Oleh:
Widjajani dan Dede
Siti Rohmah
Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana
ABSTRAK
Usaha Kecil (UK)
mempunyai peran yang sangat signifikan di dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,
terutama karena sedikitnya lapangan kerja di industri besar dan organisasi lain
non industri. Untuk itu perlu diupayakan agar UK dapat berhasil tumbuh bahkan mampu
berkeunggulan kompetitif. Karena UK dikarakterisasi dengan one man one management, maka keberhasilan suatu UK sangat tergantung
dari bagaimana manajer pemilik UK tersebut dalam merencanakan strategi, menentukan
keputusan-keputusan dan mengelola usahanya. Untuk itu manajer pemilik UK
tersebut harus mempunyai kemampuan yang tepat yang disebut sebagai kompetensi atau
kapabilitas entrepreneurial.
Kata kunci: Usaha Kecil, keunggulan kompetitif, kompetensi entrepreneurial
ABSTRACT
Small Businesses have a very significant
role in the improvement of public welfare, especially due to the lack of jobs offered from large industries and other non-industrial
organizations. For it is necessary that small businesses can successfully grow even able get their competitive advantage. Because small businesses are characterized by one man one management, their success are highly
dependent on how their owner managers
planning the strategies, determine
decisions and managing their business. The owner managers must have the right
capabilities those are referred to as
entrepreneurial competence or capability.
Keywords: Small Businesses,
competitive advantage, entrepreneurial competencies
PENDAHULUAN
Usaha Kecil (UK) telah dikenal dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
terutama dalam peranan- nya mengaktifkan roda perekonomian suatu negara. Untuk
itu perlu diupayakan agar tumbuh banyak wirausaha baru dan juga agar wirausaha
yang sudah memulai usaha bias survive,
tumbuh maupun ber- keunggulan kompetitif.
Banyak hal yang menjadi sumber keberhasilan suatu UK, salah satunya adalah kompetensi yang
dimiliki oleh pemilik UK tersebut yang disebut sebagai kompetensi entrepreneurial. Bird (1995)
mendefinisikan kompetensi entrepreneurial
sebagai karakteristik dasar seperti pengetahuan generik atau spesifik,
motif, ciri-ciri (traits), penggambaran
diri, peran-peran sosial dan keterampilan yang terjadi dalam kelahiran, survival dan/atau pertumbuhan suatu usaha.
Untuk dapat bermanfaat bagi para wirausaha agar dapat membangun kompetensinya demi
keberhasilan usahanya, maka perlu dipelajari apa sajakah kompetensi entrepreneurial itu.
PENELITIAN-PENELITIAN YANG SUDAH ADA
Penelitian-penelitian mengenai kompetensi kewirausahaan di mulai sekitar
tahun 1980-an yang hanya memfokuskan pada ciri-ciri atau karakteristik personal
wirausaha yang disebut sebagai karakteristik entrepreneurial. Penelitian-penelitian ini mengasumsikan bahwa ada ciri-ciri
personal tertentu yang dapat dibedakan antara wirausaha dan yang bukan wirausaha
serta antara wirausaha yang berhasil dan yang tidak berhasil.
Berbagai karakteristik personal yang telah diteliti oleh para peneliti dengan
melihat hubungannya dengan kinerja wirausaha. Kategori karakteristik personal
tersebut antara lain:
1.
Karakteristik
demografi, misalnya usia, jenis kelamin dan latar belakang orang tua. Beberapa peneliti
di bidang ini misalnya Changanti & Parasmanan (1996); Cooper et.al., (1988); Cooper & Dunkelberg
(1987); Begley & Boyd (1985).
2.
Karakteristik
psikologi dan perilaku, yaitu dengan menggunakan berbagai pendekatan seperti atribut
personal, nilai-nilai, tujuan, motivasi dan perilaku. Beberapa peneliti di
bidang ini misalnya Kotey & Meredith (1997); Barkham (1994); Begley & Boyd (1987).
3.
Karakteristik
pengetahuan manusia, misalnya tingkat pendidikan, pengalaman pekerjaan,
pengalaman memulai suatu usaha, pelatihan-pelatihan yang telah diikuti, keterampilan
dan pengetahuan teknis yang di kuasai. Beberapa peneliti di bidang ini misalnya
Dyke et.al. (1992); Aldrich &
Zimmer (1986).
Hasil penelitian para peneliti beberapa menunjukkan bahwa ada hubungan postitif
antara karakteristik entrepreneurial dengan
kinerja. Tetapi ada juga peneliti yang
melaporkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan. Oleh karena itu belum dapat
disimpulkan bahwa semua karakteristik personal dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Demikian juga belum ada kesimpulan yang jelas karakteristik mana yang
berpengaruh dan bagaimana prosesnya.
