Oleh:
Dede Siti Rohmah
Email:
dsrohmah@gmail.com
ABSTRAK
CV. Cahaya Anugrah merupakan salah satu
perusahaan konveksi yang memproduksi pakaian muslim. Tingginya kompetisi dalam
pemasaran mendorong perusahaan untuk lebih efektif dan efisien. Perusahaan
harus mampu meningkatkan produktivitas di lantai produksi dan mengurangi biaya.
Dari pengamatan ini, CV. Cahaya Anugrah tidak memiliki tata letak yang baik.
Ini terlihat dari penempatan departemen dan fasilitas dalam departemen produksi
yang belum diatur atau disusun dengan baik. Salah satu parameter dari tata
letak yang baik adalah meminimalkan biaya material handling yang dapat dilihat
dari saat pergerakan, yang dihitung dengan mengalikan jarak dan frekuensi serta
gerakan antara fasilitas. Sebelum menyiapkan layout baru, perlu data mengenai tata letak awal, tabel from to chart, biaya pemindahan yang akan menjadi masukan bagi algoritma CRAFT
di software WinQSB. Through
penelitian ini, dapat diperoleh desain tata letak fasilitas yang lebih baik, hal ini
dapat dilihat dari pengurangan jarak perpindahan pada usulan tata letak
departemen produksi.
Kata kunci: tata letak,
algoritma CRAFT, perpindahan, Class-based
storage
ABSTRACT
CV.
Cahaya Anugrah is a
convection company that produces moslem clothes. High competition in market
push company to be more effective and efficient. Company must be
able to increase productivity on the production floor and reduce cost. From this observation, CV. Cahaya Anugrah doesn’t
have a good layout. It seen from the departments and facilities in production department
placement that have not been arranged properly. One of the parameters of a good
layout is minimize material handling cost which can be seen from the movement
moment, which is calculated by multiplying the distance and frequency of
material movement between facilities. Before preparing the new layout, it needs
the initial layout, from-to chart, move-cost chart which becomes input for
CRAFT algorithm in the WinQSB software. Through this
research, can be obtained the plant facility layout design is better, it can be
seen from the movement moment which can be reduced in the production department
proposed layout.
Keywords: layout,
CRAFT algorithm, movement moment, class-based storage
PENDAHULUAN
Perkembangan
industri pakaian jadi yang merupakan Usaha Kecil Menengah pertumbuhannya sangatlah
pesat, hal tersebut memacu ketatnya persaingan usaha. Pada akhirnya mendorong setiap
usaha untuk melakukan kegiatan usaha secara efektif dan efisien, hal ini dapat
dilihat melalui berbagai aspek
diantaranya aspek produksi yang merupakan inti dari kegiatan suatu usaha.
Pengaturan
fasilitas produksi harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kegiatan produksi
dapat berjalan dengan lancar. Pengaturan dapat dilakukan dengan merancang tata
letak pabrik yang baik sehingga proses produksi berjalan dengan baik yang pada
akhirnya mampu mencapai efektif dan efisien.
Salah
satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan pakaian jadi ini adalah CV
Cahaya Anugrah yang memproduksi khusus pakaian Muslim dan Asesorisnya.
Pengaturan tata letak di CV. Cahaya Anugrah saat ini belum mengikuti kaidah
Tata Letak Pabrik yang sesuai dengan proses produksinya. Hal tersebut dapat
terlihat dari jarak antar departemen yang masih berjauhan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jarak antar Departemen
Dari
|
Ke
|
Jarak (m)
|
|
Gudang Bahan Baku
|
Ruang Cutting
|
34.25
|
|
Ruang Cutting
|
Ruang Sewing
|
10.55
|
|
Ruang Sewing
|
Ruang Obras
|
10.55
|
|
Ruang Obras
|
Ruang Neci
|
18.55
|
|
Ruang Neci
|
Ruang Penyimpanan Sementara
|
9.2
|
|
Ruang Penyimpanan Sementara
|
Ruang Loading
|
7.5
|
|
Ruang Loading
|
Ruang Pemeriksaan /Quality
|
9.2
|
|
Ruang Pemeriksaan/Quality
|
Ruang Steam
|
7.5
|
|
Ruang Steam
|
Ruang pemasangan Asesoris
|
27.87
|
|
Ruang Pemasangan Asesoris
|
Ruang Neci
|
16.67
|
|
Ruang Neci
|
Ruang Sewing
|
16.67
|
|
Ruang Neci
|
Bagian Steam
|
24.1
|
|
Bagian Steam
|
Ruang Sewing
|
24.1
|
|
Ruang Sewing
|
Ruang Bordir
|
23.51
|
|
Ruang Bordir
|
Perapihan Bordir
|
29.06
|
|
Perapihan Bordir
|
QC Final
|
6
|
|
QC Final
|
Pemasangan Label
|
10.4
|
|
QC Final
|
Finishing
|
12.3
|
|
QC Final
|
Bagian Bartek
|
7
|
|
Bagian Bartek
|
Finishing
|
19.3
|
|
Total
|
294,8
|
Tata
letak departemen yang kurang terencana dengan baik akan menimbulkan jarak perpindahan material yang kurang baik,
hal ini akan menimbulkan beberapa masalah diantaranya adalah penurunan produksi dan peningkatan biaya yang
harus dikeluarkan, terutama dalam biaya perpindahan bahan. Dengan melakukan
perancangan ulang tata letak fasilitas diharapkan proses produksi menjadi
lancar (Tompkins,et al, 1996).
