan, hal ini yang kemudian jalan mudah rusak dan menimbulkan debu-debu tebal di jalan.
·         Potensi Konflik
Perkembangan jumlah industri yang cukup pesat secara langsung memberikan peluang kesempatan kerja yang lebih luas, hal ini yang kemudian menarik pendatang untuk berusaha mendapatkan pekerjaan di sektor industri. Seiring perkembangan industri jumlah pendatang yang berada di wilayah-wilayah industri terus bertambah.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pembangunan dan per-kembangan industri di sekitar dan dalam wilayah desa telah menyebabkan perusahaan sosial ekonomi dan berdampak positif dan negatif pada masyarakat tersebut.
Perubahan sosial ekonomi masyarakat meliputi:
1.      Perubahan mata pencaharian, yaitu sebelum industri bermata pen- caharian di sektor pertanian setelah adanya industri masyarakat beralih ke sektor industri dan jasa.
2.      perubahan kesempatan kerja, yaitu setelah berkembangnya industri maka peluang kesempatan kerja semakin luas.
3.      perubahan tingkat pendapatan, adanya perubahan pendapatan masyarakat setelah berkembang- nya industri.
4.      perubahan jumlah sarana dan prasarana.
5.      Dampak positif terhadap masyarakat adalah penciptaan peluang usaha dan pekerjaan, yaitu terciptanya peluang usaha dan pekerjaan yang lebih luas bagi masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya terhadap masyarakat adalah pencemaran lingkungan antara lain polusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara. Dampak negatif lainnya adalah adanya potensi konflik, disebabkan oleh kecemburuan sosial yang disebabkan oleh kecemburuan sosial sebagian orang asli desa terhadap masyarakat pendatang dalam kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di sektor industri.


Saran
1.      Pemerintah daerah agar lebih intensif menanggulangi emisi-emisi yang disebabkan oleh industri.
2.      Perusahaaan bisa lebih peka terhadap lingkungan yang semakin buruk akibat polusi yang salah satu penyebabnya adalah dari pembuangan emisi dari pabrik.
3.      Masyarakat agar bisa berpartisipasi membantu mengurangi dampak yang disebabkan oleh industri.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sumarjan,S.dan Soemardi, S. (1964), Setangkai Bunga Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekomomi UI.

Mubyarto (1988). Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia, Penerbit: LP3ES.


Setyawati, E.A. (2002), Pengaruh Kegiatan Operasi Kawasan Industri terhadap Perkem- bangan Sosial Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Skripsi, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian, IPB.