Dari penelitian-penelitian tersebut juga terdapat banyak sekali karakteristik
yang dapat diteliti sehingga sulit untuk dilakukan generalisasi. Tetapi hampir semua
peneliti mengakui bahwa seorang entrepreneur
mempunyai kompetensi yang berbeda dengan non-entrepreneur.
Kompetensi bukanlah sesuatu yang dapat dilihat begitu saja, karena kompetensi
adalah sesuatu yang didapatkan karena learning
by doing atau dengan kata lain didapatkan karena proses pembangunan kompetensi.
Secara keseluruhan, karakteristik dari kompetensi entrepreneurial dapat diinvestigasi dari
perspektif proses, yang merefleksikan perilaku aktual dari entrepreneur (Widjajani, 2008). Oleh karena itu pendekatan perilaku akan lebih tepat untuk
menggambarkan kompetensi entrepreneurial.
Banyak peneliti yang telah meneliti kompetensi dari pendekatan perilaku.
Hampir semua penelitian tersebut memfokuskan pada kompetensi entrepreneurial yang mengarah pada kinerja
keberhasilan usaha. Walaupun ada berbagai perbedaan dalam definisi dan cara penelitian,
tetapi terdapat beberapa kesamaan dari karakteristik kompetensi tersebut.
Widjajani (2008) memberikan istilah kapabilitas juga untuk kompetensi,
telah mengelompokkan kompetensi-kompetensi hasil dari banyak peneliti menjadi enam
jenis kapabilitas, yaitu:
1.
Kapabilitas
Manajemen Rantai Pasok
2.
Kapabilitas
Hubungan
3.
Kapabilitas
Konseptual
4.
Kapabilitas
Mengorganisasikan
5.
Kapabilitas
Strategi
6.
Kapabilitas
Komitmen
Kapabilitas Manajemen Rantai Pasok merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
rantai pasok, terutama pemasaran dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan,
meliputi antara lain (Widjajani, 2008):
-
kemampuan
untuk mengenali peluang dan kebutuhan pasar;
-
kemampuan
untuk mengembangkan peluang pasar;
-
kemampuan
untuk mengidentifikasi kan preferensi pasar spesifik yang dapat dilayani;
-
kemampuan
untuk mendesain rantai suplai dan memilih saluran distribusi;
-
kemampuan
untuk mendefinisikan produk yang ditawarkan;
-
kemampuan
untuk dapat memasar- kan dan menjual produknya secara efektif dan efisien;
-
kemampuan
untuk dapat melakukan sensing dan linking pada pasar yang terfokus di luar
organisasi;
-
kemampuan
untuk melakukan integrasi aktivitas pemasaran, ketrampilan dalam segmentasi dan
penentuan target, dan melakukan pengefektifan program penentuan harga dan
iklan.
Kapabilitas Hubungan merupa-
kan kemampuan yang berkaitan dengan pembangunan hubungan antar personal,
meliputi antara lain (Widjajani,
2008):
-
kemampuan
untuk melakukan kerjasama;
-
kemampuan
untuk mendapat kepercayaan;
-
kemampuan
untuk mencari dan memelihara kontak dan koneksi;
-
kemampuan
untuk mempengaruhi orang (persuasif);
-
kemampuan
untuk berkomunikasi secara terampil;
-
kemampuan
untuk membangun hubungan interpersonal.
Kapabilitas Konseptual merupa-
kan kemampuan yang berkaitan dengan pengertian (kognisi), menyerap informasi,
mengartikannya, serta dapat mengolahnya untuk menciptakan suatu konsep yang
bermanfaat bagi perusahaan, meliputi antara lain (Widjajani, 2008):
-
kemampuan
dan keterampilan dalam pengambilan keputusan;
-
kemampuan
dalam menyerap dan mengerti informasi yang kompleks;
-
kemampuan
mendayagunakan pengetahuan mengenai konsumen dan pengetahuan mengenai pesaing;
-
kemampuan
untuk mendesain dan mengorganisasikan proses-proses manajemen.
Kapabilitas Mengorganisasikan merupakan kemampuan dalam mencari, mengidentifikasikan dan
mengorganisasikan sumber daya internal maupun eksternal untuk dapat
melaksanakan operasi perusahaan, meliputi antara lain (Widjajani, 2008):
-
kemampuan
untuk mengorganisasi- kan sumberdaya internal maupun eksternal;
-
kemampuan
untuk meng-identifikasikan jenis sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi;
-
kemampuan
untuk menciptakan desain organisasi yang efektif;
-
kemampuan
yang dapat meng- konfigurasikan dan mengintegrasi- kan sumber daya;
-
kemampuan
untuk memproduksi dan mengirimkan produk ke konsumen dengan dapat meyakin-
kan prioritas kompetitif seperti kualitas, fleksibilitas,
lead time, biaya, dependability;
-
kemampuan
untuk melakukan efisiensi proses produksi, reduksi biaya, meningkatkan
konsistensi dalam delivery, dan
meningkatkan keunggulan kompetitif;
-
kemampuan
untuk mengintegrasi sistem logistik, mengendalikan biaya, mengelola sumber daya
finansial dan manusia, meramalkan pendapatan, dan mengelola perencanaan
pemasaran.