Dengan
melihat terhadap kondisi dan fakta yang ada maka penulis ingin melakukan
perbaikan terhadap tata letak yang ada. Perbaikan tata letak dilakukan dengan
menggunakan algoritma CRAFT (Computerized
Relative Allocation of Facilities Technique) diperkenalkan oleh Armour,
Buffa, dan Vollman dengan tujuan meminimasi total momen perpindahan.
Untuk
lebih fokus pada masalah, maka dilakukan pembatasan sebagai berikut:
1. Data
yang digunakan merupakan data produksi yang berlangsung saat penelitian yaitu
pada bulan Januari-Desember 2013.
2. Tidak
melakukan perhitungan biaya perbaikan tata letak.
3. Perhitungan
biaya hanya dilakukan terhadap momen perpindahan material.
4. Tidak
melakukan perubahan terhadap sistem produksi maupun urutan proses produksi.
5. Dalam
perhitungan jarak menggunakan jarak rectilinier.
6. Tidak
ada penambahan atau pengurangan fasilitas atau Ruangan selama penelitian
berlangsung.
7. Tidak
ada penambahan jenis produk baru selama penelitian berlangsung.
8. Proses
Produksi diasumsikan berjalan secara normal.
9. Ruangan
diasumsikan bisa dipindah/dirubah.
KAJIAN
PUSTAKA
Secara
tradisional, pengembangan dan evaluasi tata letak pabrik diselesaikan oleh para
perancang dengan menggunakan teknik-teknik grafik dan manipulasi template.
Sekarang sering diaplikasikan teknik analitis dengan perkembangan teknologi komputer. Penggunaan
komputer dalam menyelesaikan tata letak mempunyai beberapa keuntungan
dibandingkan dengan cara manual. Pertama, dengan komputer perhitungan
dapat dilakukan lebih cepat;
kedua, komputer mampu menyelesaikan
masalah yang kompleks;
ketiga, pada proses desain penggunaan komputer
akan lebih ekonomis (Purnomo, 2004).
Tata letak
berbantuan komputer mempertimbangkan aliran antar departemen. Aliran antar departemen dapat secara
kuantitatif dicatat dalam sebuah From to
Chart atau dicatat dalam sebuah Relationship
Chart. Tata letak berbantuan
komputer yang dikenal antara lain CRAFT
(Computerized Relative Allocation of Facilities Techniques), COFAD
(Computerized Facilities Design), PLANET (Plant Layout Analysis and Evaluation
Techniques), CORELAP (Computerized Relationship Layout Techniques), ALDEP
(Automated Layout Design Program) dan BLOCPLAN. Paket
program tersebut dibedakan menjadi 2 bagian berdasarkan aliran inputnya, yaitu
aliran kuantitatif (CRAFT, COFAD) dan
aliran kualitatif (CORELAP, ALDEP, dan
BLOCPLAN) sedangkan PLANET
menerima aliran input baik kualitatif ataupun kuantitatif (Purnomo, 2004).
Metoda CRAFT bertujuan untuk meminimumkan biaya
perpindahan material, di mana
biaya ini diartikan sebagai aliran produk, jarak dan unit biaya pengangkutan
yang digambar- kan
sebagai fungsi linier dari jarak perpindahan.
