Tentang SosioHumanitas Unla

SosioHumanitas Unla merupakan Jurnal Ilmu-ilmu Sosial & Humaniora Universitas Langlangbuana.

Sosiohumanitas berisi karya ilmiah hasil penelitian atau pemikiran berdasarkan kajian literatur yang dimuat dalam bentuk media cetak oleh LPPM Universitas Langlangbuana Bandung.

Materi yang dibahas mencakup masalah dan isu-isu yang aktual mengenai aspek sosial budaya dan kemanusiaan lainnya.

ISSN 1410-9263.

Kompetensi Entrepreneurial: Kunci Wirausaha agar Berhasil


Oleh:
Widjajani dan Dede Siti Rohmah
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana


ABSTRAK

Usaha Kecil (UK) mempunyai peran yang sangat signifikan di dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama karena sedikitnya lapangan kerja di industri besar dan organisasi lain non industri. Untuk itu perlu diupayakan agar UK dapat berhasil tumbuh bahkan mampu berkeunggulan kompetitif. Karena UK dikarakterisasi dengan one man one management, maka keberhasilan suatu UK sangat tergantung dari bagaimana manajer pemilik UK tersebut dalam merencanakan strategi, menentukan keputusan-keputusan dan mengelola usahanya. Untuk itu manajer pemilik UK tersebut harus mempunyai kemampuan yang tepat yang disebut sebagai kompetensi atau kapabilitas entrepreneurial.

Kata kunci: Usaha Kecil, keunggulan kompetitif, kompetensi entrepreneurial


ABSTRACT

Small Businesses have a very significant role in the improvement of public welfare, especially due to the lack of jobs offered from large industries and other non-industrial organizations. For it is necessary that small businesses can successfully grow even able get their competitive advantage. Because small businesses are characterized by one man one management, their success are highly dependent on how their owner managers planning the strategies, determine decisions and managing their business. The owner managers must have the right capabilities those are referred to as entrepreneurial competence or capability.

Keywords: Small Businesses, competitive advantage, entrepreneurial competencies




PENDAHULUAN
Usaha Kecil (UK) telah dikenal dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam peranan- nya mengaktifkan roda perekonomian suatu negara. Untuk itu perlu diupayakan agar tumbuh banyak wirausaha baru dan juga agar wirausaha yang sudah memulai usaha bias survive, tumbuh maupun ber- keunggulan kompetitif.
Banyak hal yang menjadi sumber keberhasilan suatu  UK, salah satunya adalah kompetensi yang dimiliki oleh pemilik UK tersebut yang disebut sebagai kompetensi entrepreneurial. Bird (1995) mendefinisikan kompetensi entrepreneurial sebagai karakteristik dasar seperti pengetahuan generik atau spesifik, motif, ciri-ciri (traits), penggambaran diri, peran-peran sosial dan keterampilan yang terjadi dalam kelahiran, survival dan/atau pertumbuhan suatu usaha. Untuk dapat bermanfaat bagi para wirausaha agar dapat membangun kompetensinya demi keberhasilan usahanya, maka perlu dipelajari apa sajakah kompetensi entrepreneurial itu.

PENELITIAN-PENELITIAN YANG SUDAH ADA
Penelitian-penelitian mengenai kompetensi kewirausahaan di mulai sekitar tahun 1980-an yang hanya memfokuskan pada ciri-ciri atau karakteristik personal wirausaha yang disebut sebagai karakteristik entrepreneurial. Penelitian-penelitian ini mengasumsikan bahwa ada ciri-ciri personal tertentu yang dapat dibedakan antara wirausaha dan yang bukan wirausaha serta antara wirausaha yang berhasil dan yang tidak berhasil.
Berbagai karakteristik personal yang telah diteliti oleh para peneliti dengan melihat hubungannya dengan kinerja wirausaha. Kategori karakteristik personal tersebut antara lain:
1.      Karakteristik demografi, misalnya usia, jenis kelamin dan latar belakang orang tua. Beberapa peneliti di bidang ini misalnya Changanti & Parasmanan (1996); Cooper et.al., (1988); Cooper & Dunkelberg (1987); Begley & Boyd (1985).
2.      Karakteristik psikologi dan perilaku, yaitu dengan menggunakan berbagai pendekatan seperti atribut personal, nilai-nilai, tujuan, motivasi dan perilaku. Beberapa peneliti di bidang ini misalnya Kotey & Meredith (1997);  Barkham (1994); Begley & Boyd (1987).
3.      Karakteristik pengetahuan manusia, misalnya tingkat pendidikan, pengalaman pekerjaan, pengalaman memulai suatu usaha, pelatihan-pelatihan yang telah diikuti, keterampilan dan pengetahuan teknis yang di kuasai. Beberapa peneliti di bidang ini misalnya Dyke et.al. (1992); Aldrich & Zimmer (1986).