Kapabilitas Strategi merupakan kemampuan yang berhubungan dengan perencanaan,
evaluasi dan implementasi strategi perusahaan, meliputi antara lain (Widjajani,
2008):
-
kemampuan
untuk menentukan strategi masa depan;
-
kemampuan
untuk mengevaluasi strategi yang sudah dilaksanakan;
-
kemampuan
untuk meng- implementasikan strategi yang sudah direncanakan
Kapabilitas Komitmen merupa-
kan kemampuan yang berhubungan dengan komitmen untuk tetap ingin terus belajar,
bergerak maju, berinovasi, meliputi antara lain (Widjajani, 2008):
-
kemampuan
untuk bergerak maju dalam bisnisnya;
-
kemampuan
untuk menciptakan jalur tindakan baru;
-
kemampuan
untuk menciptakan sumberdaya baru;
-
kemampuan
untuk menyeimbang- kan jalur masa lalu dan masa depan;
-
kemampuan
untuk berinovasi;
-
kemampuan
untuk mengembangkan produk dan proses baru, dan mendapatkan kinerja
teknologikal dan/atau manajemen yang sangat baik (superior);
-
kemampuan
untuk menyeimbang- kan dalam memelihara kondisi saat ini dengan menanam untuk
masa depan;
-
kemampuan
untuk mengidentifikasi kan kesenjangan pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki untuk dapat mengeksploitasi peluang pasarnya;
-
kemampuan
untuk mengadakan atau mengakses, mengkonfigurasi dan mendayagunakan rantai
sumber daya untuk mengungkit (leverage)
produk yang ditawarkan agar mampu menciptakan nilai pada pasar yang ditargetkan
oleh perusahaan;
-
kemampuan
dan keberanian dalam mengambil risiko.
Widjajani (2008) yang menggunakan pendekatan resource-based view (RBV) menyatakan bahwa kapabilitas atau
kompetensi entrepreneurial tersebut
merupakan sumber daya yang dimiliki oleh wirausaha.
Sesuai dengan konsep RBV tersebut, hanya sumber daya strategis yang
dimiliki oleh wirausaha yang dapat digunakan untuk membangun keunggulan
kompetitif usahanya, dan sumber daya ini yang disebut sebagai kompetensi entrepreneurial.
Widjajani (2008) menggambar- kan kepemilikan kompetensi entrepreneurial tersebut pada
pengusaha-pengusaha UK yang berhasil. Kompetensi entrepreneurial tersebut diidentifikasikan sebagai sumber daya
strategis, yaitu sumber daya yang dimiliki oleh pengusaha UK sehingga dapat
berhasil dalam mengelola usahanya. Dengan kepemilikan sumber daya strategis
tersebut maka pengusaha UK dapat berperilaku yang dapat digunakan untuk
membangun keberhasilan usahanya, misalkan dalam pengambilan keputusan,
mengelola usaha, merencanakan strategi dan sebagainya. Sumber daya ini bersifat
bernilai, mempunyai hambatan untuk duplikasi dan mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan diri (Fahy dalam Widjajani, 2008)
Sebagai contoh ialah kompetensi entrepreneurial
yang dimiliki oleh pengusaha UK
batik (Perusahaan Batik D) di sentra batik yang terkenal di Kota Tasikmalaya
(Widjajani& Rohmah, 2013). Salah satu kompetensi entrepreneurial yang bersifat strategis yang dimilikinya adalah
kapabilitas konseptual. Kapabilitas ini merupakan
kemampuan yang berkaitan dengan kognisi, digunakan oleh pengusaha UK tersebut
untuk dapat menciptakan konsep-konsep yang dapat membangun keunggulan
kompetitif usahanya.
Widjajani & Rohmah (2013) menjelaskan kapabilitas konseptual yang
dimiliki oleh pengusaha UK batik yang paling berhasil dalam Sentra Batik Kota
Tasikmalaya tersebut (Bapak D) digunakan untuk aktivitas antara lain:
1.
Merancang
sendiri motif-motif batik dan merancang pewarnaan- nya yang menentukan kualitas
produk sehingga sulit ditiru oleh pesaingnya.
2.
Mempelajari
cara-cara, proses pembuatan produk, spesifikasi produk, dan mengimplementasikan
dalam bentuk produk.
3.
Merencanakan
dan melaksanakan survey pasar dalam kaitannya dengan aktivitas penelitian
pengembangan dan inovasi.
4.