(Sharma, 2001). Adapun
pertimbangan penggunaan algoritma CRAFT pada
penelitian ini adalah sebagai berikut (Wignjo Soebroto, 1996): dalam algoritma CRAFT untuk mencari optimalitas
digunakan kriteria minimasi total biaya. Kriteria biaya yang digunakan
diantaranya adalah biaya material handling karena pada algoritma CRAFT memperhatikan faktor aliran bahan.
Algoritma CRAFT digunakanp ada penelitian ini karena pada
penelitian nilai optimasi yang diinginkan adalah minimasi biaya material
handling. Algoritma
CRAFT dapat menyusun sampai dengan 40
fasilitas.
Perubahan antar
departemen diharapkan dapat mengurangi biaya perpindahan material. Selanjutnya CRAFT membuat pertimbangan pertukaran
departemen untuk tata letak yang baru, dan ini dilakukan secara berulang sampai
menghasilkan tata letak yang terbaik dan biaya perpindahan material yang
optimal. Input yang diperlukan untuk
algoritma CRAFT adalah (Tompkin et
al, 1996): tata letak awal, data aliran perpindahan (frekuensi), data biaya per
satuan jarak serta jumlah departemen yang tidak berubah.
METODOLOGI PENELITIAN
Seperti
telah dijelaskan sebelumnya bahwa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah data tata letak pabrik saat ini, frekuensi perpindahan barang, dan data
aliran bahan. Data tata letak pabrik saat ini meliputi luas tiap departemen dan
gang (aisle). Data frekuensi
perpindahan merupakan data yang menunjukkan berapa kali dilakukan perpindahan
tiap jenis produk dan material. Data aliran bahan menunjukkan bagaimana urutan
proses dari pembuatan suatu produk. Ketiga data tersebut merupakan data masukan
pada algoritma CRAFT, melalui
beberapa iterasi hingga didapatkan tata letak usulan yang dapat meminimasi
biaya. Ketiga data tersebut diperoleh
dari pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan untuk selanjutnya dijadikan
sebagai data masukan untuk algoritma.
Gambar
1 merupakan kerangka pikir dari pemecahan masalah pada penelitian ini.
Gambar 1:
Langkah Penelitian
HASIL PENELITIAN
Pada
penelitian ini ruangan dibagi ke dalam 10 bagian, yaitu: ruang bahan baku;
Ruang Cutting; Ruang Sewing; Ruang Obras, Neci, Steam; Ruang penyimpanan sementara;
Ruang Pemeriksaan, Ruang Labeling; Ruang Finishing; dan Ruang Kantor/ Administrasi.
Ruang Finishing
Ruang
finishing merupakan departemen yang melakukan proses produksi terakhir sebelum
produk di kirim, terdiri atas beberapa fasilitas yaitu: meja lipat untuk proses
pelipatan, meja pengemasan. Ada beberapa
produk cacat namun masih dapat dijual kembali akan dilakukan proses finishing,
namun area ini dipisahkan dari area untuk produk yang tidak cacat. Berikutnya
adalah meja administrasi untuk memproses pengiriman produk ke konsumen atau ke
agen, dan distributor.
Routing
Sheet
Perhitungan
routing sheet dilakukan dengan asumsi
Efisiensi untuk mesin dan fasilitas adalah sebesar 85%, hal ini didasarkan
kepada rata-rata jumlah kehadiran karyawan adalah 85%. Scrap untuk masing-masing proses dan hasil perhitungan routing sheet dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan jumlah mesin dan kode mesin dapat
dilihat pada Tabel
3 dan Tabel
4.
Tabel 2. Jumlah Bahan
yang harus disiapkan
No
|
Ruangan
|
Scrap (%)
|
Produk Baik
|
Produk Disiapkan
|
||
Unit
|
Pack
|
Unit
|
Pack
|
|||
1
|
Cutting
|
2
|
4203
|
45
|
4203
|
45
|
2
|
Sewing
|
2
|
4080
|
44
|
4203
|
45
|
3
|
Obras
|
0
|
788
|
8
|
788
|
8
|
4
|
Neci
|
0
|
4111
|
44
|
4111
|
44
|
5
|
Pemeriksaan
1
|
0
|
2250
|
24
|
2250
|
24
|
6
|
Steam
|
0
|
1861
|
20
|
1861
|
20
|
7
|
Bordir
|
1
|
4000
|
43
|
4080
|
44
|
8
|
Asesoris
|
0
|
4000
|
43
|
4000
|
43
|
9
|
Pemeriksaan
2
|
0
|
3000
|
32
|
3000
|
32
|
10
|
Labeling
|
0
|
750
|
8
|
750
|
8
|
11
|
Loading
|
0
|
4000
|
43
|
4000
|
43
|
12
|
Finishing
|
0
|
4000
|
43
|
4000
|
43
|
Tabel
3: Nama Alat dan Fasilitas
No
|
Nama Mesin
|
Jumlah
|
1
|
Ms.