Hasil penelitian para peneliti beberapa menunjukkan bahwa ada hubungan postitif antara karakteristik entrepreneurial dengan kinerja.  Tetapi ada juga peneliti yang melaporkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan. Oleh karena itu belum dapat disimpulkan bahwa semua karakteristik personal dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Demikian juga belum ada kesimpulan yang jelas karakteristik mana yang berpengaruh dan bagaimana prosesnya.
Dari penelitian-penelitian tersebut juga terdapat banyak sekali karakteristik yang dapat diteliti sehingga sulit untuk dilakukan generalisasi. Tetapi hampir semua peneliti mengakui bahwa seorang entrepreneur mempunyai kompetensi yang berbeda dengan non-entrepreneur.
Kompetensi bukanlah sesuatu yang dapat dilihat begitu saja, karena kompetensi adalah sesuatu yang didapatkan karena learning by doing atau dengan kata lain didapatkan karena proses pembangunan kompetensi. Secara keseluruhan, karakteristik dari kompetensi entrepreneurial dapat diinvestigasi dari perspektif proses, yang merefleksikan perilaku aktual dari entrepreneur (Widjajani, 2008). Oleh karena itu pendekatan perilaku akan lebih tepat untuk menggambarkan kompetensi entrepreneurial.
Banyak peneliti yang telah meneliti kompetensi dari pendekatan perilaku. Hampir semua penelitian tersebut memfokuskan pada kompetensi entrepreneurial yang mengarah pada kinerja keberhasilan usaha. Walaupun ada berbagai perbedaan dalam definisi dan cara penelitian, tetapi terdapat beberapa kesamaan dari karakteristik kompetensi tersebut.
Widjajani (2008) memberikan istilah kapabilitas juga untuk kompetensi, telah mengelompokkan kompetensi-kompetensi hasil dari banyak peneliti menjadi enam jenis kapabilitas, yaitu:
1.      Kapabilitas Manajemen Rantai Pasok
2.      Kapabilitas Hubungan
3.      Kapabilitas Konseptual
4.      Kapabilitas Mengorganisasikan
5.      Kapabilitas Strategi
6.      Kapabilitas Komitmen

Kapabilitas Manajemen Rantai Pasok merupakan kemampuan yang berkaitan dengan rantai pasok, terutama pemasaran dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan, meliputi antara lain (Widjajani, 2008):
-       kemampuan untuk mengenali peluang dan kebutuhan pasar;
-       kemampuan untuk mengembangkan peluang pasar;
-       kemampuan untuk mengidentifikasi kan preferensi pasar spesifik yang dapat dilayani;
-       kemampuan untuk mendesain rantai suplai dan memilih saluran distribusi;
-       kemampuan untuk mendefinisikan produk yang ditawarkan;
-       kemampuan untuk dapat memasar- kan dan menjual produknya secara efektif dan efisien;
-       kemampuan untuk dapat melakukan sensing dan linking pada pasar yang terfokus di luar organisasi;
-       kemampuan untuk melakukan integrasi aktivitas pemasaran, ketrampilan dalam segmentasi dan penentuan target, dan melakukan pengefektifan program penentuan harga dan iklan.

Kapabilitas Hubungan merupa- kan kemampuan yang berkaitan dengan pembangunan hubungan antar personal, meliputi antara lain (Widjajani, 2008):
-       kemampuan untuk melakukan kerjasama;
-       kemampuan untuk mendapat kepercayaan;
-       kemampuan untuk mencari dan memelihara kontak dan koneksi;
-       kemampuan untuk mempengaruhi orang (persuasif);
-       kemampuan untuk berkomunikasi secara terampil;
-       kemampuan untuk membangun hubungan interpersonal.

Kapabilitas Konseptual merupa- kan kemampuan yang berkaitan dengan pengertian (kognisi), menyerap informasi, mengartikannya, serta dapat mengolahnya untuk menciptakan suatu konsep yang bermanfaat bagi perusahaan, meliputi antara lain (Widjajani, 2008):
-       kemampuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan;
-       kemampuan dalam menyerap dan mengerti informasi yang kompleks;
-       kemampuan mendayagunakan pengetahuan mengenai konsumen dan pengetahuan mengenai pesaing; 
-       kemampuan untuk mendesain dan mengorganisasikan proses-proses manajemen.