Merencanakan
dan melaksanakan pelatihan kepada karyawannya dalam rangka diseminasi pengetahuan
baru untuk dapat diimplementasikan.
5.
Merencanakan,
merancang dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang inovatif.
Kapabilitas lain yang dimiliki oleh pengusaha batik tersebut adalah kapabilitas
komitmen yang digunakan untuk:
1.
Tetep
berkomitmen untuk maju, walaupun berkali-kali jatuh, tetapi bangun lagi dan
mulai lagi tanpa berhenti.
2.
Selalu
mencari inovasi, misalnya:
a.
pada
produk dengan cara melihat dan menerapkan pada produknya,
b.
pada
bahan dengan selalu mencari bahan baku yang terbaik, baik bahan baku utama
(kain) maupun bahan baku penunjang (cat, lilin dan sebagainya), yaitu dengan
cara melakukan pengujian dahulu sebelum digunakan.
Kapabilitas lain milik Bapak D yang dapat bermanfaat dalam pembangunan
keunggulan kompetitif adalah Kapabilitas Strategi, yaitu yang digunakan untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas, antara lain:
1.
Menentukan
cita-cita perusahaan, strategi usaha, strategi pemasaran sedemikian sehingga
Batik D dapat lebih unggul dari dari usaha batik lain pada sentra yang sama.
2.
Menentukan
strategi litbang dan strategi operasi mengenai kualitas, sumber daya manusia,
perencanaan dan pengendalian produksi, perencanaan produk.
Aktivitas-aktivitas yang dilaku- kan dengan menggunakan kapabilitas entrepreneurial ini merupakan perilaku
strategis yang sulit ditiru oleh pengusaha lain di sentra yang sama (pesaing),
karena mereka tidak memiliki kapabilitas entrepreneurial
yang setara. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan
mereka dapat unggul atau dengan kata lain dapat membangun keunggulan kompetitif
usahanya.
KESIMPULAN
Kompetensi entrepreneurial merupakan sumber daya strategis yang
diperlukan bagi pengusaha agar dapat berhasil dalam usahanya. Disini berhasil
berarti dapat lebih unggul dari pesaing-pesaingnya, dengan kata lain
berkeunggulan kompetitif.
Ada enam jenis kompetensi entrepreneurial,
tetapi tidak semua kompetensi ini yang dinyatakan sebagai sumber daya
strategis. Sumber daya strategis yaitu merupakan kompetensi entrepreneurial yang bersifat bernilai,
mempunyai hambatan untuk duplikasi dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan
diri.
Kepemilikan kompetensi entrepreneurial
yang merupakan sumber daya strategis ini yang kemudian dapat digunakan
dalam merencanakan, merancang maupun mengimplementasikan aktivitas-aktivitas
pengusaha dalam upayanya membangun keunggulan kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA
Barkham R.J., (1994), Entrepreneurial characteristics
and the size of the new firm, a model and an econometric test, Small Business Economics, 6 (2), 117 –
125.
Begley T.M. & Boyd, D.P., (1987), Psychological
characteristics associated with performance ini entrepreneurial firms and
smaller business, Journal of Business
Venturing, 2 (1), 79 - 93.
Begley, T.M. & Boyd, D.P., (1985), Company and
chief executive characteristics related to financial performance in smaller
businesses, Frontiers of
Entrepreneurships Research, MA: Babson College, 146 – 165
Bird B., (1995), Towards a Theory of Entrepreneurial
Competency, Advances in Entrepreneurship,
Firm Emergence and Growth, 2, 51 – 72.
Changanti, R. & Parasuraman, S. (1996), A study of
impacts of gender on business performance and management patterns in small business, Entreprenuership
Theory and Practice, 21 (2), 73 – 75.
Cooper, A.C & Dunkelberg, W.C., (1987), Old questions, new answers, and
methodological issues, American Journal
of Small Business, 11 (3), 11 – 23.
Cooper, A.C., Dunkelberg, W.C and Woo, C.Y. (1988),
Survival and failure: a longitudinal studies, Frontiers of Entrepreneurship Research, 225 – 237.
Kotey, B. & Meredith, G.G. (1997), Relationships
among owned manager personal values, business strategis, and enterprise
performance, Journal of Small Business
Management, 35(2), 37-64.
Widjajani (2008), Perilaku
Strategis Industri Kecil untuk Membangun Keunggulan Kompetitif di Sentra Industri Kecil Kota Bandung dengan Pendekatan
Berbasis Sumber Daya, Disertasi, Institut Teknologi Bandung, 2008.
Widjajani & Rohmah (2013), Perilaku Pengusaha Industri Kecil dalam Membangun Keunggulan
Kompetitif dengan Metode Pendekatan Berbasis Sumber Daya, Laporan Penelitian
Fundamental, Universitas Langlangbuana Bandung.