Cutting
|
5
|
2
|
Ms.
Sewing
|
6
|
3
|
Ms. Obras
|
4
|
4
|
Mj. P eriksa
|
8
|
5
|
Mj. Packing
|
8
|
6
|
Mj.
Labeling
|
5
|
7
|
Steam
|
10
|
Tabel
4: Kode Mesin & Ruangan
No
|
Nama Mesin/Ruang
|
Kode
|
1
|
Bahan
Baku
|
A
|
2
|
Ms. Cutting
|
B
|
3
|
Ms.
Sewing
|
C
|
4
|
Ms.
Obras
|
D
|
5
|
R. Periksa
|
E
|
6
|
R.
Penyimpanan
|
F
|
7
|
R. Labeling
|
G
|
8
|
R. Packing
|
H
|
9
|
R. Loading
|
I
|
10
|
Administrasi
|
J
|
Setelah
diberikan allowance yang dibutuhkan
pada tiap mesin, faslitas, atau area maka didapatkan kebutuhan ruangan pada
tata letak saat ini kemudian diperoleh tata letak awal penyesuaian.
From-to Chart
From-to
Chart atau trip frekuensi adalah jumlah gerakan antar
bagian yang didapat dari jumlah produk yang harus diangkut dengan kapasitas
alat angkut yang digunakan. Dari frekuensi perpindahan ini didapat tabel From-to Chart. Tabel ini di dapat dengan
mengalikan frekuensi dengan jarak yang ditempuh bahan. Hasil perhitungan trip
frekuensi
dan tabel From-to chart dapat dilihat
pada Tabel
5 dan Tabel 6.
Tabel
5: Frekuensi Perpindahan & Jarak
Tempuh
Dari
|
Ke
|
Frekuensi
|
Jarak (m)
|
Bahan
Baku
|
Ms. Cutting
|
19
|
3
|
Ms. Cutting
|
Ms.
Sewing
|
19
|
4
|
Ms.
Sewing
|
Ms.
Obras
|
19
|
7
|
Ms.
Obras
|
R. Periksa
|
19
|
18
|
R. Periksa
|
R. Penyimpanan
|
37
|
6
|
R. Penyimpanan
|
R. Labeling
|
68
|
12
|
R. Labeling
|
R. Packing
|
34
|
9
|
R. Packing
|
R. Loading
|
17
|
7
|
R. Loading
|
R.
Administrasi
|
17
|
8,5
|
Tabel 6: From To
Chart
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
H
|
I
|
J
|
Total
|
|
Dari
|
|||||||||||
A
|
57
|
57.00
|
|||||||||
B
|
76
|
76.00
|
|||||||||
C
|
133
|
133.00
|
|||||||||
D
|
342
|
342.00
|
|||||||||
E
|
222
|
222.00
|
|||||||||
F
|
816
|
816.00
|
|||||||||
G
|
306
|
306.00
|
|||||||||
H
|
119
|
119.00
|
|||||||||
I
|
144,5
|
144,50
|
|||||||||
J
|
-
|
||||||||||
Total
|
2215,50
|
Perancangan dengan
Algoritma CRAFT
Perancangan
tata letak dilakukan dengan algoritma Craft
software WinQSB berdasarkan
data masukan from-to chart, dengan menggunakan Initial layout awal yaitu tata letak awal departemen finishing Gambar 2. Dengan melakukan beberapa pertukaran
dan perpindahan serta hasil diskusi dengan pemilik/perusahaan diperoleh total
momen perpindahan dari tiap perbaikan pada masing-masing initial layout seperti pada Gambar 3 (layout usulan). Selanjutnya dilakukan pemilihan berdasarkan
total momen perpindahan terkecil, lalu dilakukan penyesuian berdasarkan skala
dan kondisi di departemen finishing. Tabel 7 memperlihatkan hubungan kedekatan antar bagian di dalam ruangan dan Tabel 8 memperlihatkan
jarak perpindahan dengan layout usulan.