Kapabilitas Mengorganisasikan merupakan kemampuan dalam mencari, mengidentifikasikan dan mengorganisasikan sumber daya internal maupun eksternal untuk dapat melaksanakan operasi perusahaan, meliputi antara lain (Widjajani, 2008):
-       kemampuan untuk mengorganisasi- kan sumberdaya internal maupun eksternal;
-       kemampuan untuk meng-identifikasikan jenis sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi;
-       kemampuan untuk menciptakan desain organisasi yang efektif;
-       kemampuan yang dapat meng- konfigurasikan dan mengintegrasi- kan sumber daya;
-       kemampuan untuk memproduksi dan mengirimkan produk ke konsumen dengan dapat meyakin- kan prioritas kompetitif seperti kualitas, fleksibilitas, lead time, biaya, dependability;
-       kemampuan untuk melakukan efisiensi proses produksi, reduksi biaya, meningkatkan konsistensi dalam delivery, dan meningkatkan keunggulan  kompetitif;
-       kemampuan untuk mengintegrasi sistem logistik, mengendalikan biaya, mengelola sumber daya finansial dan manusia, meramalkan pendapatan, dan mengelola perencanaan pemasaran.

Kapabilitas Strategi merupakan kemampuan yang berhubungan dengan perencanaan, evaluasi dan implementasi strategi perusahaan, meliputi antara lain (Widjajani, 2008):
-       kemampuan untuk menentukan strategi masa depan;
-       kemampuan untuk mengevaluasi strategi yang sudah dilaksanakan;
-       kemampuan untuk meng- implementasikan strategi yang sudah direncanakan

Kapabilitas Komitmen merupa- kan kemampuan yang berhubungan dengan komitmen untuk tetap ingin terus belajar, bergerak maju, berinovasi, meliputi antara lain (Widjajani, 2008):
-       kemampuan untuk bergerak maju dalam bisnisnya;
-       kemampuan untuk menciptakan jalur tindakan baru;
-       kemampuan untuk menciptakan sumberdaya baru;
-       kemampuan untuk menyeimbang- kan jalur masa lalu dan masa depan;
-       kemampuan untuk berinovasi;
-       kemampuan untuk mengembangkan produk dan proses baru, dan mendapatkan kinerja teknologikal dan/atau manajemen yang sangat baik (superior);
-       kemampuan untuk menyeimbang- kan dalam memelihara kondisi saat ini dengan menanam untuk masa depan;
-       kemampuan untuk mengidentifikasi kan kesenjangan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki untuk dapat mengeksploitasi peluang pasarnya;
-       kemampuan untuk mengadakan atau mengakses, mengkonfigurasi dan mendayagunakan rantai sumber daya untuk mengungkit (leverage) produk yang ditawarkan agar mampu menciptakan nilai pada pasar yang ditargetkan oleh perusahaan;
-       kemampuan dan keberanian dalam mengambil risiko.

Widjajani (2008) yang menggunakan pendekatan resource-based view (RBV) menyatakan bahwa kapabilitas atau kompetensi entrepreneurial tersebut merupakan sumber daya yang dimiliki oleh wirausaha.
Sesuai dengan konsep RBV tersebut, hanya sumber daya strategis yang dimiliki oleh wirausaha yang dapat digunakan untuk membangun keunggulan kompetitif usahanya, dan sumber daya ini yang disebut sebagai kompetensi entrepreneurial.
Widjajani (2008) menggambar- kan kepemilikan kompetensi entrepreneurial tersebut pada pengusaha-pengusaha UK yang berhasil. Kompetensi entrepreneurial tersebut diidentifikasikan sebagai sumber daya strategis, yaitu sumber daya yang dimiliki oleh pengusaha UK sehingga dapat berhasil dalam mengelola usahanya. Dengan kepemilikan sumber daya strategis tersebut maka pengusaha UK dapat berperilaku yang dapat digunakan untuk membangun keberhasilan usahanya, misalkan dalam pengambilan keputusan, mengelola usaha, merencanakan strategi dan sebagainya. Sumber daya ini bersifat bernilai, mempunyai hambatan untuk duplikasi dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri (Fahy dalam Widjajani, 2008)
Sebagai contoh ialah kompetensi entrepreneurial  yang dimiliki oleh pengusaha UK batik (Perusahaan Batik D) di sentra batik yang terkenal di Kota Tasikmalaya (Widjajani& Rohmah, 2013). Salah satu kompetensi entrepreneurial yang bersifat strategis yang dimilikinya adalah kapabilitas konseptual.  Kapabilitas ini merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kognisi, digunakan oleh pengusaha UK tersebut untuk dapat menciptakan konsep-konsep yang dapat membangun keunggulan kompetitif usahanya.
Widjajani & Rohmah (2013) menjelaskan kapabilitas konseptual yang dimiliki oleh pengusaha UK batik yang paling berhasil dalam Sentra Batik Kota Tasikmalaya tersebut (Bapak D) digunakan untuk aktivitas antara lain:
1.      Merancang sendiri motif-motif batik dan merancang pewarnaan- nya yang menentukan kualitas produk sehingga sulit ditiru oleh pesaingnya.
2.      Mempelajari cara-cara, proses pembuatan produk, spesifikasi produk, dan mengimplementasikan dalam bentuk produk.
3.      Merencanakan dan melaksanakan survey pasar dalam kaitannya dengan aktivitas penelitian pengembangan dan inovasi.
4.      Merencanakan dan melaksanakan pelatihan kepada karyawannya dalam rangka diseminasi pengetahuan baru untuk dapat diimplementasikan.
5.      Merencanakan, merancang dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang inovatif.