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
1
|
|||||||||||||||||||||||||
2
|
A
|
A
|
|||||||||||||||||||||||
3
|
|||||||||||||||||||||||||
4
|
|||||||||||||||||||||||||
5
|
|||||||||||||||||||||||||
6
|
B
|
C
|
B
|
C
|
|||||||||||||||||||||
7
|
|||||||||||||||||||||||||
8
|
|||||||||||||||||||||||||
9
|
|||||||||||||||||||||||||
10
|
|||||||||||||||||||||||||
11
|
|||||||||||||||||||||||||
12
|
|||||||||||||||||||||||||
13
|
|||||||||||||||||||||||||
14
|
D
|
D
|
|||||||||||||||||||||||
15
|
F
|
||||||||||||||||||||||||
16
|
F
|
||||||||||||||||||||||||
17
|
|||||||||||||||||||||||||
18
|
|||||||||||||||||||||||||
19
|
|||||||||||||||||||||||||
20
|
|||||||||||||||||||||||||
21
|
E
|
E
|
|||||||||||||||||||||||
22
|
|||||||||||||||||||||||||
23
|
|||||||||||||||||||||||||
24
|
|||||||||||||||||||||||||
25
|
|||||||||||||||||||||||||
26
|
H
|
||||||||||||||||||||||||
27
|
H
|
||||||||||||||||||||||||
28
|
|||||||||||||||||||||||||
29
|
|||||||||||||||||||||||||
30
|
|||||||||||||||||||||||||
31
|
|||||||||||||||||||||||||
32
|
G
|
I
|
G
|
I
|
|||||||||||||||||||||
33
|
|||||||||||||||||||||||||
34
|
|||||||||||||||||||||||||
35
|
|||||||||||||||||||||||||
36
|
J
|
J
|
|||||||||||||||||||||||
37
|
|||||||||||||||||||||||||
38
|
H
|
Gambar 2: Initial Layout Awal Gambar 3: Layout Usulan
Tabel 7: Work
Sheet (disusun dari Activity Relationship
Chart)
Ruangan
|
Derajat
Kedekatan
|
|||||
A
|
E
|
I
|
O
|
U
|
X
|
|
1.
Bahan Baku
|
2,3
|
9
|
-
|
-
|
4,5,6,7,8
|
|
2.
Ms. Cutting
|
1,4
|
-
|
8
|
-
|
1,2.5.6.7.9
|
|
3.
Ms. Sewing
|
1,4
|
-
|
8
|
-
|
2,3,5,6,7,9
|
|
4.
Ms. Obras
|
2,3,5
|
-
|
-
|
-
|
1,4,6,7,8,9
|
|
5.
R. Periksa
|
4,5
|
-
|
8
|
-
|
1,2,3,4,6,9
|
|
6.
R. Penyimpanan
|
5,7
|
-
|
8
|
-
|
1,2,3,4,5,7,8
|
|
7.
R. Labeling
|
6
|
9
|
-
|
-
|
1,4,7,9
|
|
8.
R. Packing
|
-
|
-
|
2,3,5,6
|
-
|
2,3,4,5,6,8
|
|
9.
R. Loading
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,2,3,4,5,6,8
|
|
10.
R. Administrasi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,2,3,4,5,6,7,8
|
Tabel 8: Jarak
perpindahan dengan menggunakan layout Usulan
Dari
|
Ke
|
Frekuensi
|
Jarak
Awal
(m)
|
Jarak
Usulan (m)
|
Selisih
(m)
|
Bahan
Baku
|
Ms. Cutting
|
19
|
3
|
3
|
0
|
Ms. Cutting
|
Ms.
Sewing
|
19
|
4
|
4
|
0
|
Ms.
Sewing
|
Ms.
Obras
|
19
|
7
|
7
|
0
|
Ms. Obras
|
R. Periksa
|
19
|
18
|
2
|
16
|
R. Periksa
|
R.
Penyimpanan
|
37
|
6
|
8
|
2
|
R. Penyimpanan
|
R. Labeling
|
68
|
12
|
5
|
7
|
R. Labeling
|
R. Packing
|
34
|
9
|
9
|
0
|
R. Packing
|
R. Loading
|
17
|
7
|
8
|
1
|
R. Loading
|
R.
Administrasi
|
17
|
8,5
|
10
|
1,5
|
ANALISIS PEMBAHASAN
Analisis Routing
Sheet
Hasil perhitungan Routing sheet menyatakan bahwa perusahaan dengan fasilitas yang ada
tidak membutuhkan fasilitas tambahan, artinya fasilitas yang ada sudah memenuhi
untuk membuat pakaian rata-rata per hari 20 kodi atau rata-rata 45 pack. Hanya
untuk mesin neci dan mesin sewing yang rusak perlu diperbaharui supaya kegiatan
produksi tidak terhambat, begitu juga untuk desain meja periksa dan meja
penglipatan terlalu rendah, sehingga pekerja akan cepat merasa lelah.
Kebutuhan Luas Lantai
Setelah dihitung
luas lantai yang dibutuhkan untuk menyimpan peralatan yang dimiliki adalah 298
m2, sudah termasuk allowance untuk operator, mesin dan bahan;
sedangkan luas area yang dimiliki sekarang seluas 456 m2, jadi perusahaan masih leluasa untuk melakukan
exspansi di masa yang akan datang.
(lihat Gambar 2).
Analisis Tata Letak Usulan Hasil Software WinQSB
Algoritma CRAFT software WinQSB menghasilkan beberapa
tata letak usulan dengan mempertukarkan beberapa departemen. Alternatif tata
letak yang dihasilkan, diperoleh dari total momen perpindahan yang minimal
dengan melakukan beberapa iterasi.
Alternatif Tata Letak terbaik dilihat berdasarkan
total momen perpindahan yang terendah yaitu pada perbaikan dengan
menpertukarkan 2 departemen initial layout awal. Momen perpindahan ini
berbanding lurus dengan biaya material handling yang dikeluarkan perusahaan
karena menunjukkan aliran material beserta jarak yang ditempuh dalam
perpindahan material antar departemen atau fasilitas.
Biaya material handling dapat diminimumkan
dengan menyusun lebih dekat departemen-departemen atau fasilitas-fasilitas yang
berhubungan, agar perpindahan material pada jarak yang pendek. Selanjutnya
dilakukan penyesuaian tata letak agar tata letak yang terpilih dapat menjadi
tata letak yang layak untuk diterapkan.
Kelayakan ini dapat dilihat dari bentuk area dan kesesuaiannya dengan dimensi
serta fasilitas yang terdapat di dalamnya. dan dihitung kembali momen
perpindahannya.
Setelah
dilakukan perbaikan dengan menggunakan algoritma CRAFT dan disesuaikan, momen
perpindahannya menjadi
1.552 atau mengurangi momen perpindahan
sebesar 25,43% terhadap momen perpindahan pada tata letak departemen finishing
awal. Penyesuaian dilakukan dengan memindahkan Ruang Penyimpanan dan Ruang Packing mendekati Ruang Administrasi. Dengan pemindahan ini
maka mendekatkan fasilitas-fasilitas yang berinteraksi dengan Ruang Penyimpanan.
KESIMPULAN
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa Total momen perpindahan tata letak departemen finishing
usulan adalah 2.215,5. Setelah dilakukan perbaikan dengan menggunakan algoritma
CRAFT dan disesuaikan, momen perpindahannya
menjadi
1.552 atau mengurangi momen perpindahan sebesar 25,43 % terhadap momen perpindahan pada tata letak
departemen finishing
awal.
Penyesuaian
dilakukan dengan
memindahkan rak penyimpanan di antara meja labeling 2 dengan
pelipatan. Dengan
pemindahan ini maka mendekatkan fasilitas-fasilitas
yang berinteraksi dengan rak
penyimpanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Apple,
J. (1990), Tata Letak Pabrik dan Pemindahan
Bahan. (Edisi Ketiga ed.). Bandung: ITB.
Dwiyanto,
A. (2008). Perancangan Tata Letak Gudang Barang Jadi di PT.
Toa Galva Industries. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Purnomo,
H. (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sharma, SC,
(2001), Plant Layout and
Materials Handling,
Khanna Publishers, First Edition, Delhi.
Tompkins,
J. A., White, J. A., & Tanchoco, J. M. (1996). Facilities Planning (Fourth ed.).
USA: John Wiley & Sons, Inc.
Wignjosoebroto,
S. (1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Surabaya: Guna Widya.