Kapabilitas lain yang dimiliki oleh pengusaha batik tersebut adalah kapabilitas komitmen yang digunakan untuk:
1.      Tetep berkomitmen untuk maju, walaupun berkali-kali jatuh, tetapi bangun lagi dan mulai lagi tanpa berhenti.
2.      Selalu mencari inovasi, misalnya:
a.      pada produk dengan cara melihat dan menerapkan pada produknya,
b.      pada bahan dengan selalu mencari bahan baku yang terbaik, baik bahan baku utama (kain) maupun bahan baku penunjang (cat, lilin dan sebagainya), yaitu dengan cara melakukan pengujian dahulu sebelum digunakan.

Kapabilitas lain milik Bapak D yang dapat bermanfaat dalam pembangunan keunggulan kompetitif adalah Kapabilitas Strategi, yaitu yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas, antara lain:
1.      Menentukan cita-cita perusahaan, strategi usaha, strategi pemasaran sedemikian sehingga Batik D dapat lebih unggul dari dari usaha batik lain pada sentra yang sama.
2.      Menentukan strategi litbang dan strategi operasi mengenai kualitas, sumber daya manusia, perencanaan dan pengendalian produksi, perencanaan produk.

Aktivitas-aktivitas yang dilaku- kan dengan menggunakan kapabilitas entrepreneurial ini merupakan perilaku strategis yang sulit ditiru oleh pengusaha lain di sentra yang sama (pesaing), karena mereka tidak memiliki kapabilitas entrepreneurial yang setara. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan mereka dapat unggul atau dengan kata lain dapat membangun keunggulan kompetitif usahanya.

KESIMPULAN
Kompetensi entrepreneurial  merupakan sumber daya strategis yang diperlukan bagi pengusaha agar dapat berhasil dalam usahanya. Disini berhasil berarti dapat lebih unggul dari pesaing-pesaingnya, dengan kata lain berkeunggulan kompetitif.
Ada enam jenis kompetensi entrepreneurial, tetapi tidak semua kompetensi ini yang dinyatakan sebagai sumber daya strategis. Sumber daya strategis yaitu merupakan kompetensi entrepreneurial yang bersifat bernilai, mempunyai hambatan untuk duplikasi dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri.
Kepemilikan kompetensi entrepreneurial yang merupakan sumber daya strategis ini yang kemudian dapat digunakan dalam merencanakan, merancang maupun mengimplementasikan aktivitas-aktivitas pengusaha dalam upayanya membangun keunggulan kompetitif.

DAFTAR PUSTAKA

Barkham R.J., (1994), Entrepreneurial characteristics and the size of the new firm, a model and an econometric test, Small Business Economics, 6 (2), 117 – 125.

Begley T.M. & Boyd, D.P., (1987), Psychological characteristics associated with performance ini entrepreneurial firms and smaller business, Journal of Business Venturing, 2 (1), 79 - 93.

Begley, T.M. & Boyd, D.P., (1985), Company and chief executive characteristics related to financial performance in smaller businesses, Frontiers of Entrepreneurships Research, MA: Babson College, 146 – 165

Bird B., (1995), Towards a Theory of Entrepreneurial Competency, Advances in Entrepreneurship, Firm Emergence and Growth, 2, 51 – 72.

Changanti, R. & Parasuraman, S. (1996), A study of impacts of gender on business performance and management patterns in small business, Entreprenuership Theory and Practice, 21 (2), 73 – 75.

Cooper, A.C & Dunkelberg, W.C.,  (1987), Old questions, new answers, and methodological issues, American Journal of Small Business, 11 (3), 11 – 23.

Cooper, A.C., Dunkelberg, W.C and Woo, C.Y. (1988), Survival and failure: a longitudinal studies, Frontiers of Entrepreneurship Research, 225 – 237.

Kotey, B. & Meredith, G.G. (1997), Relationships among owned manager personal values, business strategis, and enterprise performance, Journal of Small Business Management, 35(2), 37-64.
Widjajani (2008), Perilaku Strategis Industri Kecil untuk Membangun Keunggulan Kompetitif  di  Sentra Industri Kecil Kota Bandung dengan Pendekatan Berbasis Sumber Daya, Disertasi, Institut Teknologi Bandung, 2008.

Widjajani & Rohmah (2013), Perilaku Pengusaha Industri Kecil dalam Membangun Keunggulan Kompetitif dengan Metode Pendekatan Berbasis Sumber Daya, Laporan Penelitian Fundamental, Universitas Langlangbuana Bandung.